Share

060

Berulang kali senyum Dinda mengembang, kedua mata indahnya berkaca-kaca, dan sesekali dia memelukku sambil mengucapkan terima kasih. Satu hal penting yang aku pelajari dari perjalanan kita kali ini adalah, kebahagiaan dia adalah kebahagiaanku juga. Mungkin bagi sebagian orang, pernyataanku barusan terdengar sangat klise, atau bahkan mustahil. Mungkin malah aku terdengar seperti seolah sedang menggombal saja atau berbohong. Dan mungkin juga perasaanku dianggap sebagai hal yang tidak akan pernah bisa terjadi karena terlalu baik dan indah. Namun, aku sama sekali tidak peduli jika di luar sana ada yang menganggapku tidak mungkin. Bagiku yang paling penting adalah Dinda, dan bagaimana aku yang berusaha untuk selalu memperjuangkan hubungan kita.

“Udah selesai milihnya?” Tanyaku ketika Dinda menghampiriku yang sejak tadi duduk dan menunggunya belanja.

“Belum. Ini…” Dinda kemudian menunjukkan pergelangan tangannya yang penuh dengan coretan lipstik berwarna merah. “…aku mau beli warna lain j
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status