Home / Thriller / SANG PEWARIS PERKASA / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of SANG PEWARIS PERKASA: Chapter 21 - Chapter 30

71 Chapters

Chapter 21 - Kebangkitan Sang Pewaris

"Cepat siapkan ruang operasi!"Marquez meneriaki semua dokter di rumah sakit. Dia berjalan cepat mengikuti brangkar yang membawa Marisa.Sang ibu mengalami luka tembak di bahu kirinya. Kondisinya sedang kritis saat ini.Setelah pintu ruang operasi ditutup, Marquez segera memanggil beberapa orang penjaga."Periksa kamera pengawas di ruang rawat VIP! Cepat!"Para penjaga bergegas lari menuju ruang rawat VIP yang dimaksud oleh Marquez. "Shit! Aku butuh kalian sekarang. Cepatlah datang!"Klik!Usai menghubungi seseorang lewat sambungan ponselnya, laki-laki itu segera pergi bersama tiga orang bodyguard.Dari ujung lorong Aaron memperhatikan. Bibirnya menyeringai tipis.["Nyonya Marisa mengalami luka tembak sewaktu mengunjungi Tuan Muda Fortman di ruang rawat VIP. Pelaku penembakan masih sedang diselidiki."]Brak!Jeremy yang sedang menonton tayangan televisi pagi itu dibuat terkejut melihat kemunculan seorang wanita di ruangan kerjanya."Miranda?"Dengan wajah heran ia segera bangkit. Dil
last updateLast Updated : 2024-09-02
Read more

Chapter 22 - Wanita Mirip Jesica

Hujan peluru berjatuhan dari atas helikopter. Aaron tidak gentar sedikit pun. Pria itu terus berjalan menuju pada lawannya sambil memegang senapan laser."Kau ..."Marquez ketakutan melihat Aaron. Ia ingin segera kabur. Namun satu tembakan berhasil mengupas kulit bahunya. Lelaki itu menoleh kaget seraya mengerang kesakitan. Dilihatnya Aaron yang semakin mendekat."Matilah kau, Bajingan!"Duar!Duar!"Shit!"Baru saja Aaron mengincar kepala Marquez, tapi dari helikopter seseorang berhasil menjatuhkan senjata di tangannya dengan rentetan tembakan yang bertubi-tubi. Tak ingin mati konyol di sini, Aaron pun segera menyelinap ke balik sebuah drum."Tangkap dia!"Mereka terus berteriak dari atas helikopter. Aaron tidak mengenal mereka. Namun ini pasti kerjaan Marquez. Orang-orang itu datang untuk menangkapnya. Dia harus kabur sekarang juga.Suasana di atas gedung sangat kacau malam itu. Dua unit helikopter segera melakukan pendaratan.Masing-masing tiga orang unit satuan khusus melompat da
last updateLast Updated : 2024-09-04
Read more

Chapter 23 - Perang Sengit

Aaron berjalan menyusuri pipa air yang berada di bawah tanah rumah sakit. Sambil memegangi lengannya yang terluka, ia berusaha menghentikan pendarahan itu.Punggung lelaki itu teramat asing baginya. Dia melihatnya saat Nacos menyeret Miranda dari ruang laboratorium. Aaron menyadari jika wanitanya dalam bahaya. Maka dia segera menghubungi Jeremy."Tuan Muda, bertahanlah! Kami akan segera tiba!"Brum!Mobil-mobil dinas melaju dengan kecepatan tinggi merajai jalan kota. Dari dalam mobil, Jeremy melihat Nacos yang mengemudikan mobilnya sambil makan permen karet.Shit!Orang itu yang sedang membawa Miranda!"Atur posisi! Selamatkan Tuan Muda Aaron dan sisanya kepung mobil yang membawa Miranda!""Baik, Pak!"Mobil-mobil dinas itu terbagi menjadi dua arah saat melintasi pertigaan jalan. Jeremy dan tiga orang detektif segera menacri Aaron. Sementara Luca dan dua orang unit mengejar mobil Nacos."Berhenti!"Duar!Duar!Shit!Nacos sangat terkejut saat mobilnya ditembaki dari arah belakang. Ap
last updateLast Updated : 2024-09-04
Read more

Chapter 24 - Kastil Tua

Di dalam pipa air yang berada di bawah tanah. Aaron berhasil mengeluarkan peluru yang bersarang di lengan kirinya. Dia merobek bagian celananya lalu membalut lukanya agar pendarahan berhenti.Fuuh ...Tubuhnya terasa amat lemas usai kehabisan banyak darah. Namun, kekacauan yang sedang terjadi saat ini tak bisa membuatnya istirahat meski sejenak saja.Nacos sudah menculik Miranda. Sedang Jeremy dan orang-orangnya sedang dikepung oleh unit khusus bersenjata laser. Dia harus bangkit dan segera menolong mereka.Brak!Sebuah revolver selesai dirakit. Aaron segera bangkit dengan tenaga yang baru saja pulih. Ia melihat ke sekitar. Di mana jalan keluarnya?"Kejar mereka!"Duar!Duar!Jeremy dan Andito berlari sekuatnya menuju bukit. Dari sana mereka bisa terjun ke bawah dan mendapat bantuan. Namun unit khusus bersenjata yang mengejar seolah ingin mendapatkan mereka lebih dulu."Cepat naik!" teriak Jeremy pada Andito. Ia ingin menyelamatkan tim yang paling muda ketimbang dirinya.Sayangnya An
last updateLast Updated : 2024-09-05
Read more

Chapter 25 - Perang Di Kastil

Langkah sepasang pantofel hitam mengkilat terayun memasuki sebuah kamar yang berada di paling sudut kastil.Bibir tebal laki-laki itu menyeringai tipis saat matanya menangkap sosok yang sedang tergolek tak berdaya di tengah ranjang.Itu Miranda, dokter kejiwaan yang katanya sedang membantu Aaron bersama Jeremy dan tim para detektif swasta.Marquez segera maju menuju seonggok tubuh yang masih belum sadarkan diri di depan matanya kini.Miranda memiliki postur tubuh yang langsing dan proporsional. Dia lebih pantas berjalan di atas catwalk daripada memainkan jarum suntik di rumah sakit jiwa."Hei, kenapa kau memiliki wajah yang bisa membangunkan adik kecilku?"Marquez berdiri di samping ranjang. Matanya membidik wajah wanita yang terbaring di depannya. Ia benar-benar tercengang.Wajah Miranda teramat mirip dengan Jesica. Mereka sulit untuk dibedakan bagai pinang dibelah dua.Kendati demikian, ini bukan waktu yang tepat untuk mengagumi wajah cantik itu. Aaron akan segera datang jika dia ti
last updateLast Updated : 2024-09-05
Read more

Chapter 26 - Balas Dendam

Pagi yang dingin di penghujung musim salju. Bongkahan es mulai meleleh diterpa sinar jingga yang muncul dengan pongah dari ufuk timur. Ikan kecil berwarna tampak berenang menuju penghulu sungai yang mulai mencair. Hawa dingin tidak lagi mereka hiraukan.Di rumah sakit jiwa tempat di mana Marisa dirawat. Terdengar suara gaduh dari sebuah ruang rawat VIP. Itu pasien kelas berat yang sedang mengamuk."Aku tidak mau makan! Aku butuh Aaron! Bawa dia padaku!"Marquez cuma tersenyum getir melihat kondisi ibunya. Wanita itu sudah tidak waras. Entah apa yang terjadi. Marisa terus meminta untuk membawakan Aaron."Aku akan bawakan dia padamu, tapi hanya kepalanya saja. Kau dengar itu?" Marisa menanggapi dengan mata melotot merah saat Marquez berbisik ke depan wajahnya. Maka dengan kesal dia segera menyambar kerah jas laki-laki itu."Cepat bawa dia padaku! Aku mau Aaron ku!"Plaak!Dokter Jacob dan dua orang perawat dibuat sangat tercengang melihat apa yang terjadi.Marquez, lelaki itu menampar
last updateLast Updated : 2024-09-05
Read more

Chapter 27 - Melawan Banteng

Sinar jingga sudah setinggi kepala orang dewasa. Di pelataran luas yang menyerupai area pacuan kuda, orang-orang sedang berkumpul.Marquez berjalan memasuki arena tersebut sambil memegang pecut di tangannya. Dia melihat ke sekeliling. Orang-orang bersorak sambil bertepuk tangan.Bibir tebal itu membentuk suatu lengkungan di sudutnya. Rupanya mereka sudah tidak sabaran ingin melihat atraksi hari ini."Hei, semuanya! Dengarkan aku baik-baik! Ada seekor banteng raksasa yang aku kurung di sana!" Marquez menunjuk ke arah pintu warna merah yang berada di sekitar area.Semua orang menoleh ke arah tempat yang Marquez tunjuk. Kemudian mereka kembali menatap ke arah laki-laki dengan stelan jas putih yang kini berdiri di tengah arena.Marquez menyeringai tipis lalu melanjutkan, "Hewan buas itu akan keluar jika pintunya dibuka! Dia yang sedang mengamuk akan menerjang apa saja di depannya!"Semua orang merinding mendengar ucapan Marquez. Mata mereka kembali menoleh ke arah pintu warna merah di sek
last updateLast Updated : 2024-10-30
Read more

Chapter 28 - Ranjau

Angin kencang menerbangkan ranting kering Maple. Di tengah arena Aaron dan Nacos saling berhadapan. Mereka sama-sama melempar tatapan dingin.Sedang dari kejauhan Marquez memperhatikan dua orang lelaki itu. Bibirnya menyeringai tipis di balik fedora putih yang menutupi kepalanya. Aaron akan tamat hari ini. Nacos si pembantai ulung akan meremukkan tulang-tulang lelaki itu dan mengeluarkan isi perutnya."Apa yang sedang kau pandangi? Kau membuatku jengkel karena harus menunggu!"Bug!Pow!Gbut!Aaron berguling di pasir. Tungkai panjang Nacos bergerak tak terbaca dan terus mengincar wajah pria itu."Matilah kau, Aaron!"Nacos mengangkat kaki kanannya tinggi-tinggi lalu dengan cepat ia mengincar wajah Aaron. Dengan cepat Aaron menangkap kaki panjang Nacos, lantas melemparnya jauh-jauh. Pria itu jatuh tersungkur dan Aaron bergegas bangkit."Ayo lawan aku, Pengecut!"Nacos segera bangkit. Dia membawa tinjunya menyambut tantangan Aaron. Namun kepalan kuat itu segera ditangkap oleh Aaron da
last updateLast Updated : 2024-10-30
Read more

Chapter 29 - Upaya Menyelamatkan Diri

Udara di sekitar bukit semakin dingin. Radiasi dari ranjau yang mulai menguap membuat Jeremy mengantuk. Aaron tampak masih berdiri sambil berpikir. Mereka harus segera meninggalkan tempat ini.Ekor mata Aaron melirik ke arah Jeremy. Ia menyipit heran melihat laki-laki itu tampak diam saja. Apakah Jeremy pingsan akibat kehilangan banyak darah?Bergegas, Aaron menghampirinya. "Jeremy! Jeremy kau kenapa? Bangunlah! Jeremy!"Jeremy diam saja dengan wajahnya yang tampak pucat. Melihat kondisinya, Aaron jadi panik. Dia berusaha membangunkan Jeremy agar tetap terjaga."Jeremy ayo buka matamu!" teriaknya dengan kedua tangan yang mengguncang bahu laki-laki itu.Jeremy tidak merespons. Tubuhnya merosot dan jatuh dengan posisi miring ke tanah. Aaron tercengang."Jeremy!"Di saat ia sedang frustasi, Miranda dan lima unit khusus segera mencapai bukit dengan helikopter. Apa yang terjadi? Ia keheranan melihat kondisi Aaron dan Jeremy."Cepat siapkan pendaratan!" perintah Miranda.Kopilot segera meng
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

Chapter 30 - Hot Man

Alexandria Baru. Mobil-mobil hitam melaju beriringan dengan kecepatan standar melintasi jalan kota. Pusat Farmasi Kejiwaan yang sedang mereka tuju.Dua jam yang lalu Marques mendapat telepon jika ibunya mengamuk dan melukai dua orang perawat saat mereka akan melakukan pemeriksaan rutin.Kabar itu membuatnya amat terkejut. Marques segera menunda semua rencana. Dan dengan sesegera mungkin ia memerintah kepada para bawahannya untuk berangkat ke pusat kota.Berita itu sampai pada Aaron. "Jadi, Marques sedang perjalanan menuju Pusat Farmasi Kejiwaan?""Benar, Tuan Muda."Dua orang pria segera mengangguk mendengar pertanyaan Aaron. Mereka merupakan mata-mata yang ditugaskan untuk mematai-matai sepak teerjang Marques dan orang-orangnya.Aaron menoleh ke arah Miranda. Wanta itu mengangguk menanggapi. Kemudian matanya tertuju pada seorang pria yang terbaring di tengah ranjang. Jeremy, dia belum sadarkan diri sejak kemarin."Jadi, kau akan pergi ke markas mereka untuk mencari Luca?"Miranda be
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more
PREV
1234568
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status