Semua Bab Sultan Dianggap Upik Abu: Bab 21 - Bab 30

102 Bab

Bab. 21 Janji Yusuf

"Uang?" tanya Melinda menegaskan."Iya uang yang kamu mau pinjam kan waktu itu loh Mel. Udah deh jangan pura-pura lupa kamu, bude udah nungguin dari kemarin," sahut bude Ami.Mama Imel langsung meminta ponsel Melinda. Dia langsung berkata, "Maksud nya apa ya mbak? Mbak Ami mau pinjam uang sama Melinda?""Loh kok kamu Mel? Kenapa ponsel nya Melinda ada sama kamu?" cecar bude Ami bingung."Kenapa memang nya kalau ponsel Melinda ada sama aku? Yang aku tanya apakah benar mbak Ami pengen minjam uang sama Melinda? Buat apa mbak?" cecar mama Imel bertubi-tubi."Kamu salah dengar kali, aku gak minjam uang sama Melinda kok," kilah bude Ami."Gak jadi minjam uang berarti ya bude?" tanya Melinda iseng tapi penuh penegasan."Tidak, Mel. Lagian siapa bilang bude mau minjam uang sih. Seperti nya kamu dan mama mu salah dengar deh," kata bude Ami di seberang telpon sana. Membuat Melinda mengulum senyum nya."Ohh berarti kami yang salah dengar ya, mbak?" tanya mama Imel lagi memastikan, dia memberikan
Baca selengkapnya

Bab. 22 Melinda Kusuma Hadiningrat

"Iya lah aku serius. Masa bercanda, ayo buruan yank," kata Yusuf lagi."Serius ini mas? Mau ngapain ketemu mantan mu?" ketus Melinda."Tuh kan cemburu lagi. Ya mau bilang sama dia kalau aku sudah bahagia memiliki mu. Jadi gak ada kesempatan untuk dia lagi," "Ih kamu terlalu percaya diri banget sih mas. Iya kalau Alika masih berharap dan mencintai mu. Kalau gak gimana?""Kalau gak ya syukur dong yank. Berarti tidak ada yang akan mengacaukan rumah tangga kita berdua selamanya menua bersama hingga maut memisahkan," kata Yusuf seraya menggandeng tangan Melinda."Nih pengantin baru nya akhirnya keluar juga," goda Mama Imel yang ternyata sudah ada di ruang tamu."Masa masih di bilang pengantin baru sih ma? Kita udah mau punya anak loh," kata Yusuf penuh penegasan."Tapi kan memang masih baru, belum ada setangah tahun," kata mama Imel sambik tertawa. Diikuti dengan Alika juga tertawa bersama."Oh iya Alika bagaimana dengan kabar kedua orangtua mu?" "Baik tante, mereka juga titip salam buat
Baca selengkapnya

Bab. 23 Perubahan Santi

"Oh iya karna udah terlalu lama aku disini, jadi mau izin pulang om, tante. Kapan-kapan aku main lagi kesini," ucap Alika tiba-tiba saja dia ingin pulang. Terlihat sekali dari raut wajahnya sedang menahan kesal."Oh begitu ya. Hati-hati di jalan ya. Salam buat kedua orangtua kamu,""Iya tante. Kalau begitu aku permisi. Mari mbak Santi, mas Riko,""Iya hati-hati Al," jawab Santi tanpa menoleh ke arah Alika. Sepertinya Santi sudah tertarik untuk dekat dengan Alika lagi.Meskipun Santi dan bude Ami sudah bersikap baik kepada Melinda. Tapi tetap saja Melinda akan selalu berhati-hati. Karna dia sudah mengetahui watak mereka, dekat hanya ada mau nya saja dan berguna untuk mereka.***Santi terus saja mebahas soal bapak nya Melinda. Ternyata ia baik kepada Melinda karna ingin karier suaminya baik di kantor. Dengan bantuan pak Kusuma sangat mudah semua itu."Bukan nya aku tidak ingin membantu mas Riko, mbak. Hanya saja itu bukan urusan bapak deh, mbak. Bapak itu hanya investor di kantor nya
Baca selengkapnya

Bab. 24 Dimana Kamu Mas?

Saat mereka sedang membahas rumah Melinda, tiba-tiba ponsel Riko berdering."Kapan-kapan kita ke rumah Melinda, ya. Bude penasaran banget dengan rumah mu, Mel. Dulu saat resepsikan diadakan dirumah nenek mu kan?" kata bude Ami antusias."Iya bude," jawab Melinda."Maaf bos kantor nelpon," ucap Riko pamit meninggalkan meja makan."Bos kantor? Ngapain telpon malam-malam begini?" tanya mama Imel menyerngit heran."Mas Riko kan orang penting. Jadi kapan dan dimana pun bos nya membutuhkan, bos nya selalu menghubungi mas Riko," jawab Santi."Tapi masa malam-malam begini? Memang nya bos nya Riko gak istirahat juga?""Nama nya juga bos besar, ma. Nama nya bos pasti dimana pun berada selalu memikirkan pekerjaan," sambung Santi lagi.Riko masuk kembali, dia kemudian berpamitan dengan Santi dengan dalil ada urusan pekerjaan yang mendesak."Ya udah hati-hati di jalan. Dan semangat kerja nya," kata Santi."Iya, sayang. Dan buat semua nya silakan lanjutkan makan malam nya, aku pamit dulu," kata Rik
Baca selengkapnya

Bab. 25 Firasat

Melinda terus mencari keberadaan Yusuf. Dia mencari Yusuf di ruang keluarga, ruang tamu, dan kamar mandi tapi tak ada Yusuf disana.Dengan langkah berat Melinda memutuskan untuk pergi ke dapur. Baru saja Melinda memasuki dapur, dan ternyata Yusuf ada disana sedang mengobrol dengan bik Ramlah."Mas!!!" seru Melinda membuat Yusuf tersentak kaget."Loh kamu belum tidur yank?" tanya Yusuf kikuk."Belum. Kamu ngapain disini?""Oh ini, anu yank aku habis ambil minum tiba-tiba haus soalnya," jawab Yusuf sambil menggaruk rambutnya."Loh ini bik Ramlah? Belum tidur bik?""Belum, mbak. Kebetulan saya sedang nungguin mesin cuci, tadi siang lupa nyuci," jawab bik Ramlah.Melinda mangut-mangut, "Baru tahu aku kalau nungguin mesin cuci di dapur,""Em anu mbak tadi saat nungguin mesin cuci mas Yusuf masuk ke dapur, jadi bibik tanyain mau ngapain siapa tahu perlu bantuan kan?" jelas bik Ramlah."Oh gitu ya bik, makasih ya,""Iya sama-sama mbak. Sepertinya mesin cuci nya sudah selesai berputar saya ma
Baca selengkapnya

Bab. 26 Perdebatan Melinda vs Yusuf

Setelah dokter pergi Yusuf masuk kembali ke ruangan. Sepertinya dia sudah selesai bertelponan dengan rekannya."Bagaimana kata dokter?" "Melinda harus di rawat inap disini," sahut mama Imel."Rawat inap disini, yank?" tanya Yusuf memastikan."Iya mas,"Yusuf tertunduk lesu, "Jadi bagaimana ini ma? Besok aku harus kembali ke Kalimantan padahal. Ini juga orang proyek menghubungi terus dan mendesak ku agar besok harus sudah disana,"Melinda menghembuskan nafas kasar, "Yaudah gak papa berangkat aja mas. Disini aku ada papa dan mama yang jagain,""Tapi sayang? Kamu benaran gak papa jika aku tinggal?" ucap Yusuf dengan mata berbinar."Gak papa. Nanti aku telpon ibu dan bapak juga suruh kesini buat nemani aku,""Tapi yank, mereka kan baru saja pulang dari sini juga. Kasian mereka dong harus balik kemari lagi," "Kasian kenapa? Lagian pasti nantinya mereka sendiri yang ngotot mau kesini kok,""Gak diberitahu lah mereka, Mel. Mama merasa gak enak sama mereka karna udah lalai jagain kamu, mere
Baca selengkapnya

Bab. 27 Yusuf Membantu Alika

Yusuf kembali masuk ke ruangan setelah setengah jam pergi tanpa pamit. Di belakang nya berjalan Alika, mantan pacarnya dulu."Maaf gak sempat pamit, buru-buru soalnya tadi. Alika menghubungiku buat minta tolong tadi," ucap Yusuf berusaha menjelaskan."Memang nya kenapa dengan Alika?" tanya mama Imel."Dia di jambret, ma. Kunci mobilnya ada di dalam tas itu. Uang juga berada dalam tas nya, jadi gak bisa pulang," jelas Yusuf lagi."Di jambret?" tanya Melinda dengan penegasan."Iya, yank. Kan kasihan dia?""Tapi kok bisa menghubungi kamu, mas? Memang nya ponsel nya gak di jambret juga?" tanya Melinda sengaja agak keras."Di ambil juga, aku menghubungi mas Yusuf dengan ponsel orang lain. Aku pinjam di jalanan tadi," ucap Alika agak gugup."Di jalan? Memang kamu ngapain di jalanan? Mau beli jajanan di pinggir jalan?" tanya Melinda lagi."Di mall kok. Lagi mau belanja," sahut Alika."Oh di mall juga ada jambret ya? Padahal sangat susah ngejambret di mall, bisa habis tuh jambretnya kena amuk
Baca selengkapnya

Bab. 28 Kebenaran Tentang Mama Imel

"Iya Hallo bu!" ucap Yusuf begitu telpon terhubung, rupanya yang menelpon adalah ibu Marisha, ibu nya Melinda."Iya gak papa kok, bu. Melinda sama bayi nya gak kenapa-napa," kata Yusuf lagi."Jatuh di kamar mandi karna buru-buru tadi bu," sambung Yusuf."Gak usah bu, besok juga sudah boleh pulang. Ibu mau bicara sama Melinda kah?" kata Yusuf lagi."Ibu mau bicara, ini!" bisik Yusuf seraya memberikan ponselnya kepada Melinda.Melinda menerima ponsel itu, "Hallo bu,""Kamu kenapa bisa jatuh? Kok gak hati-hati sih? Mau ngapain juga buru-buru begitu?" cecar bu Marisha diseberang telpon."Iya bu, maaf. Aku kebelet tadi jadi buru-buru,""Lain kali hati-hati, nak. Kamu itu membawa bayi loh bukan dirimu sendiri. Pokoknya ibu gak mau dengar lagi kamu jatuh begini. Ibu dan bapak akan segera kesana, ini lagi siap-siap,"Melinda menyerngit heran, "Ibu dan bapak mau kemari?""Iya lah, kan mau lihat keadaan mu. Meskipun Yusuf sudah melarang tapi ibu dan bapak ingin melihat keadaan mu secara langsun
Baca selengkapnya

Bab. 29 Sultan Mah Bebas

Selagi Melinda masih memegang ponsel, dan Yuuf juga belum kembali. Melinda pun memeriksa ponsel milik Yusuf lagi. Mungkin ada yang disembunyikan Yusuf di belakang Melinda.Hal yang pertama Melinda periksa ada aplikasi hijau, karna Melinda ingin tahu dengan siapa saja suaminya berhubungan. Setelah di cek satu per satu tak ada yang mencurigakan. Hanya ada pesan dari rekan kerja nya Yusuf. Dan pesan terakhir yang dia terima memang dari Alika, rupanya Yusuf memang tidak bohong jika Alika lah yang menghubunginya untuk minta tolong. "Semoga kamu tidak menyembunyikan apapun dari aku, mas. Karna hanya kamu orang yang ku percaya saat ini," lirih Melinda.Yusuf kembali setelah setengah jam keluar. Dia menenteng dua kresek besar berisi camilan di tangan nya."Ini aku beliin camilan, biasanya kamu suka ngemilkan?" ujar Yusuf seraya meletakkan kresek itu di meja."Makasih mas,""Udah telpon mama nya?""Udah mas, tapi kata nya malam baru kesini. Atau gak besok sekalian," jawab Melinda jujur.Yusuf
Baca selengkapnya

Bab. 30 Nasehat Orangtua

Imel dan Eddy kembali ke rumah sakit setelah mendapat telpon dari Yusuf. Mereka tiba lebih dulu sebelum Kusuma dan Marisha. Dibelakang mereka ternyata ada Santi, Riko, dan juga Ami."Ini ponsel mu, Mel. Tapi bukan di atas nakas, tadi mama harus mencari dulu dikamar mu," kata Imel menyodorkan ponsel kepada Melinda."Loh kok gak di atas nakas, ma? Terus ini ketemu ponselnya dimana?""Di dalam nakas. Untung mama juga mencari ke dalam juga,"Melinda tertekun, padahal jelas sekali malam itu dia meletakkan ponselnya di atas nakas bukan di dalam nakas."Mungkin kamu lupa naruh nya, Mel," sahut Ami."Bude juga dari rumah tadi?" tanya Melinda."Iya, niatnya mau ketemu sama kamu. Tapi kata Santi kamu terjatuh di kamar mandi jadi bude langsung ikut saja saat mama dan papa mu mau kesini," jelas Ami.Melinda mangut-mangut saja, mungkin memang bude suaminya itu juga mengkhawatirkan kondisinya."Bude tahu nomor telpon ibu ku dari mana?" tanya Melinda lagi."Ada deh, Mel. Bude benar-benar berusaha bu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status