Home / Thriller / SANG PEWARIS PERKASA / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of SANG PEWARIS PERKASA: Chapter 41 - Chapter 50

71 Chapters

Chapter 41 - Rencana Busuk Marquez

Hari mulai siang saat Jeremy melajukan super car warna biru metalik menuju pusat kota. Aaron yang duduk di sampingnya tampak menikmati perjalalan.Akhirnya semua sudah selesai. Marquez sudah di tahan dan akan segera di eksekusi mati. Lantas, apa rencananya selanjutnya?Apalagi?Tentu saja melamar Miranda. Kemudian mereka menikah dan tinggal di penthouse bersama. Hari-hari akan terasa jauh lebih indah pastinya.Aaron mengulas senyum seraya membayangkan semua hal yang indah yang akan segera ia lalui bersama Miranda. Jeremy tak sengaja melihat senyuman di wajah Tuan Muda Fortman segera berdehem. Dan saat manik-manik biru terang Aaron melirik ke arahnya, Jeremy menyambut dengan senyuman hangat."Saya sangat senang karena kini Anda sudah kembali memimpin perusahaan. Seluruh kota sedang menanti Anda, Tuan Muda. Anda sudah menjadi idola mereka."Aaron tersenyum mendengar ucapan Jeremy. "Kau sangat pandai dalam bicara, Jeremy. Mana mungkin aku menjadi idola? Aku bahkan baru keluar dari ruan
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Chapter 42 - Sebuah Kejutan

Hari berikutnya di Pusat Kejiwaan San Alexandria. Miranda yang masih bertugas di rumah sakit tampak sedang melakukan pemeriksaan rutin pada para pasien. Sang ayah-Edward Poster-meminta Miranda untuk tetap bertugas di rumah sakit.Mengingat banyak kasus yang terjadi. Edward masih menyelidik tentang kasus perdangangan organ manusia yang kemungkinan dilakukan di ruamh sakit jiwa miliknya.Namun sampai saat ini mereka belum dapat bukti untuk menangkap para oknum rumah sakit yang terlibat."Aku dengar, Dokter Miranda akan mengambil alih rumah sakit. Lantas, bagaimana kita bisa beroperasi lagi?""SSttttt ... Kau bisa diam tidak? Bisa gawat kalau sampai ada yang dengar, tahu!"Dua orang petugas rumah sakit tampak sedang berada di suatu ruangan. Itu kamar mayat. Di mana ada beberapa mayat yang tak diketahui idetisanya atau tak diambil oleh pihak keluarga pasien.Namun, yang lebih gawat di Pusat Kejiwaan San Alexandria ini, para dokter yang berkomplot dengan oknum perdagangan manusia justru m
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Chapter 43 - Praktik Ilegal

Malam merangkak larut. Bar mulai sepi saat manik-manik Marquez melirik ke arah laki-laki yang sedang duduk bersandar di sofa. Matanya menyipit dengan lengkungan samar yang terbit di bibirnya.Bagus!Aaron sepertinya sudah mabuk berat. Mungkin ini waktu yang tepat untuk segera menjalnakan rencananya.Marquez berangsur bangkit. Ia segera mendekati laki-laki dengan stelan jas hitam yang masih bersandar di sofa. Aaron tampak tertidur dengan pulas.Sial! Miranda harus pulang lebih awal karena dapat telepon dari rumah sakit. Jika tidak, mungkin dia bisa eksekusi mereka berdua malam ini juga."Tuan, apa Anda butuh bantuan?"Marquez yang sedang memapah Aaron keluar dari bar dibuat terkejut saat seorang pria menawarkan bantuan. Sambil memegangi Aaron, matanya melirik ke arah pria itu.Seorang petugas bar. Masih muda dan tampak menatap dengan curiga padanya."Apa yang kau lihat?" Marquez menanggapi dengan wajah kesal tatapan sang petugas.Pria itu menggeleng. "Maafkan saya, Tuan. Namun wajah An
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

Chapter 44 - Manusia Berhati Iblis

"Istirahatlah, Tuan Muda."Dengan hati-hati Jeremy membantu Aaron merebahkan tubuhnya ke tengah ranjang. Dia juga membuka satu per satu pantofel hitam yang pria itu kenakan.Dan saat Jeremy mau meningglkan kamar Aaron, tiba-tiba saja benda pipih yang tersimpan di saku celana berdering.Panggilan dari Dokter Miranda?"Hallo?"Sambil berdiri di samping ranjang Aaron, Jeremy menerima panggilan itu.Miranda baru saja tiba di unit apartemennya. Sambil membuka pintu ia tampak sedang menghubungi seseorang lewat sambungan ponsel."Syukurlah jika Aaron sudah tiba di penthouse. Aku mencemaskannya."Jeremy mengangguk. Ia lantas menoleh ke arah laki-laki yang sedang terbaring di tengah ranjang."Tuan Muda mabuk berat. Saya baru saja membawanya ke kamar."Miranda sedikit kaget. "Oh ya ampun! Kenapa dia banyak minum?"Jeremy mengusap wajahnya lalu menjawab, "Apa Anda bertemu dengan Nacos di bar?"Mendengar pertanyaan Jeremy lewat panggilan ponelnya, Miranda sedikit mengernyit. "Ya, kami bertemu den
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Chapter 45 - Tindak Pelecehan Di Rumah Sakit Jiwa

Sinar jingga baru saja terbit dari ufuk timur. Miranda berjalan menyusuri lorong rumah sakit. Kamar Ester yang sedang ia tuju."Dia tak mau makan apa pun sejak kemarin. Hanya diam saja seperti ini."Seorang perawat menjelaskan kondisi pasien saat Miranda bertanya. Matanya tertuju pada gadis belia dengan stelan biru muda yang tampak sedang duduk di sudut kamar sambil mendekap kedua lututnya.Miranda membuang nafas panjang. "Bisa tinggalkan kami berdua?""Baik, Dokter."Perawat segera pergi setelah diminta oleh Miranda. Dengan langkah yang pelan, Miranda segera menghampiri gadis belia di sudut kamar. Ester diam saja saat ia berjongkok di samping gadis itu."Hei, apa kau tidak ingin jalan-jalan ke taman? Aku bisa temani jika kau mau."Miranda berusaha berinteraksi dengan pasien. Dia teresenyum saat tatapan kosong Ester terangkat ke wajahnya."Si-siapa kau?! Pergi! Jangan dekati aku!"Ester mengamuk. Dengan ketakutan dia mengusir Miranda."Hei, jangan takut. Aku dokter di rumah sakit ini
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

Chapter 46 - Dokter Mesum

Restoran cepat saji yang berada tidak jauh dari Pusat Kejiwaan San Alexandria Baru tampak ramai oleh pengunjung. Dikarenakan sudah waktu jam makan siang, para pekerja restoran mulai sibuk melayani pesanan para tamu.Di antara tamu-tamu di restoran itu, tampak Aaron dan Miranda yang sedang duduk di meja VIP. Keduanya menikmati menu makan siang sambil berbincang dengan santai.Beef Pepper Rice merupakan menu klasik dari Pepper Lunch. Salah satu menu yang dipesan oleh Miranda untuk makan siangnya bersama Aaron.Potongan daging sapi dipanggang dengan bumbu lada di atas plat panas, lalu disajikan dengan nasi yang lezat. Sensasi panas dan rasa gurih yang nikmat, juga aroma yang menggugah selera.Aroma Shochu yang mencair bersama butiran es di dalam gelas menambah semaraknya makan siang mereka.Aaron teringat banyak hal tentang waktu yang ia lalu bersama Jesica dahulu. Mereka amat sering mengunjungi restoran mewah di seluruh kota. Juga menikmati aneka kuliner di setiap musim."Aku merasa ad
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more

Chapter 47 - Eksekusi Mati

Angin bertiup cukup kencang dari arah laut. Burung-burung kecil terbang rendah di sekitar gedung kejaksaan. Kadang kala makhluk kecil bersayap itu hinggap di dahan-dahan maple yang rentan.Hari Senin di penghujung bulan Desember pada musim panas. Gedung kejaksaan tampak dipenuhi orang-orang. Mereka berkerumun di pelataran gedung. Ada juga yang nekat menerobos masuk.Tidak hanya warga sipil yang berbondong-bondong datang ke gedung kejaksaan. Para Awak Media juga tampak memadati pelataran gedung sampai ke lobi. Semuanya tampak sibuk mencari informasi.Hari ini tanggal 21 Desember, menurut keputusan pengadilan hari ini Marquez akan di eksekusi mati. Jelas semua warga kota sudah tak sabaran menunggu hari ini tiba.Kejahatan Marquez amat banyak. Pria itu pantas di hukum mati!Warga kota sangat geram saat melihat seorang pria yang baru saja keluar dari mobil polisi. Itu Marquez! Dengan bersemangat mereka segera maju ingin menghajarnya."Habisi dia!""Hukum mati dia!""Bajingan!"Ujaran ke
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Chapter 48 - Kemarahan Marisa

Mobil-mobil polisi melaju beriringan di jalan pegunungan. Mobil ambulans tampak berjalan di barisan terdepan.Setelah dieksekusi mati, Nacos yang dikira adalah Marquez rencananya akan segera dibawa ke sebuah gereja untuk proses kremasi.Di dalam mobil sebujur tubuh yang sudah kaku tampak berbaring. Di kedua sisi terlihat masing-masing dua orang polisi yang duduk di sekitar.Sementara mobil Marisa mengikuti di belakang ambulans yang membawa jenazah Nacos. Wajah paripurna itu tampak gelisah. Sekali lagi Marisa bertanya dalam hati kecilnya, apa ini sudah benar?"Selamat, Nona! Anda melahirkan bayi kembar laki-laki! Kembar yang sangat identik!"Saat mendengar penuturan seorang dokter yang menangani proses persalinan saat itu, Marisa tampak tidak senang. Tidak ada sinar dari manik matanya yang memancarkan kebahagiaan.Kenapa demikian?30 tahun yang lalu saat usianya baru 20 tahun, Marisa meninggalkan rumah dan seorang ibu yang sakit-sakitan.Menurut para dokter, ibunya tak punya harapan un
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Chapter 49 - Kematian Tuan Besar

"Kau suka gaunnya?"Suara bass itu mengembalikan kesadaran Miranda dari fantasinya. Hampir lima menit ia berdiri di depan cermin dan memandangi siluetnya.Sedang pria yang bertanya tak lain adalah Aaron. Pria itu tersenyum manis saat manik-manik hijau Miranda menangkap bayangan dirinya di cermin."Kau yang pilih gaun ini, mana mungkin aku tak menyukainya."Wanita itu berkata dengan malu-malu. Miranda menunduk sambil tersenyum usai bicara. Pipinya bersemu merah akibat tatapan lembut Aaron.Pria yang sedang duduk di sofa itu lantas bangkit. Bahu lebar dalam balutan Tuxedo hitam itu menuju pada wanita yang masih berdiri di depan cermin.Miranda Foster, sehelai gaun pengantin warna putih tampak begitu elegan membalut tubuhnya yang proposional. Tiara dari berlian menghias kepalanya dengan begitu indah.Aaron tersenyum kagum melihat calon mempelai pengantinnya. Dia seperti sedang melihat Jesica saat ini. Akan tetapi, dia tak boleh mengungkapkan perasaan itu. Miranda mungkin tidak akan suka.
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

Chapter 50 - Miranda Dalam Bahaya

Hari mulai siang, namun sinar jingga sang mentari seolah enggan untuk terbit saat ini. Langit tampak mendung dengan angin yang lumayan kencang.Orang-orang masih berkumpul di pemakaman. Dari dalam mobil, sepasang iris biru terang mengamati punggung mereka.Anthony de Fortman, kematiannya menggemparkan warga San Alexandria Baru. Bersamaan dengan kasus berlapis yang menjerat Marquez.Semua orang berpikir jika kematian Tuan Fortman pasti ada hubungannya dengan eksekusi mati yang menewaskan anak tirinya, Marquez.Beberapa jurnalis mulai merancang cerita untuk artikel terbaru mereka. Sementara para Awak Media sibuk mengumpulkan informasi tentang kematian klan bangsawan, Anthony de Fortman tersebut."Aaron ..."Miranda berkata dengan pelan setelah menutup pintu mobil. Dengan mata telanjang ia pandangi punggung seorang laki-laki yang masih berdiri di samping makan Tuan Fortman.Aaron de Fortman, dia pasti sangat terpukul atas kematian sang ayah. Mengapa berita duka ini harus sampai ke teling
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more
PREV
1
...
345678
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status