“Oh, jadi kamu mau turun? Aku turunin di depan ya?” Sebastian malah sengaja membuat Hanin bertambah kesal.“Oke, siapa takut. Turunin saja di depan!” Hanin menantang. Padahal ini tengah malam, dia wanita penakut dan merasa ngeri kalau diturunkan di jalan yang sepi dan gelap itu.“Ya ampun, jangan bertengkar terus dong!” sahut Ayesha yang duduk di bangku belakang. Sejak tadi hanya mendengarkan kedua orang di depan itu berdebat.Dia melirik Hanin dan Sebastian bergantian. Ada yang terasa aneh. Sepertinya keduanya saling membawa perasaan.“Sory, Sha! Ini temanmu bawel sekali sih,” gerutu Sebastian.Hanin hanya mencebik dan tak lagi berkomentar karena rumahnya sudah di depan mata. Saat keduanya sudah keluar, tiba-tiba Hanin balik.“Eh, sebentar! Kalau menolong jangan setegah-setengah, dong!” tukasnya mengetuk kaca jendela mobil Sebastian.Sebastian membuka kaca mobilnya dan tidak mengerti apa yang dimaksud Hanin. Apa ada hal lain yang harus dilakukannya?“Sudah, ah, Nin. Jangan ngrepoti
Baca selengkapnya