“Apa yang kau lakukan padanya, Max?” tanya Chelsea — dokter pribadi Valerie.Pria yang kini hanya mengenakan kaos berwarna abu-abu di lengkapi dengan celana pendek sebatas lutut itu menatap Chelsea dengan kesal. “Jangan banyak bicara aku memanggilmu kemari untuk memeriksa dirinya, bukan untuk mengintrogasiku!”Chelsea memutar bola matanya jengah, mengambil stetoskop untuk memeriksa Valerie. Perempuan itu tergolek lemah, wajahnya terlihat pucat, dengan bulir keringat mengalir dari keningnya, padahal ia tahu kamar itu dilengkapi fasilitas AC. “Apa yang kau rasakan, Nona?” tanyanya.“Aku baik-baik saja.” Valerie menggigit bibir bawahnya menatap Max sesaat. “Bohong. Tadi, dia mengeluh sakit perut,” tandas Max kemudian. Matanya menatap Valerie dengan sorot dingin, kesal karena istrinya tidak mau jujur. Padahal yang Valerie katakan itu suatu kejujuran, memang tadi ia sempat merasa perutnya tiba-tiba terasa kencang, hingga merasakan sakit. Tapi, sekarang ia merasa baik-baik saja, hanya saja
Read more