Share

102. Kamu Mau Lagi, Nggak?

"Paradise Land dan Green Lake."

Kevan telah selesai melihat-lihat dua rumah yang disodorkan Ziyad. Dia menatap asistennya.

"Oke, aku pilih Green Lake," ujar Kevan. Dia telah membuat keputusan.

"Oh, Green Lake? Saya pikir, Anda suka Paradise Land, Tuan?"

Kevan mengambil ponsel canggihnya dari dalam saku celana. Lalu, memotret pemandangan malam dari lantai 11 kamar presidential suite.

"Paradise Land akses ke jalan raya cukup jauh. Jalanannya berliku." Kevan membeberkan alasan. "Aku takut kalau sewaktu-waktu Cia kambuh dan dia kenapa-kenapa! Aku nggak mau ambil resiko."

Ziyad tertegun. Dia menelan ludah sambil menatap punggung tuannya.

"Maafin saya, Tuan! Saya nggak kepikiran sama sekali ke arah sana."

Meskipun Kevan tidak melihat, Ziyad tetap menundukkan kepala.

"Apa Anda bener-bener beli rumah itu untuk Nona Ciara?" tanya Ziyad kemudian.

Kevan membalikkan badan. Dia memeriksa hasil jepretannya.

"Udah jangan banyak tanya! Lakuin aja, Ziyad!"

"Ya, Tuan."

"Mobil gimana?"

Kevan teringat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status