Semua Bab Beda Usia, Beda Usaha: Bab 101 - Bab 110

165 Bab

049b

Pintu lift kemudian terbuka, dan Erwin mempersilahkan Rika dan Deo untuk masuk terlebih dahulu. Baru setelah itu, aku dan Erwin masuk belakangan.+Ini cewek yang namanya Rika kok kayaknya deket banget ya sama Deo…Di kelas gue juga, mereka berdua selalu duduk sebelahan…+“Kalian berdua mau turun di lantai berapa?” Tanya Erwin kepada Deo dan Rika. Sementara aku tetap berdiri diam dan menatap pintu lift yang tertutup.“Sama kok, Pak.” Jawab Rika. “Udah dipencet duluan sama Pak Erwin.”“Oh, oke kalo gitu.”+Backstreet nggak enak juga ya ternyata…Gue dari dulu paling benci sama acting, eh malah sekarang paling sering gue lakuin…+“Bubu, kita jadinya mau makan apa?” Di tengah keheningan kita berempat, mendadak telingaku yang sisi kanan, bisa mendengar suara manja Rika dengan sangat jelas. Dan tanpa menoleh pun, aku tahu bahwa dia sedang berbicara kepada Deo. Bukan Erwin, apalagi aku.+Bubu?+“Oh, okay, My Bubu…” Rika masih terdengar manja dan mesra.+My Bubu?Deo barusan ngomong ap
Baca selengkapnya

049c

Aku dan Erwin kemudian segera bagi tugas. Seperti biasa, Erwin yang pesan makanan dan minuman, sedangkan aku yang mencari tempat duduk. Dan kali ini, aku mencari area yang paling pojok supaya kita berdua bisa bercengkerama dengan lebih bebas.“Makanannya nggak lo tungguin?” Tanyaku ketika Erwin duduk di depanku.“Gue disuruh duduk dulu sama ibunya. Nanti dianterin katanya.”“Duh, anak emas ibu-ibu soto betawi nih…” Kataku sambil tersenyum.Erwin tertawa. “Keseringan pesen gue…”“Aduh, Win, gue lupa ngomong sama lo tadi! Lo bilang sambelnya dipisah nggak?”“Udaaahh. Sambel dipisah, sama es jeruk nggak pake gula.”Aku tersenyum senang karena Erwin sudah hafal dengan kebiasaanku. “Thank you ya!”Erwin tersenyum sambil mengangguk. “Sampe mana tadi kita ngomong?”“Oke! Gue ceritain dari awal aja ya… Jadi, seminar tuh kan awalnya lancar-lancar aja nih. Tapi, pas bagian si Pak H ini buat ngisi acara, mendadak ada mahasiswi S2 yang teriak-teriak dari kursi peserta…” Aku melirik ke sekitarku s
Baca selengkapnya

050 - Aldeo

+Dinda sama Erwin ini hubungannya sedeket apa ya?Selama ini, Dinda suka kasih tau ke gue soal temen-temen deketnya, tapi kenapa dia nggak pernah ngomongin soal Erwin ke gue?Keliatannya mereka berdua deket banget…Sampe bisa janjian makan soto betawi bareng lagi. Udah berbagi nasi, eh, sekarang malah berbagi emping…Dinda kenapa nggak pernah ngomong ke gue kalo dia suka emping? Kan bisa gue beliin sendiri, daripada dia ambil punya Erwin…Biasa kalo kita makan bareng, Dinda sama sekali nggak pernah ambil makanan dari piring gue. Ini kenapa kalo sama Erwin main ambil gitu aja dia?Udah tau pacar lagi duduk di sini juga…Mereka lagi ngomongin apaan ya itu? Seru amat kayaknya…+“Bubu!” Rika tiba-tiba duduk di sebelahku sambil membawa nampan yang berisi makanan dan minumannya.+Ini lagi satu, gangguin gue mulu kerjaannya!+“Lo nggak ada kegiatan lain selain ngikutin gue?” Tanyaku tanpa menatap Rika.“Nggak ada.” Jawab Rika dengan santainya. “Nggak usah sok-sok’an nggak butuh gue gitu
Baca selengkapnya

050b

“Akhirnya... Kebetulan banget kalian lagi pada ngumpul di sini!”+Aduuuhhh…Mulai lagi deh ini si ratu gosip...+“Kenapa, lo mau bagi-bagi THR?” Tanya Gagas.“Ada info penting yang mau gue share ke kalian…” Kata Desi sambil mengaduk-aduk es bobanya.+Nggak mungkin nih anak nge-share tugas kuliah…+“Gue kemarin sore nemenin kakak gue ke butik kan, dan coba kalian tebak, gue liat apa?”+Pertanyaan bodoh macam apa ini?+“Belalai gajah.” Jawaban dari Gagas langsung membuatku dan Kevin tertawa geli.“Lo tuh nggak nyambung banget sih, Gas!” Desi memukul lengan Gagas sambil tertawa.“Lo juga ngapain nyuruh kita nebak?” Tanya Gagas sambil cengengesan. “Yang ke butik siapa, yang ditanya siapa…”“Nggak seru dong, kalo gue kasih tau langsung ke kalian gitu aja!”“Memang lo liat apaan sih, Des?” Tanya Rika. “Mentok-mentok juga baju keluaran terbaru kan?”“Bukan itu maksud gue…” Kata Desi dengan intonasi yang tidak sabar lagi. “Gue liat Bu Dinda!”+Hah?Perasaan kemarin sore, Dinda sama gue
Baca selengkapnya

050c

“Gue tuh suka sama Bu Dinda sebatas suka dan kagum aja... Enak aja gitu bisa ngobrol sama dia. Tapi, kalo dijadiin pacar sih kayaknya nggak deh…” + Good! Dinda udah punya gue ya. + “Soalnya, gue pas bimbingan, nggak sengaja ngeliat merek sepatunya Bu Dinda.” “Kenapa? Lo minder?” Tanya Rika lagi. “Minder sih kagaakk... Tau diri lah gue. Total uang jajan gue setahun aja, masih belum kebeli tuh sepatu. Jadi ya, kalo Bu Dinda mah mending gue jadiin kenalan baik aja. Kecuali kalo dia mau nungguin gue sampe kerja ya... Bakalan beda cerita itu nanti, dan gue nggak bakalan nolak kalo Bu Dinda juga mau sama gue…” “Gue juga sama kayak Kevin.” Gagas menambahi. “Selama Bu Dinda belom punya pasangan mah, nggak apa-apa kali suka sama dia…” + Yang kayak begini ini yang maksa gue harus cepet wisuda… Pacar gue jadi bahan omongan satu angkatan, terutama yang laki-laki. Eehh, gue masih harus pura-pura biasa aja… Kalo bukan karena permintaan Dinda, udah gue bikin diem ini Gagas sama Kevin… +
Baca selengkapnya

051

“Wow… Enak banget baunya…” Kata Dinda sambil mengamati makan malam kita berdua yang sudah siap di atas meja makan. “Wait until you taste it, sayang…” Kataku sambil tersenyum dan menuang air dingin ke dalam dua gelas. “Ini kamu tadi masak, atau beli di luar?” Tanya Dinda sambil memelukku dari belakang. “Hanna yang masak… Dia tadi minta aku dateng ke rumah dan ambil lauk buat kita. Soalnya Hanna sama Roy besok pagi udah berangkat ke Singapura. Mereka bakalan stay di sana sampe Hanna melahirkan…” “Ohh…” Dinda melepas pelukannya, lalu berdiri di sebelahku. “Berarti jadinya, gender reveal party-nya bakalan diadain di Singapura?” “Iya…” Jawabku sambil menuang emping yang baru saja kubeli ke dalam toples kaca. “Kamu gimana? Kalo pestanya diadain di Singapura, masih bisa ikut nggak kira-kira?” “Tetep bisa kok…” Jawab Dinda sambil duduk. “Kan acaranya Sabtu. Aku udah kosongin jadwal buat Hanna sama Roy, dan baby mereka…” “Kalo kita berangkat Jumat aja gimana? Kecapean nggak kamu?” “Hmm
Baca selengkapnya

051b

“Oke, terus, gimana dong ini? Kita mesti beliin Hanna apaan? Yang nggak ada hubungannya sama berat badan…” "Aku ada ide kita beliin skin care buat ibu hamil. Tapi aku takut Hanna nggak cocok, karena kan ibu hamil itu sensitif dan nggak boleh sembarangan... Hmm, apa ya yang aman buat ibu hamil dan kepake banget?" Dinda kembali termenung dan diam sejenak. “Seinget aku, Hanna itu hobinya masak, jalan-jalan, nonton, baca buku, makan, itu-itu aja kayaknya.” "Kalo kita beli beberapa buku dalam bentuk e-book gimana? Soalnya kalo buku fisik, kasian mereka nanti pas balik ke Indo. Bawaannya pasti banyak." "E-book juga oke. Hanna juga kadang baca buku di tablet kok." "Oke, kalo gitu kita beliin beberapa yang Hanna bener-bener suka." Kata Dinda sambil tersenyum kepadaku. "Aku ada ide buku-buku tentang resep makanan sehat buat ibu hamil dan menyusui. Terus resep buat new born baby. Sama beberapa buku soal parenting gitu. Gimana?" “Itu sih pasti berguna banget, sayang." "Oke. Nanti kita car
Baca selengkapnya

052

Salah satu hal yang paling menyebalkan bagiku saat ini adalah ketika ponsel Dinda berdering di tengah situasi, di mana aku dan kekasihku itu sedang saling menikmati bibir satu sama lain di sofa ruang tengah.“Tunggu bentar. Ini Rangga. Penting.” Kata Dinda dengan cepat kepadaku, sebelum akhirnya dia fokus dengan percakapannya di telepon.Aku mengangguk dan terpaksa mengembangkan senyuman di wajahku. Karena biar bagaimana pun, pekerjaan Dinda juga penting untuknya. Oleh karena itu, aku harus bisa mengalah dan bersabar, ketika Dinda yang awalnya duduk di pangkuanku, sekarang berpindah duduk ke sebelahku.Sembari menunggu Dinda yang sedang mengobrol dengan Rangga di telepon, aku memilih untuk menyantap beberapa potongan buah pepaya, yang sebelumnya sudah disiapkan oleh Dinda.+Pepaya itu ternyata enak juga ya…Dulu padahal gue benci banget sama buah pepaya, apalagi yang ada di es buah. Eh, ternyata sekarang gue bisa berubah jadi suka banget...Kayaknya gue terpengaruh Dinda juga deh ini
Baca selengkapnya

052b

“Iya, oke…” Jawab Dinda sambil mengangguk. “Sayang, aku masih nggak paham." Kataku kemudian. "Jadi kalo buat runway fashion show, bukan kamu yang kepilih gitu? Atau gimana sih cara kerjanya? Aku lumayan bingung…” “Jadi, model itu kan ada beberapa jenis. Karena kebutuhan dari client, sama beauty and fashion industry itu kan beda-beda. Dan dari awal proses casting itu, pasti udah jelas tuh soal kriteria yang dibutuhin apa aja. Kayak misalnya, kalo yang untuk runway fashion show itu, mereka biasanya cari orang yang badannya kayak, eee... kalo cewek… yang dibutuhin itu yang bentuk badannya mirip-mirip kayak Bella Hadid atau Kendall Jenner gitu. Nah, badan aku kan nggak kayak mereka, jadinya aku nggak akan pernah masukin portofolio buat casting runway fashion show. Kecuali kalo casting directors butuh model yang kategori plus size, baru aku bisa apply. Karena kan kalo untuk runway pada umumnya, aku termasuk yang dianggep gendut, jadi nggak bisa sembarangan.” “Hah? Gendut dari mana?” Ta
Baca selengkapnya

052c

"Iya..." Kataku sambil mengangguk setuju. "Kita nggak ada yang pernah tau fase hidup dan latar belakang setiap orang itu kayak apa. Jadi memang mesti ati-ati kalo mau bicara. Bahkan sekalipun kita bisa tau tentang kehidupan seseorang, tetep aja kita nggak punya hak untuk sembarangan kasih komentar.""Kindness matters..." Kata Dinda yang lalu tersenyum manis kepadaku.Senyumku mengembang dengan sangat lebar, lalu kedua tanganku bergerak untuk memeluk Dinda dengan erat. “Aku bersyukur banget karena pacar aku itu kamu…” Kataku lalu menghujani kepala Dinda dengan ciuman.“Oh ya? Beneran nih bersyukur? Padahal aku nggak pernah panggil kamu Bubu loh…” Kata Dinda dengan intonasi suara yang santai namun menyindir.+Lah, buset dah, kenapa mendadak malah jadi ngebahas kejadian yang di lift tadi?Bener kan dugaan gue, Dinda pasti sebel banget tadi gara-gara Rika...+“Sayang, aku itu udah negur Rika berulang kali. Tapi dia yang nggak pernah mau dengerin aku. Jadi ya udah, aku biarin aja. Biar d
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
17
DMCA.com Protection Status