Home / Thriller / SANG PEWARIS PERKASA / Chapter 61 - Chapter 66

All Chapters of SANG PEWARIS PERKASA: Chapter 61 - Chapter 66

66 Chapters

Chapter 61 - Keserakahan Marisa

Salvador Timur"Dave!""Di mana putraku?!""Dave!"Seorang wanita tampak sedang mengamuk di sebuah kamar yang berada di mansion mewah. Itu kediaman Anthony. Dan wanita itu merupakan istrinya yang bernama Casandra.Dua orang dokter tampak kewalahan menangani wanita itu. Casandra mengalami gangguan jiwa setelah melihat mayat putranya. Anthony sangat prihatin melihat kondisi sang istri.Casandra tak mau menerima jika Dave sudah tiada. Oleh karena itu, Anthony membawa laki-laki yang mereka temukan di laut ke rumahnya malam ini."Nyonya, tenangkan diri Anda!""Dave!"Dua orang perawat masing-masing memegangi lengan Casandra. Dokter kejiwaan akan segera memberinya suntikan penenang. Hanya itu yang bisa membuat Casandra tertidur."Hentikan! Jangan suntik!"Suara bariton Anthony mengejutkan mereka semua. Para dokter dan perawat segera menoleh serempak ke arah pria yang sedang berjalan dari arah pintu kamar."Hentikan, Dokter! Jangan kau berikan suntikan itu lagi padanya," ujar Anthony dengan
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

Chapter 62 - Kematian Tuan Foster

Malam itu sedang turun salju di Salvador Timur. Dave terbaring di tengah ranjang pada suatu kamar yang luas dan mewah. Di alam bawah sadar ia bermimpi melihat banyak kejadian yang mengerikan.'Lepaskan aku!''Aku tidak gila!''Jesica!''Tamat riwayat mu, Aaron!'Duar!Duar!Duar!Dave tersentak dari semua mimpi itu. Ia bangkit mengambil posisi duduk di tengah ranjang. Nafasnya terengah-engah dengan penuh dingin yang membasahi sekujur tubuh.Apa itu tadi?Apa itu bayangan masa lalunya?Mengerikan sekali!Dia berusaha tenang dan mengambil alih kendali penuh akan dirinya. Dave segera beringsut dari ranjang. Dibawanya tubuh tinggi kekar itu menuju tepi garis jendela.Butiran putih masih berjatuhan dari langit. Angin kencang menggoyangkan dahan-dahan Jacaranda di samping jendela. Dave termenung di sana dengan perasaan yang tidak karuan.'Dave Leonard Hernandez, kau putraku.'Senyuman Anthony tiba-tiba muncul di tengah kemelut yang terjadi dalam benaknya. Apa benar yang dikatakan orang yang
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

Chapter 63 - Identitas Aaron

Salvador Timur. Kediaman Tuan Anthony Hernandez pagi hari."Tuan Muda sudah siuman!"Casandra yang sedang berbincang dengan seorang dokter sangat terkejut saat Andreas menyampaikan kabar itu. Ia segera menoleh ke arah ranjang luas di mana putranya berbaring."Dave!"Langkah kecil itu segera terayun menuju laki-laki yang sedang dikelilingi oleh para asisten. Casandra tersenyum senang melihat Dave sudah sadarkan diri.Tadi pagi-pagi sekali Andreas menemukan Dave yang tergolek tak sadarkan diri di kamarnya. Dia pingsan. Casandra yang terkejut sampai menjatuhkan cangkir teh yang sedang ia pegang, lantas lengsung berlari ke kamar Dave."Syukurlah kau sudah sadar," lirih Casandra. Wanita itu menyeka bulir bening yang terjun di kedua pipinya.Dave menatap semua orang dengan wajah kebingungan. "Apa yang terjadi?""Anda pingsan. Dokter mengatakan, Anda mengalami dehidrasi," jawab Andreas mendahului Casandra.Dave masih tampak lingllung. "Dehidrasi?"Casandra mengangguk sambil tersenyum. "Janga
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

Chapter 64 - Maut Yang Mengincar

Eve berusaha memecahkan kaca depan mobil dengan sebuah batu yang cukup besar. Usahanya tak sia-sia. Kaca mobil pecah setelah ia menghantam dengan batu tersebut."Cepat keluar!"Pria itu berteriak sambil mengulurkan tangan pada wanita yang masih terjebak di dalam mobil. Miranda menatapnya dengan sendu. Eve tak peduli. Setelah ia berhasil menggapai lengan wanita itu, dia langsung menarik Miranda keluar dari mobil.Duar!Ledakan besar membuat Eve dan Miranda terpental cukup jauh. Keduanya berguling-guling di rerumputan. "Kau baik-baik saja?" Eve bertanya pada wanita yang berada di bawahnya saat ini. Matanya mengincar wajah cantik yang juga sedang menatapnya. Ini pertemuan mereka kedua kalinya. Eve terpana akan kecantikan Miranda."Menyingkirlah!"Perkataan Miranda sungguh di luar perkiraan. Dengan kasar wanita itu menepis Eve darinya. Miranda bergegas bangkit dan segera melihat ke arah semak-semak di mana mobil Luca berada.Oh, tidak!Off-road putih itu sudah dilahap oleh api. Mirand
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Chapter 65 - Mencari Miranda

"Tuan Foster memiliki aset kekayaan sekitar 780 Triliun dolar. Diantaranya tiga pulau di Provinsi Salvador dan sepuluh rumah sakit di San Alexandria Baru. Selebihnya beberapa perusahaan yang bergerak di bidang properti dan Farmasi. Juga beberapa bungalow di Swedia Baru."Marisa dan Marquez saling pandang mendengar penuturan Louis tentang kekayaan Tuan Foster. Gila! Harta sebanyak itu, entah bagaimana cara mengelolanya.Melihat tampang dua orang di depannya itu, Louis tersenyum tipis lalu melanjutkan, "Setelah Tuan Foster tiada, mungkin semua aset kekayaannya akan disumbangkan ke panti-panti sosial karena tak ada yang mengelola.""Apa?"Marisa dan Marquez terkejut bersamaan mendengar ucapan Louis. Warisan sebanyak itu mau disumbangkan? Enak saja!"Hei, bukankah Tuan Foster masih punya seorang pawaris?" Marisa segera mengajukan pertanyaan yang memang sudah bersarang di benaknya dan juga Marquez. Dia tak sabaran menunggu tanggapan Louis. Dia harus segera tahu siapa pewaris Tuan Foster.
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Chapter 66 - Kemelut Amnesia

"Jadi, kau bekerja sebagai pria bayaran?"Miranda geleng-geleng sambil tersenyum remeh. Dia dan Eve sedang berada di suatu kafe yang cukup jauh dari area pemakaman.Miranda yang mengajak Eve meninggalkan lokasi terjadinya kebakaran mobil. Kemunculan beberapa mobil polisi membuatnya sangat panik. Dia tak mau sampai mereka melihatnya.Eve tampak kesal melihat sikap Miranda menilainya. Dia memang bekerja sebagai gigolo, tapi dia bukan laki-laki murahan seperti yang wanita itu pikirkan."Aku butuh uang untuk pengobatan adikku."Senyuman di wajah itu memudar kala mendengar ucapan Eve. Miranda mengangkat kedua matanya menatap wajah pria di depannya. Eve memasang wajah jengah. Ia lantas melanjutkan, "Adikku baru berusia delapan tahun. Dia mengidap kanker otak.""Apa?" Miranda sangat terkejut. Eve hanya menagguk pelan menanggapi."Hm, maafkan aku." Miranda berkata lagi. Ia merasa tak enak hati pada Eve.Pria itu tersenyum tipis. "Maaf untuk apa? Orang sepertiku sudah terbiasa direndahkan."
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more
PREV
1234567
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status