Semua Bab Istri Berdosa si Bos Paranoid: Bab 231 - Bab 240

523 Bab

Bab 231

Seusai berbicara, Michael makin mendekatkan bibirnya dengan bibir Irene, hingga bibir mereka hampir bersentuhan.Wajah Irene langsung memerah. "Jangan ..." kata Irene dengan panik.Michael menghentikan gerakannya sambil menatap Irene lekat-lekat dan berkata, "Kalau begitu, sebaiknya Kakak katakan kenapa Kakak bisa kenal dengannya.""Karena ada sekali, ada yang mencuri gelangnya. Pencuri itu bertabrakan denganku dan gelangnya jatuh ke kantong bajuku. Saat Kris mau mengambil kembali gelang ini, kita berkenalan," kata Irene dengan terburu-buru."Oh ya?" Michael bergumam, "Terus, sudah berapa kali kalian bertemu?"Irene tidak pernah menghitungnya! Namun, melihat wajah Michael yang mendekat, Irene bergegas menghitung dalam hatinya, lalu menjawab, "Empat ... empat kali. Pertama, dia bilang dia mau traktir makan untuk berterima kasih karena aku memungut gelangnya. Berikutnya, kami kebetulan bertemu di rumah sakit tempat nenekku dirawat di kota kecil itu. Kemudian, kali ini, di lokasi perfilma
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-15
Baca selengkapnya

Bab 232

"Hmm ...." Tanpa disadari, Irene mengangkat tangannya untuk mendorong Michael. Namun, saat tangan kanannya ditahan oleh Michael, dia langsung mengangkat tangan kirinya.Saat jari tangan Michael menekan tangan kirinya Irene, Irene tiba-tiba tersentak. Dia langsung berteriak kesakitan, tetapi Michael malah memperdalam ciuman ini.Irene hampir sesak napas karena ciuman ini.Entah berapa lama kemudian, Michael akhirnya mengakhiri ciuman ini dan melepaskan kedua tangannya Irene.Michael merangkul pinggang Irene dengan sebelah tangannya sambil meraih tangan kirinya Irene dengan tangannya yang lainnya. "Tadi, aku membuat Kakak kesakitan, ya," kata Michael.Irene menggigit bibirnya sambil memelototi Michael dan berkata, "Kenapa kamu melakukannya?""Karena aku nggak suka mendengar Kakak mengucapkan kata-kata seperti itu," kata Michael sambil tersenyum, membuatnya terlihat sangat lembut. "Kalau Kakak masih mau mengatakannya, aku nggak keberatan untuk menciummu lagi."Irene seketika terdiam. Dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-15
Baca selengkapnya

Bab 233

Sebenarnya, Michael bahkan tidak ingin membiarkan Irene membawa beberapa baju ganti ini, tetapi Irene berkata, "Aku sudah terbiasa memakai baju-baju ini, lebih nyaman."Oleh karena itu, Michael juga tidak lagi berkomentar.Setelah mengemasi barangnya, saat Irene hendak mengangkat tasnya, Michael malah langsung mengambilnya dan berkata, "Biar aku saja."Kedua orang ini berjalan keluar dari kamar kontrakannya Irene, lalu Irene mengikuti di belakang Michael.Irene merasa bahwa pria ini sangat susah ditebak. Terkadang-kadang, Michael sangat lembut dan seperti bisa bersikap sangat baik pada Irene. Namun, terkadang, Michael seperti bisa menjatuhkan Irene ke neraka kapan pun itu.Kepergian Irene ke Kediaman Yunata kali ini seperti membuat hubungan antara mereka berdua menjadi tidak jelas.Kapan sebenarnya Irene baru bisa benar-benar memutuskan hubungannya dengan pria ini? Apakah dia hanya bisa menunggu hingga Michael bosan padanya? Irene menatap punggung pria ini dengan tatapan kebingungan, l
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-15
Baca selengkapnya

Bab 234

Gunarto menatap Irene dengan heran, tatapannya juga tampak terkejut.Irene mengambil inisiatif untuk menyapa pengurus rumah ini. "Halo, Paman Gunarto.""Nona Irene, kalau ada keperluan, kamu bisa panggil aku," kata Gunarto sambil tersenyum."Panggil Irene saja," kata Irene. Dia merasa canggung dengan panggilan "Nona Irene"."Kamu adalah tamunya Tuan, jadi tentu saja aku harus memanggilmu Nona Irene," kata Gunarto dengan sopan.Irene juga tidak lagi bersikeras. Lagi pula, dia tidak akan tinggal lama di tempat ini."Paman Gunarto, bawa dia lihat-lihat kamarnya, biar dia bisa memilih kamarnya," kata Michael."Berikan saja satu kamar acak untukku," kata Irene."Emm ...." Gunarto menatap Michael dengan kebingungan."Kalau begitu, kamar sambungan di lantai tiga saja," kata Michael dengan santai."Baik," jawab Gunarto.Irene merasa agak kebingungan. Apa itu kamar sambungan? Namun, saat Gunarto membawanya ke lantai tiga, dia juga tidak banyak tanya.Sesampainya di lantai tiga, Gunarto membuka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-15
Baca selengkapnya

Bab 235

Sambil memikirkan hal ini, Irene berjalan ke samping ranjang. Hanya saja, saat dia melihat bingkai foto di atas meja, dia langsung menegang. Matanya terbelalak dengan tidak percaya sambil menatap foto itu dengan tatapan tercengang.Itu fotonya!Selain itu, dia sama sekali tidak ingat bahwa dia pernah mengambil foto seperti ini. Di foto itu, dia juga tidak melihat ke arah lensa kamera.Siapa yang mengambil foto ini? Mengapa foto ini bisa berada di kamar ini? Siapa pemilik kamar ini ...."Krek!"Pada saat ini, seseorang membuka pintu kamar. Irene mengangkat kepalanya dan melihat Michael."Sepertinya aku nggak perlu menjelaskan lagi, Kakak sudah tahu kalau kedua kamar ini terhubung," kata Michael sambil tersenyum dan berjalan maju. Melihat bingkai foto di tangannya Irene, dia bertanya, "Menurut Kakak, bagaimana hasil foto ini?""Kenapa bisa ada fotoku di kamar ini?" tanya Irene tanpa menjawab."Tentu saja aku menyuruh seseorang untuk mengambilnya," kata Michael sambil mengambil bingkai fo
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-16
Baca selengkapnya

Bab 236

Bukankah Irene seharusnya takut pada Michael? Pria itu bisa membuatnya menderita dengan mudah. Satu patah kata dari pria ini bisa langsung menjatuhkan Irene ke neraka.Namun, mengapa saat pria ini mendekatinya dan berbisik di telinganya, dia malah merasa agak lepas kendali?Dia sama sekali tidak bisa menghadapi pria ini. Meskipun pria ini memanggilnya dengan sebutan "kakak", pada akhirnya, dia juga hanyalah sebuah bidak catur yang pria ini mainkan saat pria ini merasa bosan!Pada saat ini, Michael malah menunduk dan mengambil bingkai foto yang terletak di samping ranjangnya. Dia melihat wanita di foto tersebut. Kedua mata Irene sedang memandang ke depan, sudut bibirnya juga sedikit terangkat.Wajahnya yang cantik memancarkan ketenangan dan keanggunan yang membuat orang merasa sangat nyaman.Michael merasa seakan-akan jika Irene tersenyum padanya, dia seperti mendapatkan sesuatu yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya."Kak," gumam Michael dengan pelan sambil menelusuri bibir Irene d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-16
Baca selengkapnya

Bab 237

Harus diketahui bahwa sekarang baru lewat pukul lima. Mana ada keluarga biasa yang mempersiapkan sarapan sepagi ini?"Ke depannya, sarapan di sini akan dihidangkan berdasarkan jam kerja Kakak, aku akan memastikan Kakak sarapan sebelum pergi kerja," kata Michael sambil membawa Irene ke meja makan. Kemudian, dia menekan bahu Irene supaya Irene duduk di kursi.Irene duduk dengan patuh sambil menatap makanan yang melimpah dan beragam di atas meja. Akhirnya, Irene minum segelas susu, makan semangkuk bubur dan beberapa potong kue.Sarapan seperti ini jauh lebih melimpah daripada roti seharga empat ribu yang biasanya dia beli sebagai sarapannya.Sarapan seperti ini juga membuatnya merasakan dengan lebih jelas bahwa dia benar-benar sedang tinggal di Kediaman Yunata, bukan di kamar kontrakan yang kecil itu."Nanti, aku akan menyuruh sopirku untuk mengantarkan Kakak ke Pusat Sanitasi Lingkungan," kata Michael.Irene bergegas berkata, "Nggak perlu, aku naik bus saja.""Rumahku jauh dari Pusat San
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-16
Baca selengkapnya

Bab 238

"Sekarang, belum ada yang menemukan merek syal dan sarung tangan ini. Ada yang bilang, mungkin syal dan sarung tangan ini rajutan tangan khusus dari merek terkenal."Irene merasa gugup mendengar diskusi rekan kerjanya. Jika mereka tahu bahwa itu rajutan dia, entah apa yang akan mereka pikirkan.Melihat syal dan sarung tangan Michael, Shanti bergumam, "Sarung tangan ini mirip sekali dengan rajutan Irene sebelumnya."Bagaimanapun, sebelumnya, saat Irene merajut sarung tangan ini, Shanti melihatnya dari samping. Selain itu, Irene juga meminta bantuan Shanti di bagian yang tidak dia pahami, jadi tentu saja Shanti mengenali sarung tangan itu.Hanya saja, begitu Shanti mengucapkan kata-kata ini, dia langsung dihina oleh orang-orang di sekitarnya."Kak Shanti, kalaupun Irene merajut sarung tangan, memangnya sarung tangan itu layak dipakai oleh Michael?""Michael hanya memakai sarung tangan yang dirajut oleh desainer terkenal, mana mungkin dia akan memakai hasil rajutan seorang petugas kebersi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-16
Baca selengkapnya

Bab 239

"Aku tahu," kata Elena sambil menahan kegelisahan dalam hatinya. Untuk sekarang, satu-satunya hal yang bisa dia lakukan adalah pergi meminta penjelasan dari Irene.Dia harus mencari tahu apa sebenarnya hubungan antara Irene dengan Kris!...Pada malam hari, setelah Irene mandi dan keluar dari kamar mandi, dia melihat cahaya dari celah pintu yang menghubungkan kamar ini dengan kamar sebelah.Apakah Michael sudah pulang?Sambil memikirkan hal ini, Irene mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu. Dia ingin memberi tahu Michael tentang penjemputan sopir itu.Hanya saja, pintu itu tidak tertutup rapat, melainkan sedikit terbuka. Jadi, begitu Irene mengetuk pintu itu, pintu itu langsung terbuka. Irene melihat sebuah proyeksi besar di bagian kiri depannya. Dari proyeksi itu, jelas-jelas bisa terlihat bahwa ada rapat yang sedang berlangsung. Di layar tersebut, juga terlihat banyak orang asing.Pada saat ini, semua orang di rapat itu jelas-jelas melihat dirinya. Tatapan mereka secara serentak t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-17
Baca selengkapnya

Bab 240

Irene hanya merasa bahwa pada saat ini, dia seperti seekor binatang langka yang sedang diamati oleh orang-orang."Hmm? Kakak benar-benar mau kujemput?" tanya Michael lagi.Wajah Irene sudah benar-benar merah. Dia bergegas berkata, "Nggak perlu." Kemudian, dia langsung kembali ke kamarnya dan menutup pintu penghubung itu.Michael tersenyum kecil. Saat dia berbalik, ekspresinya sudah kembali seperti semula. Dia duduk lagi di kursinya dan kembali menghubungkan audionya."Mari kita lanjutkan rapatnya," kata Michael dengan cuek sambil mengabaikan ekspresi semua orang yang tampaknya sangat penasaran.Seseorang tidak bisa menahan diri dari bertanya, "El, apakah itu orang yang menelepon saat kita rapat sebelumnya?"Dengan alis terangkat, Michael bertanya, "Kenapa? Mau tahu, ya?"Dalam sekejap, orang itu merinding ketakutan. Dia tertawa dengan canggung dan berkata, "Emm ... mari kita lanjutkan rapatnya."Meskipun mereka sedang rapat, semua orang malah memiliki pemikiran yang sama, yaitu bahwa p
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-17
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2223242526
...
53
DMCA.com Protection Status