Semua Bab Beda Usia, Beda Usaha: Bab 131 - Bab 140

165 Bab

061c

“Ya, karena kita itu temen baik. Gimana nggak mau deket coba? Erwin itu satu-satunya dosen yang umurnya nggak beda jauh sama aku, jadi topik obrolan kita pasti banyak yang nyambung. Erwin juga bisa aku percaya. Dia itu orangnya kalo kerja bisa totalitas, jujur, dan profesional, makanya aku sering banget nunjuk dia buat ada di tim kerja aku. Jadi, wajar dong kalo aku sama Erwin sering barengan. Dan kalo pun aku berduaan sama cowok siapa pun itu, kan bukan artinya aku otomatis pacaran sama dia?”“Lagian kalo pun aku pacaran sama Erwin, kenapa juga bisa jadi masalah buat orang lain? Toh kerjaan kita sama-sama beres, dan kita berdua tetep bisa profesional. Kenapa jadi orang lain yang ikut campur, dan ngerasa berhak untuk menghakimi kehidupan pribadi kita?” Tanya Dinda dengan ekspresi yang sedikit kesal. “Tapi aku nggak pernah pacaran sama Erwin ya. Tadi itu cuma perumpamaan aja.” Kata Dinda yang kemudian menambahi penjelasannya dengan cepat.“Kadang tuh pikiran orang lain tentang aku, suk
Baca selengkapnya

061d

“Makanya kan dia mempermasalahkan Erwin banget. Kalo dari segi latar belakang keluarga, keluarganya Erwin itu sebenernya nggak buruk kok, menurutku mereka orang-orang yang baik, biarpun bukan berasal dari keluarga yang punya reputasi sosial. Dan kalo dari segi latar belakang ekonomi, Erwin sama aku memang nggak sama, tapi kan yang penting kualitas dari Erwin sendiri, bukan malah seberapa banyak uang yang dia punya sekarang.”“Tapi ya Ayah mana mau peduli soal kualitas karakter. Dia itu lebih suka mandang orang dari reputasi dan pencapaiannya. Dia ngukur kualitas orang dari status sosial, latar belakang pendidikan, dan status ekonominya.”“Memang sih, Ayah itu kepengen yang terbaik buat aku. Dan at some point, aku tuh bisa paham kenapa Ayah kayak gitu. Ayah nggak kepengen nantinya aku dan keturunanku hidup susah. Tapi kan tetep aja nyebelin. Caranya Ayah itu salah banget. Udah gitu Ayah juga bikin malu aku di depan Erwin. Untung Erwin nggak seenaknya menilai aku cuma gara-gara Ayah yan
Baca selengkapnya

061e

“Apalagi kamu yang statusnya masih mahasiswa. Udah pasti Tante nggak akan setuju dan nggak suka sama kamu…”“Deo, kamu itu lagi skripsi. Kuliah kamu juga sebentar lagi selesai. Kalo cuma gara-gara aku, trus Tante aku marah dan kamu dicoret gitu aja, kan jadi sia-sia usaha kamu selama ini buat kuliah. Kan sayang juga kalo kamu sampe nggak bisa wisuda? Aku nggak mau ya kalo kamu sampe gagal gara-gara aku…”“Sayang, asal kamu tau aja ya… Ijazah atau sertifikat itu buat aku nggak penting, dan bukan tolak ukur keberhasilanku. Aku mau wisuda atau nggak wisuda juga nggak masalah. Masa depanku nggak akan terganggu gara-gara kuliahku. Karena kan aku punya riwayat pendidikan, dan kerjaan yang lebih dari cukup buat aku bisa tetep kerja, hasilin uang, dan nabung buat masa depan kita berdua.”“Selain itu juga, kamu tau sendiri kan alesan aku kenapa kuliah psikologi itu apa. Jadi, kalo sampe aku nggak punya ijazah ya udah. Jujur aja, aku bodo amat. Yang penting buat aku, materi yang aku butuhin itu
Baca selengkapnya

061f

“Iya. Sejahat itu mereka.” Jawab Dinda dengan tegas. “Aku itu kalo ambil keputusan nggak bisa cuma setengah-setengah aja. Aku nggak sekedar parno-parno yang nggak jelas atau nggak beralasan ya... Terus menurut kamu, kalo sampe kamu kena masalah gara-gara aku, memangnya kamu pikir, aku bisa bersikap biasa aja dan seolah nggak terjadi apa-apa gitu?” + Seksi bener pacar gue kalo lagi kayak gini… Dia care… Dia mikirin gue dan masa depan gue sampe sedetil ini… + “Oke, sayang…” Kataku sambil bergerak untuk memeluk Dinda. “Sekarang aku bisa ngerti. Dan aku jadi sadar juga… Makasih ya… Kamu selama ini udah mikirin aku dan hubungan kita sampe jangka panjang dan sampe sedetil ini…” + Dan itu artinya, Dinda sayang sama gue… Sekalipun dia belum bilang apa-apa ke gue, tapi gue tau kalo dia sayang sama gue… Dan keyakinan gue ini bukan semata-mata karena gue yang ge’er sendirian… Tindakan Dinda, semua ucapan dia, dan semua yang dia lakuin itu udah secara langsung ungkapin kalo dia sayang
Baca selengkapnya

062 - Adinda

Sudah lewat dua hari di dalam minggu ini, dan sekretaris Bu Jenny masih belum juga memberiku kepastian mengenai keinginanku untuk berdiskusi dengan Bu Jenny. Semua usaha yang aku lakukan masih belum membuahkan hasil karena kesibukan dari Bu Jenny sendiri. “Win, gue kok ngerasanya Bu Jenny itu kayak sengaja ya buat menghindari gue sama lo. Dia mungkin mikirnya karena kita itu cuma perwakilan dari kampus, makanya Bu Jenny jadi kayak males banget gitu buat nemuin kita. Mungkin aja, Bu Jenny itu udah kelewat marah, di tahap yang nggak mau banget berurusan lagi sama semua hal yang berhubungan dengan Pak Henry.”“Bisa jadi sih, Din. Apalagi sekretarisnya juga selalu bilang kalo Bu Jenny lagi nggak ada jadwal kosong. Tapi, mungkin juga dia beneran lagi sibuk…”“Iya sekalipun sibuk, minimal ada komunikasi yang baik lah. Nggak malah menghindari kita berdua terus-terusan. Kita yang beneran nggak tau apa-apa dan cuma mau tanggung jawab sama kerjaan kan jadi kena stresnya juga.”“Lo ada relasi ya
Baca selengkapnya

063 - Aldeo

“Gimana?” Tanya Gagas yang baru saja duduk di sebelahku. “Di-ACC nggak lo akhirnya?”Aku mengangguk. “Tinggal gue rapiin lagi. Ejaan sama penulisannya. Daftar pustaka juga. Lo ada referensi buku buat nulis bahasa Indonesia yang baik dan benar nggak?”“Buka aja online.” Jawab Gagas. “Panduannya banyak banget di Google.”+Oh iya, bener juga si Gagas…Kenapa gue baru kepikiran…+“Oke, thanks…” Jawabku yang kemudian mengeluarkan ponselku yang ada di saku celana.“Lo kok bisa cepet banget ngerjain skripsinya, Yo?” Tanya Kevin yang duduk di hadapanku. “Bagi tips lah. Gue juga kepengen wisuda gelombang tahun ini soalnya.”“Iya, sama. Gue juga mau.”+Buset dah, apaan ya tipsnya?Gue selama ini cuma kerjain aja dengan niat.Sama sekali nggak ada tips khusus…+“Pikirin aja uang kuliah lo mahal.” Jawabku santai.“Yee! Itu juga gue udah tau. Nggak usah lo ingetin lagi. Maksud gue tips biar ngerjainnya bisa sat set sat set gitu.” Kata Gagas.“Itu juga maksud gue.” Kevin menambahi. “Lo padahal
Baca selengkapnya

064 - Adinda

Karena Deo lebih menyukai Western food daripada makanan Asia atau yang khas Indonesia, kali ini aku sengaja menyiapkan vegetables soup dan salmon steak with potato wedges untuk makan malam kita berdua. “Tinggal jus semangka kesukaan dia…” Gumamku sambil menata semuanya di atas meja makan. Menurut kalkulasi dari Deo sebelumnya, sekitar dua puluh lima menit lagi, dia baru akan sampai di rumah. Dan ternyata, sisa waktu yang aku punya masih cukup untuk aku menyiapkan semuanya tanpa harus tergesa-gesa. Aku bahkan masih bisa merapikan diriku sekali lagi supaya terlihat lebih presentable. + Masih belum pulang dia… Udah dua puluh menit lewat… Masih macet apa ya? Gue tungguin di sofa aja deh… Sekalian browsing dan cari ide buat kado wisuda Deo. Enaknya gue beliin dia apa ya? Apa yang sekarang ini lagi Deo kepengen banget atau butuhin tapi dia belum punya? Dia kok kayaknya udah serba ada semuanya… Mau gue beliin gadgets juga buat apa? Ruang kerja dia aja udah lebih lengkap dan bisa
Baca selengkapnya

065 - Aldeo

Sesuai rencanaku yang sebelumnya, pagi ini aku pergi ke kampus hanya untuk menyelesaikan sekaligus memperbaiki skripsiku. Dan targetku dalam minggu ini adalah aku sudah mendapatkan persetujuan dari para dosen pembimbing untuk segera maju ke tahap selanjutnya. Rasanya aku sudah tidak sabar lagi dengan kelulusanku. Aku benar-benar ingin perkuliahanku segera selesai supaya hubunganku dan Dinda tidak perlu disembunyikan lagi. Dan kita berdua juga tidak perlu khawatir jika ingin pergi jalan-jalan ke luar rumah. “Meja yang lain masih banyak yang kosong.” Kataku sambil melirik ke arah Rika yang mendadak duduk di sampingku. “Gue maunya duduk di sini. Gimana dong?” “Gue maunya lo pergi. Gimana dong?” “Takut pacar bohongan lo marah ya?” Tanya Rika sambil tersenyum menggodaku. + Makin gue tanggepin, makin menjadi ini anak… Terserah dia lah… Bodo amat. Mending gue fokus selesaiin skripsi. Biar abis istirahat nanti gue bisa langsung temui Prof. Djarot lagi. + “Deo, bantuin gue ngerjain
Baca selengkapnya

065b

+ Buset dah. Males banget gue kalo harus turun tangan buat ngelerai orang sebanyak ini. Mana masih pagi pula. Nggak ada keran air di deket sini lagi. + Semakin lama aku mencari cara untuk melerai mereka, semakin aku membiarkan Gagas dan Kevin menjadi sasaran kekerasan fisik dari Mirza dan mahasiswa yang lainnya. “Heh! Lo semua bisa berhenti nggak?!” Bentakku dengan suara yang sangat lantang. + Buset! Kagak mempan lagi. Ini pada sarapan apa sih? Banyak bener tenaganya. Duh. Mau nggak mau nih. Udah lama juga gue nggak ninju orang beneran. + Aku menarik kerah kemeja salah seorang laki-laki yang sepertinya bukan teman satu angkatanku, lalu mendorong dia untuk bergerak minggir. Awalnya dia meronta, dan berusaha melawanku, namun aku berhasil untuk mengancamnya dengan mengarahkan kepalan tangan kananku di wajahnya. Enam anak lainnya kemudian juga terpaksa aku ancam dengan cara yang sama. Dua dari mereka melawanku balik, namun aku berhasil menghindari mereka dan memberi mereka
Baca selengkapnya

066

Seperti dugaanku, Mirza dan teman-temannya tidak mau berkata jujur di depan Erwin dan beberapa staff keamanan fakultas. Untung saja, Gagas masih sanggup untuk menjelaskan kronologi kejadiannya dari awal dengan sangat jelas. Selain itu, Erwin juga mengecek langsung hasil CCTV yang ditunjukkan oleh salah satu tim keamanan yang baru saja masuk ke dalam ruangan. Dan memang benar, sesuai dengan penjelasan Gagas sebelumnya bahwa Mirza lah yang menyerang mereka terlebih dahulu. Fakta yang sebenarnya akhirnya terungkap dengan sendirinya. Meskipun tetap saja kita bersebelas masih harus diinterogasi satu per satu, dan memakan waktu hampir lima belas menit. Karena Erwin secara rinci mengorek penyebab perkelahian kita. “Siapa aja yang terlibat taruhan?” Tanya Erwin sambil menatap kita satu per satu dengan sorot mata yang tajam. “Saya tanya sekali lagi. Siapa aja yang terlibat taruhan?” Tanya Erwin dengan intonasi suara yang lebih galak daripada sebelumnya. Karena tidak ada satu pun yang berani
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status