Semua Bab Beda Usia, Beda Usaha: Bab 81 - Bab 90

165 Bab

038 - Adinda

“Kamu dari kampus ya?” Tanyaku sambil mengamati pakaian Deo yang masih sama seperti tadi pagi.“Iya. Tadi pas kamu bilang udah di taksi, aku langsung nyusul ke Arutala.” Jawab Deo sambil fokus ke arah jalan raya untuk menyebrang.“Trus, kamu dari tadi nungguin aku di lobby?”“Iya. Aku duduk di lobby.”“Kamu kenapa nggak pulang aja? Kan aku lumayan lama tadi…”“Kan aku udah bilang, kita pulang bareng…” Jawab Deo sambil sesekali menoleh ke arahku, lalu kembali fokus untuk menyetir lagi.“Kenapa nggak kasih tau aku, kalo kamu udah di Arutala?”“Chat aku yang terakhir aja belum kamu bales. Jadi ya udah, aku nunggu aja daripada kamu ngerasa terganggu.”Aku menghela nafas pelan, lalu menatap ke luar jendela di sisi kiriku.+Iya juga sih… memang tadi gue yang males banget buat ngebales chat dari Deo…Ini kenapa bawaan gue masih sebel banget gini sih sama Deo?Padahal tadi pas nyampe Arutala udah bisa ngakak-ngakak lagi…Begitu liat Deo, langsung drop lagi mood gue…Pengen dipeluk… Tapi gue
Baca selengkapnya

039

“Okay… sekarang jelasin ke aku, kenapa kamu nggak pernah bilang, kalo kamu itu juga ternyata masih kuliah? Dan kenapa dari awal kamu juga nggak pernah kasih tau ke aku kalo kamu kuliah di tempat aku kerja?” Tanyaku yang duduk di sebelah Deo, sambil meluruskan kakiku di sofa.Deo menggeser duduknya terlebih dahulu, supaya dia bisa lebih dekat lagi denganku. Dia lalu memiringkan tubuhnya sedikit, dan menatap kedua mataku. “Sayang, aku nggak langsung to the point ke kamu waktu itu, bukan karena aku sengaja mau bohongin kamu. Kita waktu ngobrol di outdoor café itu malem hari, jadi waktu kita terbatas. Dan aku juga sama sekali nggak ada rencana obrolan kita hari itu harus kayak apa, makanya apa yang ada di otak sama hatiku saat itu lah yang aku ungkapin ke kamu. Aku ini kan pekerja yang kuliah, bukan kuliah sambil kerja. Jadi apa yang utama di aku, ya itu yang aku ceritain ke kamu langsung.”“Dan, aku memang sengaja nggak bilang dulu ke kamu soal perkuliahanku, karena sebenernya, aku punya
Baca selengkapnya

039b

“Aku lalu bilang ke Papa kalo aku mau pulang ke Indonesia buat bantuin Mama. Sempet nggak disetujui sama Papa awalnya. Pertimbangan dia lebih ke sekolah sama karirku di US. Dan menurut Papa, kalo soal Mama, lebih baik aku bantu cariin terapis yang bagus aja.""Terus terang, aku sempet ragu buat pulang ke Indonesia. Tapi Mama nggak punya orang lain yang bisa bantuin dia soal mental health-nya. Kalo cuma ngandelin psikiater yang bagus kualitasnya, tapi sama sekali nggak ada support dari lingkungan terdekatnya juga, Mama nggak akan bisa sembuh. Mama memang butuh dokter ahli, tapi dia juga butuh ditemenin. Jadi itu kenapa, aku akhirnya tetep ngotot buat pulang ke Indonesia.”“Awal-awal pulang itu sebenernya kegiatanku cuma Mama, sama beberapa kerjaan freelance aja. Rencanaku awalnya adalah nemenin Mama dulu sampe sembuh, baru setelah itu balik lagi ke US. Aku sama sekali nggak punya plan untuk stay di Indonesia. Tapi, pas aku mulai adaptasi lagi sama Indonesia, nggak lama malah aku nemuin
Baca selengkapnya

039c

“Deo, aku nggak lagi hukum kamu ya ini... Hari Senin sampai Kamis itu, aku ada jadwal ngajar di S1. Makanya, aku akan habisin sebagian waktu kerjaku di lingkungan S1. Kantor sementara aku juga pindah ke ruangannya Prof. Petra. Kalo kamu hubungin aku, bisa sangat beresiko."Deo menghela nafas pelan. “Resiko apa sih, sayaaaanngg?”“Ya, resiko ketahuan sama semua orang dong, kalo kita ini pacaran.”“Aku tadi udah baca peraturan universitas tiga kali berturut-turut loh. Dan nggak ada satu pun pasal yang ngelarang mahasiswa untuk pacaran sama dosen.”“Ya, memang nggak ada. Dan memang sebenernya nggak ada yang ngelarang juga.”“Lah, terus kenapa kita harus rahasiain hubungan kita? Kalo masalahnya itu soal profesional kerja, oke, aku bisa paham. Aku sama sekali nggak masalah. Aku juga bisa nempatin diri ketika kamu ngajar di kelas aku. Tapi kalo di luar kelas kan kamu pacar aku. Dan kita pacaran juga nggak ngerugiin orang lain atau pihak kampus.”+Tapi gue ini berpotensi ngerugiin lo ya, De
Baca selengkapnya

039d

"Kamu juga harus inget, kita itu tinggal di mana? Orang yang suka ikut campur urusan orang lain tanpa diminta, sukanya berasumsi buruk, menghakimi seenaknya, menjatuhkan, dan nyebarin fitnah itu, populasinya membludak.”Deo diam sejenak, dia lalu menghela nafas pelan lagi. “Iya, aku paham maksud kamu... Tapi ini dua sisi di dalam satu koin loh. Kalau alasannya mengenai conflict of interest, itu artinya aku boleh bahas semua hal tentang perkuliahan aku ke kamu, selama jam kerja kamu.”+Well, that’s good!+“Tentu aja boleh.” Aku tersenyum senang sambil menatap Deo. “Kita memang pacaran, tapi kalau di kampus, status kamu mahasiswa dan aku dosen. Aku nggak akan pernah ngelarang kamu, selama yang kamu bahas itu bener-bener masalah perkuliahan ya. Bukan hal yang sifatnya personal. Dan aku juga akan tetep profesional sebagai dosen. Jadi, nggak ada perlakuan khusus atau spesial buat kamu.”“Iya, aku paham. Berarti kalo aku kangen, aku tinggal cari bahan obrolan seputar kuliah aja, biar bisa
Baca selengkapnya

040 - Aldeo

Kesepakatan yang telah aku buat bersama dengan Dinda semalam, sejujurnya masih menyisahkan berbagai macam pertanyaan untukku. Firasatku mengatakan bahwa, ada hal lain yang saat ini belum bisa diungkapkan oleh Dinda kepadaku. Aku masih belum mengetahui secara pasti. Tapi kemungkinan besar, ada hal penting yang mendasari keinginan Dinda untuk merahasiakan hubungan pribadi kita berdua.Sejak aku berusaha menemui kekasihku itu di ruangan kerjanya untuk mengembalikan buku absensi, aku bisa melihat dengan jelas bahwa ada yang berbeda dari Dinda. Namun, bukan karena sikap dia yang mendadak menjadi lebih sensitif dan ketus. Justru setelah diskusi semalam, aku jadi lebih sadar lagi, bahwa kemarahan Dinda itu sebenarnya adalah perisai bagi dirinya untuk menutupi sesuatu. Seperti ada sisi lain dari hidupnya yang ia kubur sangat dalam, supaya tidak ada satu orang pun yang sanggup membongkarnya. Bahkan sorot mata Dinda yang biasanya berbicara pun, mendadak menjadi sebuah teka-teki yang tidak mudah
Baca selengkapnya

041 - Adinda

Malam ini aku harus melakukan salah satu rutinitas yang sudah dalam tiga minggu terakhir ini aku tunda karena kesibukanku sendiri. Biasanya aku selalu memperkerjakan beberapa supir ojek online untuk melakukannya, sementara aku tetap tinggal di dalam rumah. Namun kali ini, mendadak aku merasa ingin untuk terjun langsung ke lapangan, dan melihat sendiri situasinya.Pakaianku sudah berganti dengan kaos, celana, dan jaket yang baru saja aku beli secara acak di salah satu ruko yang ada di pinggir jalan. Lekuk tubuhku dan sebagian besar kulitku juga cukup berhasil aku tutupi dengan kostum yang serba longgar, panjang, dan berlapis. Sandal jepit yang kubeli dengan harga tiga puluh lima ribu rupiah, juga sudah menggantikan heels yang ada di kedua kakiku sebelumnya.Kali ini, rambutku sengaja aku ikat asal-asalan. Dan aksesoris yang aku kenakan hanya topi, masker berwarna biru muda, dan kacamata non minus yang juga baru saja aku beli di salah satu emperan ruko yang aku lewati tadi. Semua warna
Baca selengkapnya

041b

Mulutnya pada ngeri semua kalo julid. Entah siapaaa lagi itu yang mereka hakimi… Kayak nggak punya kaca nih ibu-ibu… Udah berasa paling hebat aja sedunia…Biarpun gue nggak ada urusan apa pun sama mereka, atau pun orang yang lagi mereka gosipin, tetep kan aja… Gue nggak mau kalo targetin orang yang mulutnya ngalahin cabe setan kayak gitu. Yang ada rencana gue bisa gagal total nanti…Tapi gue nggak bisa kayak gini terlalu lama nih… Ini udah jam enam lewat soalnya… Gue bisa kemaleman nanti selesainya…Tapi masalahnya, gue mau targetin siapa?Buseeettt… Susah bener nyari orang yang tampangnya meyakinkan dan bisa dipercaya…Tunggu dulu deh… Itu di gang sebelah, ada banyak anak kecil main bola…Apa mereka aja ya? Kayaknya masih pada polos-polos kalo dari mukanya… Harusnya sih nggak ada yang otak mesum atau lambe turah ya… Tapi… mereka mau nggak ya, kalo gue gangguin pas lagi seru-serunya main bola gitu?Apa gue coba dulu aja kali ya? Daripada gue kemaleman… Toh mereka juga bakalan gue kasi
Baca selengkapnya

041c

“Ini, Kak Lala kasih kamu catatan di kertas juga.” Aku menyerahkan selembar kertas yang sudah kusiapkan dari beberapa jam yang lalu. “Di kertas ini, udah Kak Lala tulis semua tugas Aji. Sama kayak yang tadi Kak Lala udah kasih tau ke Aji. Kertas ini, Aji pegang, Aji jaga baik-baik ya? Soalnya buat bantuin Aji nanti, biar Aji nggak lupa. Gimana? Mudah kan?”“Mudah, Kak Lala.”“Trus, nanti Aji juga harus kasih kertasnya ini ke Ibu yang jualan di warung itu ya?”“Iya, Kak Lala.”“Trus, Aji minta tolong sama Ibunya buat tulis semua harga dan sisa jualan yang masih ada di kertas ini... Ini udah Kak Lala tulis semua, biar Ibunya yang baca. Jadi Aji nggak akan bingung dan lupa. Gimana? Mudah kan?”“Yang nulis semua nanti harus Ibunya ya, Kak Lala?”“Iya. Bener banget! Aji pinter deh! Yang nulis nanti biar Ibunya aja. Aji tugasnya cuma bilang aja, kayak yang tadi Kak Lala udah jelasin… Trus, Aji tunjukin kertas ini ke Ibu yang punya warung bubur itu… Trus, kalau Ibunya sudah selesai tulis, ke
Baca selengkapnya

041d

Beberapa menit kemudian, Aji berjalan cepat ke arahku. “Kak Lala, udah, Kak.” Aji kemudian duduk di sebelahku, lalu menyerahkan kembali selembar kertas yang tadi aku berikan kepadanya.“Coba Kak Lala baca dulu ya?”“Iya, Kak Lala.”Aku memeriksa semua tulisan yang sudah ditambahkan di selembar kertas yang ada di tangan kananku sekarang ini. Semuanya sesuai dengan harapan dan rencanaku. Aku tersenyum kepada Aji, sambil memegang pundaknya. “Aji hebat. Aji pinter deh! Makasih banyak ya, Aji. Kak Lala seneng banget bisa minta tolong sama Aji.”“Iya, Kak Lala. Sama-sama.”“Nah! Sekarang semuanya… giliran kita lakuin tugas yang kedua ya?”“Iya, Kak Lala!” Jawab mereka bertujuh secara kompak.Aku meminta ketujuh anak kecil untuk duduk melingkar di lantai emperan ruko. Baru setelah itu, aku berusaha menjelaskan kepada mereka lagi, mengenai rencanaku yang selanjutnya. Tentu saja, aku harus menyampaikannya secara berulang kali, dan dengan bahasa yang lebih mudah untuk dipahami mereka bertujuh.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
17
DMCA.com Protection Status