Home / CEO / Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak: Chapter 61 - Chapter 70

122 Chapters

Bab 61 | Orang yang Gagal Berpaling

Alessa baru saja memandikan kedua bayinya secara bergiliran, memasangkan baju dan menaruh mereka di trolly bayi. Alessa buru-buru mandi dan memakai pakaian tapi untungnya kedua bayinya sudah mengerti jadi tidak rewel di dalam trolly khusus bayi yang sudah dilengkapi keamanannya. "Kalian temani Mama cari makanan ya," ucap Alessa tersenyum sumringan. Usai mengambil tas selempang kecilnya dan menyaku ponsel dan dompet. Wanita muda berwajah manis itu keluar dari Penthouse kemudian menuju lantai dasar untuk mencari restoran terdekat.Cuaca pagi dan udara yang hangat membuat Alessa nyaman. Ia sembari mendorong trolly bayi-bayinya kemudian masuk ke salah satu restoran cepat saji yang sudah buka. Alessa memesan dua buah cheese burger, kentang goreng dan soda. Ia pun duduk di salah satu bangku sembari mendekati trolly bayi-bayinya dengan tempat duduknya. Bayi-bayinya ribut berceloteh sementara Alessa hanya memerhatikan mereka sembari sesekali tertawa. "Lucu ya, kalian itu seperti versi kecil
Read more

Bab 62 | Membagi Penderitaan

"Aku sudah bilang tunggu tapi lihat siapa yang sudah teler duluan?" celetuk Alessa saat kembali ke ruang tamu. Ia dapati Jovian sudah tertidur pulas bahkan dengkuran halus terdengar darinya. Pria itu berbari di atas sofa dengan botol-botol kosong di atas nakas meja. Alessa berjalan mendekatinya kemudian memerhatikan paras rupawannya Jovian. Rambut pirang, mata biru, kelopak mata ditumbuhi bulu mata panjang, bibir tipis, hidung bagir dan rahang tirus ditambah tumbuh atletis yang besar dan kekar. "Pria ini sempurna, tidak ada kurangnya kecuali cara pikirnya yang selalu singkat," ucap Alessa.Alessa duduk dipinggiran sofa untuk termenung. Pria serupawan ini sudah jadi Ayah biologis dari anak-anaknya sementara Alessa malah mau berpisah darinya. Alessa terkekeh sendiri karena menyadari kebodohannya. "Bisa dibilang dapat rezeki nomplok tapi malah suka rugi, haha, mau bagaimana lagi?" Alessa menaikkan kedua bahunya. "Engh, Alessa, anak-anak mana?" tanya Jovian dengan suara seraknya. Jovia
Read more

Bab 63 | Rapalan Kebenaran

"Alessa, kamu sudah siap?" tanya Jovian, Pria berjas hitam yang berparas tampan itu. Baru saja dia tiba di ambang pintu kamar Alessa tapi sudah mendapati Alessa yang sangat cantik. Alessa memakai gaun merah delima, riasan yang lebih terang dengan lipstik merahnya, rambut yang sudah kembali jadi warna hitam dan Alessa hanya menyampirkan rambutnya pada bahunya. Jovian melongo tak percaya. Alessa memang cantik tanpa riasan tapi jika dipoles dia jauh lebih cantik bahkan Georgina kalah cantiknya. Jovian sampai menerjabkan kedua mata birunya berulang kali. "Kamu cantik," puji Jovian."Dasar buaya semua perempuan dibilang cantik," ketus Alessa sembari meraih tas selempang kecilnya.Jovian diam karena bingung usai Alessa ketus dan pedas. "Kenapa aku jadi buaya?" tanya Jovian polos."Dih, masih nanya, kau lupa cara kita bertemu seperti apa? belum lagi kemarin kau membawa wanita-wanita ke rumah lamamu." Alessa berucap dengan nada datarnya."Oh, jadi menurutmu buaya itu Pria seperti itu," simpu
Read more

Bab 64 | Mahkota Ratu

"Jangan senang dulu," sahut Julia yang muncul dari dalam kemegahan kediaman Heide. Alessa menatap Julia, dahulu ia akan menjerit ketakutan usai diberi cobaan mati berulang kali oleh Julia tapi Alessa kemari bukan tanpa rencana. Diam-diam ia telah membawa rencananya kemari sehingga setuju mendatangi kediaman Heide. "Selamat Malam, Ibu Mertua," ucap Alessa sembari tersenyum.Jovian semula menatap was-was sosok Alessa tapi ia terkejut kala istrinya itu menanggapi ibunya dengan tenang. "Ibu, kali ini jangan berani-beraninya menyentuh walau seujung kukumu," tegas Jovian dingin. Setelah itu Jovian berjalan melintasi Julia. "Ayo Alessa, Ayah sudah menunggumu," ajak Jovian.Alessa mengangguk sembari menyusuli langkah Jovian bersama Elio yang masih Alessa gendong. Alessa pun berjalan beriringan dengan Jovian sembari tersenyum lebar. "Apa aku membuatmu jadi anak durhaka?" kekeh Alessa.Celotehan Luciel yang digendong oleh Jovian terdengar ribut belum lagi bayi kecil itu tampak tertawa menata
Read more

Bab 65 | Terguncang

"Kalau begitu, silahkan Paman ceritakan semuanya," perintah Jovian."Baik, Tuan Muda," sahut Robert.Alessa mengangguk. Ia membiarkan Robert mulai bercerita. Alessa ingin Jovian tak buta oleh kebenaran yang selama ini Julia sembunyikan darinya. "Jadi, aku memang sudah keguguran anaknya Jovian," ucap Alessa."Haha, apa buktinya? Orang Miskin memang senang mengaku-ngaku, kau pasti berbohong," sangkal Julia.Alessa menggeleng. "Aku berani bersumpah, meski cara hamilku juga karena cara yang salah." Alessa tersenyum kecil menerima takdir dengan pasrah. "Aku memang tidur semalam bersama Jovian karena desakan dari ayahku, cara kotor seperti ini pasti menurutmu tak akan elegan tapi kebenarannya memang begitu karena aku tidak pernah terikat dengan Pria lain," ucap Alessa tegas.Sebelum Julia menyangkal Alessa. Mina langsung menyahut. "Alessa mengalami perdarahan cukup hebat, dia harus menerima transfusi darah dan istirahat total karena selain kegugurannya yang berbahaya saat itu mentalnya juga
Read more

Bab 66 | Pamrih

"Aku memang tidur semalam bersama Jovian karena desakan dari ayahku, cara kotor seperti ini pasti menurutmu tak akan elegan tapi kebenarannya memang begitu karena aku tidak pernah terikat dengan Pria lain."Julia mendadak panas usai mendegar ucapan dari Alessa. Ia mengepalkan kedua tangannya menahan emosional dari Gadis itu. Saat hendak berucap justru ada orang lain lagi membela Alessa. Julia jadi semakin murka."Alessa mengalami perdarahan cukup hebat, dia harus menerima transfusi darah dan istirahat total karena selain kegugurannya yang berbahaya saat itu mentalnya juga terluka, sebagai dokter yang menanganinya semoga kesaksianku bisa diterima bahkan jika diminta memberi kesaksian secara hukum ... aku bersedia," sahut Mina.Julia mendecih karena tampaknya semua orang yang tiba-tiba hadir ini memang hendak menghukumnya. "Kau itu membelanya karena kau juga komplotanmu!" tuduh Julia pada Mina. Pelayannya Robert bahkan ikut membela Alessa. Pelayannya yang setia itu. "Nyonya, daripada s
Read more

Bab 67 | Angkasa dan Kelopak Camelia

“Begitu juga aku, aku ingin melindungi Alessa,” ucap Jovian kala itu.Jovian saat itu baru keluar dari kamar kedua orang tuanya. Ia baru berdiri di luar kemudian mendapati Georgina tengah terdiam menatapnya. Gadis itu masih memiliki tatapan ambisius terhadap dirinya. Tatapan yang bahkan tak kenal akan kekalahan oleh kedua matanya itu. "Ibumu menyerah tapi aku tidak akan sudi menyerah," celetuk Georgina."Hentikan semua ini, kau sudah tahu sendiri jika jawabannya bukan dirimu, kenapa memaksakan?" ucap Jovian dingin. Tatapan datar dan raut yang serasi itu. Tentu saja tidak mentoleransi perkataan yang hendak Georgina ucapkan.Georgina terkekeh seolah menyukai raut wajah Jovian saat ini. "Haha, benarkah? kau tetap milikku sampai kapan pun," ucap Georgina lantang.Jovian menghela napas kemudian berjalan melintasinya. "Terserah kau saja." Jovian berucap tanpa menghiraukan tatapan murka Georgina. Georgina menumpuk rasa kekesalannya. Gadis itu menghentakkan kaki kemudian berlari menuruni an
Read more

Bab 68 | Luka, Duri, dan Mawar Merah

"Kenzo, jangan contoh sikap kaku Jovian ya," ucap Alessa sembari masuk ke dalam mobil.Jovian menyusul Alessa sembari menggendong bayinya. Kala di dalam mobil Alessa merubah raut wajah cantiknya jadi bertampang serius kala itu. Alessa bahkan sesekali mengerutkan dahinya. "Alessa kenapa?" tanya Jovian cemas.Alessa segera menggeleng. "Bukan, apa-apa," jawab Alessa. "Alessa, kemungkinan lusa aku akan pergi keluar kota untuk rapat bersama klien, apakah kamu ingin ikut?" tanya Jovian lembut."Pergilah berkerja, Papa, dan berhenti mencemaskanku secara berlebihan," celetuk Alessa berwajah sebal. Jovian tersenyum kecil. "Alessa hebat ya, kamu memang berbeda." Jovian berucap sembari mengusap puncak kepala Alessa. "Berhenti mengelus kepalaku seperti anak kecil," ketus Alessa, padahal sedang menggendong Elio yang sudah tertidur pulas. "Baiklah, baiklah, maaf." Jovian tersenyum lembut.Angin sore itu, meniup lembut. Berhembus sepoi-sepoi, membuat surai hitam malamnya ikut bergerak kesana dan
Read more

Bab 69 | Alexander Heide

"Pentas yang bagus sekali, Georgina." Alessa saat ini berpenampilan sebagai Pria tersenyum miring. Ia mengeluarkan kacamata dari saku celananya usai meletakkan kamera dan tape recorder pada tas selempangnya. "Kacamata akan menyamarkan penampilanku, kalau begitu lebih baik aku pulang," ucap Alessa sembari membalikkan tubuhnya.Bruk ...Alessa memengangi hidungnya karena baru saja menabrak dada bidang seseorang. "Aduh, duh, ah! maafkan aku, Tuan ...," ucap Alessa terpotong usai menanggah menatap Pria yang ditabraknya ini."Oh ya? apa kau Paparazi?" tanya Pria bermata biru itu.Alessa buru-buru menundukkan wajahnya. Gawat, kenapa malah bisa kebetulan bertemu Jovian, batin Alessa panik. Alessa mendeham kemudian berbicara dengan suara beratnya. "Ahem, maafkan aku Tuan kalau begitu permisi," ucap Alessa sembari beranjak pergi.Jovian memerhatikan sosok Alessa yang tak ia kenali itu berlari menjauhinya. "Apa-apaan Pemuda itu?" Jovian terdiam karena heran sendiri. Sementara itu Alessa berlar
Read more

Bab 70 | Petak Umpet

Alessa yang saat ini menjadi Alexander Heide hanya duduk dengan kaku di hadapan Jovian, suaminya itu. Alessa tersenyum kikuk kala kedua mata biru Jovian yang tajam hanya menyoroti diirnya, padahal di sebelah Alessa, Charles Tio sibuk melontarkan pertanyaan untuk Jovian. Selama sesi wawancara, Alessa bergerak gelisah karena kedua mata biru Jovian memandanginya dengan tajam."Jadi Tuan Jovian, strategi apa yang Anda lakukan saat masalah dalam Perusahaan terjadi?" tanya Charles Tio."Hey, kau ... apa kau tidak mau menanyaiku?" Jovian menyambar Alessa dengan suara dinginnya. Alessa menegak salivanya sendiri. Jovian memberinya tekanan pada Alessa yang sebenarnya bersusah payah menyamarkan keberadaannya. "Anu ... Tuan, Tuan Jovian, saya anak magang," cicit Alessa pelan."Siapa namamu?" tanya Jovian."A ... Alexander, Alexander Heide," jawab Alessa gelagapan. Ah, gawat-gawat, jika ketahuan maka semua rencanaku berantakan, batin Alessa yang juga panik. Jovian menaikkan sebelah alisnya heran
Read more
PREV
1
...
56789
...
13
DMCA.com Protection Status