Hingga jam mengajar berakhir, Bayu benar-benar tidak muncul di sekolah.Meskipun tak ingin memikirkan tentang pria itu, otak Raina seakan bekerja tanpa dapat dicegah.Sejujurnya, dia jadi ikut mengkhawatirkan keadaan Bayu.“Apa mungkin dia memang sakit?”Raina tiba-tiba teringat dengan ucapan para murid sesaat lalu.“Biasanya dia selalu bangun pagi sih—”Dia juga mengenang, ketika dia berangkat ke sekolah tadi, Bayu masih tidur. Bayu belum pernah bangun lewat dari jam 7 selama mereka tinggal bersama.Yang pada akhirnya meningkatkan perasaan khawatirnya.Kemudian, dia pun buru-buru berkemas, dan keluar kelas.Dia hendak pulang, ingin memeriksa keadaan pria itu.Saking terburu-buru, Raina berjalan dengan gesit hingga berlari, yang membuatnya menabrak seorang rekannya di luar sana.Brak!Semua bawaannya terjatuh, berserakan di mana-mana.“Ma-maaf, Bu Raina. Saya tidak sengaja,” ucap Bu guru Helen.“Tidak masalah, Bu Helen. Justru saya yang bersalah, jalan nggak lihat-lihat. Maaf ya, Bu!”
Read more