Semua Bab Beda Usia, Beda Usaha: Bab 121 - Bab 130

165 Bab

057b

“Liburan pertama di seumur hidupku…” “Kamu belum pernah pergi liburan sebelumnya?” Tanya Deo dengan intonasi suara yang heran. Aku menggelengkan kepalaku secara pelan sambil tersenyum santai. “Selama ini kalo aku pergi ke luar kota atau ke luar negeri, pasti ada tujuannya. Entah buat sekolah, kerja, atau acara nikahan temen-temen aku.” Seketika Deo melepaskan pelukannya, lalu kembali berdiri di sampingku lagi, sambil menatap kedua mataku. “Jadi selama ini kalo ada hari libur, kamu ngapain aja?” “Kalo sekarang ini ya mostly aku kerja.” Jawabku sambil mengambil jepit rambutku yang ada di dalam tas. “Atau palingan aku stay at home buat istirahat, sambil sesekali work at home juga.” “Kamu memang nggak pernah pergi nge-date sama mantan pacar kamu yang dulu?” Tanya Deo yang kemudian duduk di sofa. Aku menghampiri Deo sambil menjepit rambutku. “Ya, pernah dong. Tapi kalo liburan bareng atau nge-date yang jalan-jalan, kita nggak pernah ngelakuinnya. Karena kan Gani juga seringnya dapet
Baca selengkapnya

057c

“Dari aku kecil, Ayah suka bikin banyak peraturan yang harus aku taati. Salah satunya adalah, aku nggak boleh pergi ke mana pun tanpa izin dari Ayah. Dan peraturan itu berlaku sampe aku lulus SMA.” Kataku yang kemudian meneguk air mineralku terlebih dahulu. “Kamu dulu pernah hang out ke mall nggak? Atau pergi ke mana aja buat nongkrong sama temen sekolah mungkin?” “Dulu kalo aku mau pergi ke mall, pasti karena mau beli sesuatu. Dan itu pun harus ada yang nemenin. Harus minimal ada Mbok atau Pak Amir, supir aku yang dulu. Dan tentu aja, Ayah harus tau aku pergi ke mana dan mau beli apa. Jadi kalo cuma buat nongkrong, kayaknya juga nggak mungkin dapet izin dari Ayah.” “I think karena aku tuh dari kecil udah terbiasa di rumah sendirian. Makanya pas remaja, aku jadi nggak terlalu antusias buat pergi ke luar rumah tanpa ada tujuan yang jelas. Selain itu juga, temen deket aku pas zaman sekolah itu cuma ada dua orang doang. Yang pertama ada Rangga, yang kamu juga udah kenal dan sering ket
Baca selengkapnya

057d

“Di tempat yang sekarang.” “Jadi kamu langsung jadi dosen S2?” “Nggak langsung sih... Awal aku terjun di kampus itu di bagian HRMD dulu selama satu tahun. Jadi aku ngerombak total semua sistem, dan nambahin beberapa yang baru juga, buat semua karyawan dan dosen. Setelah itu, aku sempet pindah ke bagian PR, tapi cuma enam bulan doang. Baru setelah itu aku full ngajar di S2. Tapi sampe sekarang, kadang-kadang aku masih suka dapet tugas jadi PR juga sih.” “Kamu bahagia nggak, sayang? Sama kerjaan kamu…” Pertanyaan dari Deo barusan membuatku tercekat. Dan aku sama sekali tidak menyangka bahwa Deo akan menanyakan hal tersebut. “Kenapa kamu nanyanya kayak gitu? Memang aku keliatan nggak bahagia ya?” Tanyaku sambil tersenyum dan menatap Deo yang ekspresi wajahnya masih terlihat serius. “Sekalipun kamu keliatan bahagia, memangnya kamu beneran bahagia?” Tanya Deo balik, sambil menatap kedua mataku. + Buseettt… Ini gue mesti ati-ati jawabnya… Status Deo itu masih mahasiswa gue soalnya.
Baca selengkapnya

058

Hari kedua aku dan Deo berada di Singapura adalah hari di mana Hanna dan Roy mengundang kita untuk hadir di acara gender reveal party bayi mereka. Selesai sarapan di hotel, aku dan Deo kemudian langsung bersiap dan mengenakan pakaian yang sudah kita siapkan sebelumnya, dari sejak kita berdua masih berada di Jakarta. - “Kamu nggak ada warna yang lebih cerahan dikit apa?” Tanyaku yang pada saat itu sangat tidak setuju dengan pilihan baju Deo, karena dia memilih celana kain yang berwarna hitam, blazer hitam, dan kaos yang berwarna dark navy. “Nggak ada, sayang… Bajuku yang biru, warnanya kayak gini semua rata-rata.” “Aku pikir kamu punya warna biru yang agak terangan dikit. Kalo tau gini kan, dari kemaren kita beli dulu…” “Memangnya kalo yang ini kenapa? Kan sama-sama biru…” “Ya kan kalo gender reveal party itu biasanya identik sama pastel colors atau warna-warna yang cerah… Apa kita nanti beli aja pas di Singapore?” “Oh, no, thank you. Aku nggak pede, sayang. Aku juga nggak cocok
Baca selengkapnya

058b

“Kan masih ada aku...” Deo kemudian menggenggam tangan kananku. “Ohh, oke...” Kataku yang sebenarnya masih merasa sangat tidak oke. “Kamu nanti selama acara, jangan tinggalin aku ya? Aku beneran suka nervous kalo belum kenal soalnya. Apalagi ini keluarga kamu…” “Iya, sayang. Kamu tenang aja, nanti aku bakalan selalu di samping kamu…” Kata Deo sambil merangkulku. “Oke…” Kataku yang kemudian tersenyum kecil. “Keluarganya Hanna itu orangnya rame semua... Sebelas, dua belas, sama Hanna. Sepupu-sepupu aku yang lainnya juga orangnya pada chill rata-rata. Dan yang cowok-cowok juga nggak akan berani ganggu kamu, kalo tau kamu itu pacar aku. Trus, kalo nanti ternyata Papa sama istrinya dateng, dan kamu masih ngerasa nggak nyaman, kamu nggak harus ngobrol sama mereka. Jadi, santai aja…” “Ya jangan gitu dong. Masa Papa kamu dateng, aku diem aja dan nggak nyapa…” “Ya, daripada kamu nggak nyaman kan?” “Ya, kalo ternyata mereka dateng, aku akan tetep nyapa pokoknya.” “Ya, udah. Oke. Nanti a
Baca selengkapnya

058c

Hanna langsung menggiringku dan Deo untuk menemui keluarga intinya yang sedang duduk sambil menikmati dessert dan bercengkerama satu sama lain. Lalu setelah itu, Hanna juga mengenalkanku ke keluarga inti Roy, dan ke beberapa keluarga besar Deo yang dari sisi Papanya. Sementara Deo selalu berada di sampingku, sambil sesekali bercengkerama dengan beberapa anggota keluarganya. Perasaan dan pikiranku memang tidak sekacau sebelumnya, tapi jauh di dalam diriku, aku tau, aku lumayan merasa tidak nyaman dengan situasi yang seperti ini. Sebenarnya mereka semua bersikap sangat ramah dan baik kepadaku, hanya saja, memang aku yang sangat tidak mudah untuk bisa langsung akrab dengan orang-orang yang baru saja aku temui. Akan tetapi, aku tetap berusaha untuk menutupi diriku yang sebenarnya dengan senyuman. Aku juga tetap bersikap ramah dan sopan, karena aku tidak ingin membuat Deo merasa malu di depan keluarga besarnya. Untung saja, keluarga inti Deo tidak ada satu pun yang bisa hadir di acara ka
Baca selengkapnya

059 - Aldeo

Dinda masih belum mengetahui bahwa rencana kencan kita selanjutnya, secara sengaja dan mendadak sudah aku ganti. Setelah percakapan kita kemarin pada saat makan malam, pikiranku langsung dibayangi dengan rencana untuk mengajak Dinda pergi ke kebun binatang dan makan burger. Oleh karena itu tanpa sepengetahuan Dinda, kemarin aku langsung melakukan reservasi secara online, supaya hari ini kita tidak perlu mengantri terlalu lama untuk membeli tiket masuk ke kebun binatang yang ada di daerah Mandai Lake Road. “What are you doing?” Tanya Dinda ketika aku menunjukkan dua lembar tickets yang tadi pagi langsung aku berikan kepada staff hotel untuk dicetak. “Kamu kapan ini belinya?” Kedua matanya mendadak berair dan ekspresinya juga masih terlihat seperti tidak menyangka dengan rencanaku saat ini. “I hope you like it.” Kataku yang kemudian tersenyum kepada Dinda. “What?” Suara Dinda mendadak berubah menjadi sedikit lebih parau. “Deo…” Dan air matanya sudah tidak dapat ia bendung lagi. Denga
Baca selengkapnya

060

Berulang kali senyum Dinda mengembang, kedua mata indahnya berkaca-kaca, dan sesekali dia memelukku sambil mengucapkan terima kasih. Satu hal penting yang aku pelajari dari perjalanan kita kali ini adalah, kebahagiaan dia adalah kebahagiaanku juga. Mungkin bagi sebagian orang, pernyataanku barusan terdengar sangat klise, atau bahkan mustahil. Mungkin malah aku terdengar seperti seolah sedang menggombal saja atau berbohong. Dan mungkin juga perasaanku dianggap sebagai hal yang tidak akan pernah bisa terjadi karena terlalu baik dan indah. Namun, aku sama sekali tidak peduli jika di luar sana ada yang menganggapku tidak mungkin. Bagiku yang paling penting adalah Dinda, dan bagaimana aku yang berusaha untuk selalu memperjuangkan hubungan kita. “Udah selesai milihnya?” Tanyaku ketika Dinda menghampiriku yang sejak tadi duduk dan menunggunya belanja. “Belum. Ini…” Dinda kemudian menunjukkan pergelangan tangannya yang penuh dengan coretan lipstik berwarna merah. “…aku mau beli warna lain j
Baca selengkapnya

061

Ketika kita bisa mengenali seseorang dengan sangat baik, maka kita bisa memahami setiap kebiasaan dari orang tersebut, apa yang orang itu suka dan tidak suka, juga memahami bagaimana suasana pikiran dan hatinya. Karena hal tersebut lah, aku cukup bisa mengenali Dinda dengan sangat baik. Aku juga bisa langsung menyadari jika ada sesuatu yang sedang mengganggu pikiran dan hati kekasihku itu. Sejak kita berdua tadi duduk dan menunggu boarding time, Dinda hampir tidak mengeluarkan sepatah kata pun, dan memilih untuk membaca buku dari tabletnya. Padahal sudah tidak ada Desi dan Rika di sekitar kita, namun Dinda tetap memilih untuk bersikap seperti orang yang sama sekali tidak mengenaliku. Baru setelah kita berada di dalam taksi untuk menuju ke apartemen, Dinda langsung duduk sambil memeluk lenganku dan menyandarkan kepalanya di bahuku. Perlahan Dinda mulai berbicara lagi, namun sikap dia masih tidak seperti biasanya. “Kita tadi nggak jadi beli lipstik buat kamu kerja. Besok kamu ke kampu
Baca selengkapnya

061b

“Ya sampe kamu lulus lah. Sampe status kamu bukan mahasiswa aku lagi.”+Buset dah!Nggak bisa nge-date di luar dong berarti…+“Sayang, masa kita jadi nggak pernah jalan bareng lagi karena takut ketemu orang-orang kampus sih?”“Ya, abisnya gimana dong? Beresiko banget, Deo.”+Ini mendingan gue tanyain sekarang deh…Kalo gue tunda-tunda lagi, bisa ribut mulu nanti sama Dinda…Gue harus gali terus ke dia soal alesan yang sebenernya itu apaan.Kenapa Dinda bisa takut banget kalo hubungan kita diketahui orang-orang kampus?Padahal kan pihak kampus sendiri juga nggak pernah ada peraturan yang ngelarang mahasiswa buat pacaran sama dosennya…Dan kita juga nggak ngerugiin pihak kampus sama sekali.Kita sama-sama single yang mutusin buat pacaran.Status kita bukan selingkuhan atau simpenan masing-masing, jadi nggak ada yang perlu kita takutin dong harusnya?Lagian, hubungan gue sama Dinda nggak akan ngerugiin pihak kampus atau pihak mana pun juga…+“Sayang, sebenernya apa sih alasan kamu ya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
17
DMCA.com Protection Status