Home / Thriller / SANG PEWARIS PERKASA / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of SANG PEWARIS PERKASA: Chapter 51 - Chapter 60

66 Chapters

Chapter 51 - Penyamaran Marquez

Miranda baru saja selesai mandi saat terdengar suara bel pintu yang ditekan oleh seseorang. Sedikit heran dan cemas, sambil mengeringkan rambut dengan handuk Miranda berjalan menuju pintu. Ya Tuhan, siapa yang datang di saat yang tidak tepat begini? Apakah Aaron? Ah, tidak mungkin. Bukankah pria itu sedang berada di mansion saat ini? Lantas siapa yang datang? Miranda hanya bisa menerka-nerka dalam hati tentang tamu yang sedang berdiri di luar pintu unit apartemennya saat ini. Ting tong! Deg! Oh, tidak! Orang itu terus saja menekan bel pintu. Seolah dia sudah tak sabar ingin masuk. Jantung Miranda berdegup kencang disertai rasa takut dan cemas yang sedang memenuhi jiwanya. Satu jam sudah Jeremy dan Luca meninggalkan unit apartemen. Kini ia hanya seorang diri di sini. Jeremy dan Aaron pernah mengatakan jika akan banyak hal yang mungkin terjadi saat ia sedang sendirian. Marisa tidak mungkin akan diam saja dan menerima kematian putranya, bukan? Wanita jahat itu pasti a
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

Chapter 52 - Miranda Menghilang

Hari mulai malam. Jeremy dan Luca tampak berjalan setengah berlari menuju mobil dinas di pelataran markas. Miranda dalam bahaya saat ini. Jeremy harus segera menghubungi Aaron. Ia dan Luca segera menuju gedung apartemen di mana Miranda tinggal."Apa?"Aaron bangkit dari sofa. Benda pipih dalam genggaman didekatkan ke telinga kanan. Wajah pria itu tampak diliputi rasa cemas. Sedang pendar matanya dipenuh amarah yang siap diledakan.Apa yang terjadi?Siapa yang menelepon Aaron?Mari kita cari tahu bersama.Hari mulai sore saat Marquez mendatangi unit apartemen Miranda. Pria itu datang dengan maksud yang buruk. Marquez ingin menculik Miranda.Namun saat ia tiba di gedung apartemen, Marquez melihat dua orang pria yang sedang berjalan di lobi gedung. Sepertinya Aaron yang menugaskan mereka untuk mengantar Miranda pulang setelah menghadiri pemakaman Tuan Fortman.Marquez yang licik tentu tak ingin Jeremy sampai melihatnya. Maka dia pun segera bersembunyi ke balik dinding dan baru muncul s
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

Chapter 53 - Penculikan

Bruk!Pintu sebuah super car dibuka dengan cepat. Tergesa-gesa tangan seorang pria mengeluarkan seonggok tubuh wanita yang tampak tidak sadarkan diri.Miranda Foster, nyaris dua jam ia pingsan setelah benturan benda tumpul menghantam tengkuk lehernya dari arah belakang.Tak banyak hal yan g ia ingat. Kecuali percakapan terakhirnya dengan Jeremy lewat sambungan ponsel."Dengar, tetaplah di dalam kamar sampai kami tiba!"Begitu yang dikatakan oleh Jeremy. Namun, saat ia hendak menoleh untuk melihat ke arah pintu satu pukulan keras lebih dulu merenggut kewarasannya. Miranda jatuh pingsan seketika."Sayang, aku tahu ini sangat gila. Namun, asal kau tahu jika aku memang cowok yang menyukai banyak hal ekstrim, seperti menculik calon istri orang begini. Hahaha!"Pria itu tertawa begitu lantang saat berhasil mengeluarkan tubuh Miranda dari dalam mobil. Dengan kedua tangan ia menggendong wanita itu memasuki sebuah kastil.Di sisi lain, Aaron tampak sedang mengemudikan super car miliknya tak te
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

Chapter 54 - Aksi Dua Jagoan

"Marquez, keluar kau!"Duar!Duar!Duar!Suara tembakan itu mengejutkan Marquez yang sedang memaksa Miranda di tengah ranjang. Shit! Rupanya si bodoh itu sampai juga ke sini?"Sayang, sepertinya pacarmu sudah datang. Lihatlah apa yang akan aku lakukan pada Aaron!" Marquez berdesis ke wajah wanita yang berada di bawah kendalinya. Matanya menatap tajam membalas pendar mata Miranda. Bibirnya menyeringai menanggapi aura ketakutan wanita itu."Apa yang mau kau lakukan pada Aaron?" Miranda bergegas bangkit usai Marquez melepaskannya. Dengan wajah penuh amarah, ia segera beringsut dari ranjang.Sial! Hampir saja bajingan itu mengambil apa yang hanya menjadi milik Aaron. Miranda sangat bersyukur Aaron datang tepat waktu. Namun ia juga mencemaskan kekasihnya itu.Marquez pasti sudah merencanakan semuanya dengan matang. Termasuk penculikan ini. Mendengar ucapan Miranda, pria itu menyeringai tipis. "Apa pun yang ingin ku lakukan pada Aaron, kau harus melihatnya."Miranda yang mulai bisa memba
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

Chapter 55 - Tragedi Besar

Malam kian larut. Aaron berlarian di dalam kastil. Matanya mencari-cari ke sekitar tempatnya berdiri. Di mana Marquez? Kemana bajingan itu membawa pergi Miranda?Pertanyaan itu tak juga mendapatkan jawaban. Hanya suara gemuruh baku tembak yang terdengar di lorong. Namun dia harus segera menemukan Miranda sebelum hal buruk kembali terjadi."Marquez, keluar kau!"Dengan penuh emosi Aaron berteriak. Laras panjang di tangannya sudah haus akan darah Marquez.Mungkin saja pria itu lolos dari maut dan hukum. Namun tidak dari tangannya. Kali ini Marquez akan tewas. Aaron bersumpah pada dirinya sendiri dan demi Miranda."Hei, Aaron!"Suara itu?Aaron segera menoleh ke arah belakang, dari mana sumber suara tersebut. Tidak ada siapa pun. Maka ia segera berlari menuju balkon. Dari sana ia melihat ke bawah. Ia sangat terkejut."Hei, pria bodoh! Cepat kesini dan selamatkan pacarmu! Jika tidak, aku tak janji akan menjaganya dengan baik!"Marquez yang bicara. Pria itu sedang berdiri di samping mobil.
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Chapter 56 - Kekacauan Di Stasiun

"Periksa semua gerbong! Jangan sampai mereka lolos!"Sepuluh orang laki-laki segera menyebar ke seluruh kereta. Marquez mengepalkan buku-buku tangannya dengan tatapan penuh emosi.Aaron dan Miranda, dia bersumpah tidak akan melepaskan mereka."Tetap di tempat dan jangan bergerak!"Orang-orang itu menerobos masuk ke setiap gerbong. Semua orang menjerit kaget saat mereka menodong dengan pistol di tangan. Ada apa ini?Siapa mereka?Apa orang-orang itu para pencuri yang biasa membajak kereta?Beragam pertanyaan bersarang di benak semua penumpang. Namun tidak ada yang berani bertanya. Mereka hanya diam, gemetaran dalam rasa takut. Sementara orang-orang bersenjata itu segera menyebar ke setiap gerbong. "Mereka tidak ada di sini!"Suara itu sampai ke telinga Aaron dan Miranda. Keduanya sedang bersembunyi di bilik kamar mandi yang sempit. Rupanya Marquez dan orang-orangnya belum meninggalkan stasiun. Manik-manik biru Miranda terangkat ke wajah laki-laki yang sedang mendekap tubuhnya. Ia me
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Chapter 57 - Akhir Tuan Muda Fortman

Laju kereta cepat menuju terowongan di bawah bukit. Perkelahian sengit antara Aaron dan Marquez masih terus berlanjut. Sementara Nacos sedang mengemudikan mobil menuju stasiun.["Tuan, Nona Miranda dalam bahaya!"]Edward Foster, ayah miranda-baru saja menerima telepon dari mata-mata. Ia sangat terkejut. Putrinya dalam cengkeraman Marisa saat ini."Cepat siapkan keberangkatan! Aku harus menyelamatkan Mirnda!""Baik, Tuan!"Setelah membenahi benda pipih dalam genggaman ke saku jas, Tuan Foster segera bergerak meninggalkan ruangan itu. Lima orang bodyguard mengikuti langkah panjang pria itu menuju teras mansion.["Tuan Muda Aaron tidak bisa di lacak keberadaannya! Namun, kami mendapat signal dari arah berlawanan!"]Sambil mengemudikan mobil, Nacos mendengar informasi lewat earphone di telinga. "Cepat lacak!" perintahnya dengan tegas.["Baik, Tuan!"]Oh, shit!Di mana Aaron dan Miranda?Nacos memukul kemudi mobil dengan kesal dan gelisah. Pasti Marquez tidak akan melepaskan Aaron saat ini
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more

Chapter 58 - Hancur

Malam itu di sebuah rumah sakit kecil yang berada di San Pedero. Dua orang perawat berjalan cepat menuju ruang gawat darurat. Di sana tampak dau orang dokter dan dua orang perawat yang sedang mengerumuni seorang pasien."Lakukan rangsang jantung!""Cepat!""Kondisi pasien semakin lemah!""Ini tidak akan berhasil."Ekor mata seorang dokter laki-laki melirik ke arah monitor pendeteksi jantung. Tampak garis lurus yang ditampilkan. Ia sangat terkejut lalu menanggapi tatapan semua orang dengan menggeleng putus asa.Semuanya tampak menarik nafas panjang lalu menunduk penuh sesal. Tak lama kemudian kain putih digunakan untuk menutupi pasien. Wajah yang berlumuran darah itu terlihat jelas sebelum tertutup. Pria itu Jeremy."Korban kecelakaan mobil yang Anda bawa kesini tak bisa diselamatkan! Maafkan kami."Luca sangat terkejut mendengar penuturan para dokter saat mereka keluar dari ruang gawat darurat. Dia menggeleng putus asa lalu mundur dari hadapan mereka. Dengan penuh sesal dan emosi, di
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

Chapter 59 - Dave Leonard Hernandez

Duar!Suara letupan sebuah tembakan terdengar cetar di seluruh kastil pagi-pagi buta. Dua orang penjaga yang sedang bertugas dibuat sangat terkejut. Sementara Marisa masih berada dalam pelukan Eve di kamarnya."Suaranya dari kamar Tuan Muda!""Ayo periksa!"Para penjaga segera menaiki anak tangga menuju kamar Marquez. Suara kegaduhan itu sampai ke telinga Eve. Ia turut terjaga dari tidurnya. Ada apa ribut-ribut?Ekor matanya melirik ke arah wanita paruh baya yang sedang terlelap di bawah ketiak. Eve geleng-geleng. Dengan wajah jengah ia menyingkirkan tangan Marisa dari tubuhnya.Sial!Wanita tua itu benar-benar gila!Marisa tak membiarkan dia tidur sepanjang malam. Dan wanita itu terus menyebut nama pria lain di sela permainan panas mereka.Aaron. Entah siapa pria yang Marisa gaungkan di tengah gairahnya yang panas. Eve tidak peduli. Setelah berpakaian lengkap ia segera meninggalkan kamar Marisa.Di sisi lain, Miranda baru saja berhasil keluar dari kamar Marquez. Dengan tergesa-gesa
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

Chapter 60 - Wanted

Farmasi San Alexandria Baru pukul enam sore."Tuan Marquez sudah melewati masa kritisnya. Kami akan segera memindahkannya ke ruang rawat inap VIP."Marisa mengangguk lega setelah mendengar ucapan para dokter. Mereka segera pergi setelah ia mengibaskan tangan."Apa kalian sudah temukan wanita itu?"Dua orang bodyguard saling pandang mendengar pertanyaan Marisa. Kediaman mereka membuat wanita itu muak. Dia segera memutar tubuhnya dan melempar tatapan yang tajam."Apa kalian tuli?!""Maafkan kami, Nyonya! Kami memang belum temukan Nona Miranda, tapi kami masih mencarinya," jawab seorang bodyguard dengan gugup.Marisa mendengus kesal. Dia segera maju dan langsung menyambar kerah jas pria di depannya. Matanya menatap dengan tajam."Wanita itu nyaris saja membuat putraku tewas! Aku ingin kalian segera temukan Miranda lalu seret dia ke depanku!" teriaknya ke wajah pria itu.Sang bodyguard dibuat gemetar ketakutan. "Baik, Nyonya.""Enyahlah!"Dengan kasar Marisa melempar pria itu. Satu rekann
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more
PREV
1234567
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status