"Van, jangan bilang kamu nggak bisa nyetir?" tanya Fauzan dengan berbisik. Kevan tersenyum tipis. Dia menatap Jasmine. "Pergi aja sama teman kamu, Van!" seru Jasmine lembut. Dia tersenyum. "Ya kan, Pa?"Theo mengangguk. "Iya, Van. Hargai pemberian Kakek dan Nenek. Kamu pantas dapetin hadiah itu."Setelah mendapatkan restu dari kedua orang tua, Kevan lantas mengangguk. Dia mengambil kunci mobil Bugatti dari tangan Dabin. "Paman, anterin orang tuaku sampai ke rumah dengan selamat!" Dabin membungkuk dan berkata, "Tentu, Tuan Muda. Jangan khawatir!""Satu lagi, Paman," kata Kevan tegas, dia menatap ke sekelilingnya. "Pastikan nggak ada gosip atau video apapun tentangku di kampus ini!" Kevan tidak peduli dengan statusnya. Dia hanya tidak ingin keluarga Darwin tahu kejadian hari ini di kampus.Kevan melangkah menjauh dari kerumunan. Orang-orang menyingkir dari jalan membiarkan Kevan melewati mereka. Namun tiba-tiba, Kevan berhenti. Dia menoleh ke belakang, menatap Fauzan."Fauzan, ayo
Read more