Hingga kemudian Bayu berlalu begitu saja dari hadapannya pun, Raina masih terus terbengong sembari menatap punggung Bayu yang menjauh.Lebih daripada itu, Raina membatin, “Tadi dia tiba-tiba marah, terus tiba-tiba minta maaf, habis itu langsung pergi gitu aja—”Tentang Bayu yang mengecup keningnya terus terngiang-ngiang di ingatan.Bingung, dan penasaran, itu yang dirasakan Raina.Tapi bisa bebas dari Bayu sangat baik, dia merasa lega.Bayu tidak mengatakan apapun, usai meminta maaf, dan mengecup keningnya, pria itu berlalu begitu saja.Itu artinya malam ini tidak perlu tidur sekamar, kan?Raina tersenyum girang. Kemudian buru-buru menuju kamarnya. Khawatir bisa saja Bayu berubah pikiran.Namun kelegaan itu hanya berlangsung sebentar, dan apa yang ditakutkan benar-benar terjadi.“Hei, jangan pura-pura amnesia. Kamarmu di sini, bukan di sana!” tegur Bayu baru beberapa langkah ia menapak.“Jangan berani-berani melawanku ya, tau sendiri apa yang akan aku lakukan dengan seko—”“Iya, iya!
Baca selengkapnya