Home / Thriller / SANG PEWARIS PERKASA / Chapter 57 - Akhir Tuan Muda Fortman

Share

Chapter 57 - Akhir Tuan Muda Fortman

Author: Dewa Amour
last update Last Updated: 2025-01-24 15:12:34

Laju kereta cepat menuju terowongan di bawah bukit. Perkelahian sengit antara Aaron dan Marquez masih terus berlanjut. Sementara Nacos sedang mengemudikan mobil menuju stasiun.

["Tuan, Nona Miranda dalam bahaya!"]

Edward Foster, ayah miranda-baru saja menerima telepon dari mata-mata. Ia sangat terkejut. Putrinya dalam cengkeraman Marisa saat ini.

"Cepat siapkan keberangkatan! Aku harus menyelamatkan Mirnda!"

"Baik, Tuan!"

Setelah membenahi benda pipih dalam genggaman ke saku jas, Tuan Foster segera bergerak meninggalkan ruangan itu. Lima orang bodyguard mengikuti langkah panjang pria itu menuju teras mansion.

["Tuan Muda Aaron tidak bisa di lacak keberadaannya! Namun, kami mendapat signal dari arah berlawanan!"]

Sambil mengemudikan mobil, Nacos mendengar informasi lewat earphone di telinga. "Cepat lacak!" perintahnya dengan tegas.

["Baik, Tuan!"]

Oh, shit!

Di mana Aaron dan Miranda?

Nacos memukul kemudi mobil dengan kesal dan gelisah. Pasti Marquez tidak akan melepaskan Aaron saat ini
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 58 - Hancur

    Malam itu di sebuah rumah sakit kecil yang berada di San Pedero. Dua orang perawat berjalan cepat menuju ruang gawat darurat. Di sana tampak dau orang dokter dan dua orang perawat yang sedang mengerumuni seorang pasien."Lakukan rangsang jantung!""Cepat!""Kondisi pasien semakin lemah!""Ini tidak akan berhasil."Ekor mata seorang dokter laki-laki melirik ke arah monitor pendeteksi jantung. Tampak garis lurus yang ditampilkan. Ia sangat terkejut lalu menanggapi tatapan semua orang dengan menggeleng putus asa.Semuanya tampak menarik nafas panjang lalu menunduk penuh sesal. Tak lama kemudian kain putih digunakan untuk menutupi pasien. Wajah yang berlumuran darah itu terlihat jelas sebelum tertutup. Pria itu Jeremy."Korban kecelakaan mobil yang Anda bawa kesini tak bisa diselamatkan! Maafkan kami."Luca sangat terkejut mendengar penuturan para dokter saat mereka keluar dari ruang gawat darurat. Dia menggeleng putus asa lalu mundur dari hadapan mereka. Dengan penuh sesal dan emosi, di

    Last Updated : 2025-01-25
  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 59 - Dave Leonard Hernandez

    Duar!Suara letupan sebuah tembakan terdengar cetar di seluruh kastil pagi-pagi buta. Dua orang penjaga yang sedang bertugas dibuat sangat terkejut. Sementara Marisa masih berada dalam pelukan Eve di kamarnya."Suaranya dari kamar Tuan Muda!""Ayo periksa!"Para penjaga segera menaiki anak tangga menuju kamar Marquez. Suara kegaduhan itu sampai ke telinga Eve. Ia turut terjaga dari tidurnya. Ada apa ribut-ribut?Ekor matanya melirik ke arah wanita paruh baya yang sedang terlelap di bawah ketiak. Eve geleng-geleng. Dengan wajah jengah ia menyingkirkan tangan Marisa dari tubuhnya.Sial!Wanita tua itu benar-benar gila!Marisa tak membiarkan dia tidur sepanjang malam. Dan wanita itu terus menyebut nama pria lain di sela permainan panas mereka.Aaron. Entah siapa pria yang Marisa gaungkan di tengah gairahnya yang panas. Eve tidak peduli. Setelah berpakaian lengkap ia segera meninggalkan kamar Marisa.Di sisi lain, Miranda baru saja berhasil keluar dari kamar Marquez. Dengan tergesa-gesa

    Last Updated : 2025-01-26
  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 60 - Wanted

    Farmasi San Alexandria Baru pukul enam sore."Tuan Marquez sudah melewati masa kritisnya. Kami akan segera memindahkannya ke ruang rawat inap VIP."Marisa mengangguk lega setelah mendengar ucapan para dokter. Mereka segera pergi setelah ia mengibaskan tangan."Apa kalian sudah temukan wanita itu?"Dua orang bodyguard saling pandang mendengar pertanyaan Marisa. Kediaman mereka membuat wanita itu muak. Dia segera memutar tubuhnya dan melempar tatapan yang tajam."Apa kalian tuli?!""Maafkan kami, Nyonya! Kami memang belum temukan Nona Miranda, tapi kami masih mencarinya," jawab seorang bodyguard dengan gugup.Marisa mendengus kesal. Dia segera maju dan langsung menyambar kerah jas pria di depannya. Matanya menatap dengan tajam."Wanita itu nyaris saja membuat putraku tewas! Aku ingin kalian segera temukan Miranda lalu seret dia ke depanku!" teriaknya ke wajah pria itu.Sang bodyguard dibuat gemetar ketakutan. "Baik, Nyonya.""Enyahlah!"Dengan kasar Marisa melempar pria itu. Satu rekann

    Last Updated : 2025-01-26
  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 61 - Keserakahan Marisa

    Salvador Timur"Dave!""Di mana putraku?!""Dave!"Seorang wanita tampak sedang mengamuk di sebuah kamar yang berada di mansion mewah. Itu kediaman Anthony. Dan wanita itu merupakan istrinya yang bernama Casandra.Dua orang dokter tampak kewalahan menangani wanita itu. Casandra mengalami gangguan jiwa setelah melihat mayat putranya. Anthony sangat prihatin melihat kondisi sang istri.Casandra tak mau menerima jika Dave sudah tiada. Oleh karena itu, Anthony membawa laki-laki yang mereka temukan di laut ke rumahnya malam ini."Nyonya, tenangkan diri Anda!""Dave!"Dua orang perawat masing-masing memegangi lengan Casandra. Dokter kejiwaan akan segera memberinya suntikan penenang. Hanya itu yang bisa membuat Casandra tertidur."Hentikan! Jangan suntik!"Suara bariton Anthony mengejutkan mereka semua. Para dokter dan perawat segera menoleh serempak ke arah pria yang sedang berjalan dari arah pintu kamar."Hentikan, Dokter! Jangan kau berikan suntikan itu lagi padanya," ujar Anthony dengan

    Last Updated : 2025-01-27
  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 62 - Kematian Tuan Foster

    Malam itu sedang turun salju di Salvador Timur. Dave terbaring di tengah ranjang pada suatu kamar yang luas dan mewah. Di alam bawah sadar ia bermimpi melihat banyak kejadian yang mengerikan.'Lepaskan aku!''Aku tidak gila!''Jesica!''Tamat riwayat mu, Aaron!'Duar!Duar!Duar!Dave tersentak dari semua mimpi itu. Ia bangkit mengambil posisi duduk di tengah ranjang. Nafasnya terengah-engah dengan penuh dingin yang membasahi sekujur tubuh.Apa itu tadi?Apa itu bayangan masa lalunya?Mengerikan sekali!Dia berusaha tenang dan mengambil alih kendali penuh akan dirinya. Dave segera beringsut dari ranjang. Dibawanya tubuh tinggi kekar itu menuju tepi garis jendela.Butiran putih masih berjatuhan dari langit. Angin kencang menggoyangkan dahan-dahan Jacaranda di samping jendela. Dave termenung di sana dengan perasaan yang tidak karuan.'Dave Leonard Hernandez, kau putraku.'Senyuman Anthony tiba-tiba muncul di tengah kemelut yang terjadi dalam benaknya. Apa benar yang dikatakan orang yang

    Last Updated : 2025-01-27
  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 63 - Identitas Aaron

    Salvador Timur. Kediaman Tuan Anthony Hernandez pagi hari."Tuan Muda sudah siuman!"Casandra yang sedang berbincang dengan seorang dokter sangat terkejut saat Andreas menyampaikan kabar itu. Ia segera menoleh ke arah ranjang luas di mana putranya berbaring."Dave!"Langkah kecil itu segera terayun menuju laki-laki yang sedang dikelilingi oleh para asisten. Casandra tersenyum senang melihat Dave sudah sadarkan diri.Tadi pagi-pagi sekali Andreas menemukan Dave yang tergolek tak sadarkan diri di kamarnya. Dia pingsan. Casandra yang terkejut sampai menjatuhkan cangkir teh yang sedang ia pegang, lantas lengsung berlari ke kamar Dave."Syukurlah kau sudah sadar," lirih Casandra. Wanita itu menyeka bulir bening yang terjun di kedua pipinya.Dave menatap semua orang dengan wajah kebingungan. "Apa yang terjadi?""Anda pingsan. Dokter mengatakan, Anda mengalami dehidrasi," jawab Andreas mendahului Casandra.Dave masih tampak lingllung. "Dehidrasi?"Casandra mengangguk sambil tersenyum. "Janga

    Last Updated : 2025-01-28
  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 64 - Maut Yang Mengincar

    Eve berusaha memecahkan kaca depan mobil dengan sebuah batu yang cukup besar. Usahanya tak sia-sia. Kaca mobil pecah setelah ia menghantam dengan batu tersebut."Cepat keluar!"Pria itu berteriak sambil mengulurkan tangan pada wanita yang masih terjebak di dalam mobil. Miranda menatapnya dengan sendu. Eve tak peduli. Setelah ia berhasil menggapai lengan wanita itu, dia langsung menarik Miranda keluar dari mobil.Duar!Ledakan besar membuat Eve dan Miranda terpental cukup jauh. Keduanya berguling-guling di rerumputan. "Kau baik-baik saja?" Eve bertanya pada wanita yang berada di bawahnya saat ini. Matanya mengincar wajah cantik yang juga sedang menatapnya. Ini pertemuan mereka kedua kalinya. Eve terpana akan kecantikan Miranda."Menyingkirlah!"Perkataan Miranda sungguh di luar perkiraan. Dengan kasar wanita itu menepis Eve darinya. Miranda bergegas bangkit dan segera melihat ke arah semak-semak di mana mobil Luca berada.Oh, tidak!Off-road putih itu sudah dilahap oleh api. Mirand

    Last Updated : 2025-01-29
  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 65 - Mencari Miranda

    "Tuan Foster memiliki aset kekayaan sekitar 780 Triliun dolar. Diantaranya tiga pulau di Provinsi Salvador dan sepuluh rumah sakit di San Alexandria Baru. Selebihnya beberapa perusahaan yang bergerak di bidang properti dan Farmasi. Juga beberapa bungalow di Swedia Baru."Marisa dan Marquez saling pandang mendengar penuturan Louis tentang kekayaan Tuan Foster. Gila! Harta sebanyak itu, entah bagaimana cara mengelolanya.Melihat tampang dua orang di depannya itu, Louis tersenyum tipis lalu melanjutkan, "Setelah Tuan Foster tiada, mungkin semua aset kekayaannya akan disumbangkan ke panti-panti sosial karena tak ada yang mengelola.""Apa?"Marisa dan Marquez terkejut bersamaan mendengar ucapan Louis. Warisan sebanyak itu mau disumbangkan? Enak saja!"Hei, bukankah Tuan Foster masih punya seorang pawaris?" Marisa segera mengajukan pertanyaan yang memang sudah bersarang di benaknya dan juga Marquez. Dia tak sabaran menunggu tanggapan Louis. Dia harus segera tahu siapa pewaris Tuan Foster.

    Last Updated : 2025-01-29

Latest chapter

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 66 - Kemelut Amnesia

    "Jadi, kau bekerja sebagai pria bayaran?"Miranda geleng-geleng sambil tersenyum remeh. Dia dan Eve sedang berada di suatu kafe yang cukup jauh dari area pemakaman.Miranda yang mengajak Eve meninggalkan lokasi terjadinya kebakaran mobil. Kemunculan beberapa mobil polisi membuatnya sangat panik. Dia tak mau sampai mereka melihatnya.Eve tampak kesal melihat sikap Miranda menilainya. Dia memang bekerja sebagai gigolo, tapi dia bukan laki-laki murahan seperti yang wanita itu pikirkan."Aku butuh uang untuk pengobatan adikku."Senyuman di wajah itu memudar kala mendengar ucapan Eve. Miranda mengangkat kedua matanya menatap wajah pria di depannya. Eve memasang wajah jengah. Ia lantas melanjutkan, "Adikku baru berusia delapan tahun. Dia mengidap kanker otak.""Apa?" Miranda sangat terkejut. Eve hanya menagguk pelan menanggapi."Hm, maafkan aku." Miranda berkata lagi. Ia merasa tak enak hati pada Eve.Pria itu tersenyum tipis. "Maaf untuk apa? Orang sepertiku sudah terbiasa direndahkan."

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 65 - Mencari Miranda

    "Tuan Foster memiliki aset kekayaan sekitar 780 Triliun dolar. Diantaranya tiga pulau di Provinsi Salvador dan sepuluh rumah sakit di San Alexandria Baru. Selebihnya beberapa perusahaan yang bergerak di bidang properti dan Farmasi. Juga beberapa bungalow di Swedia Baru."Marisa dan Marquez saling pandang mendengar penuturan Louis tentang kekayaan Tuan Foster. Gila! Harta sebanyak itu, entah bagaimana cara mengelolanya.Melihat tampang dua orang di depannya itu, Louis tersenyum tipis lalu melanjutkan, "Setelah Tuan Foster tiada, mungkin semua aset kekayaannya akan disumbangkan ke panti-panti sosial karena tak ada yang mengelola.""Apa?"Marisa dan Marquez terkejut bersamaan mendengar ucapan Louis. Warisan sebanyak itu mau disumbangkan? Enak saja!"Hei, bukankah Tuan Foster masih punya seorang pawaris?" Marisa segera mengajukan pertanyaan yang memang sudah bersarang di benaknya dan juga Marquez. Dia tak sabaran menunggu tanggapan Louis. Dia harus segera tahu siapa pewaris Tuan Foster.

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 64 - Maut Yang Mengincar

    Eve berusaha memecahkan kaca depan mobil dengan sebuah batu yang cukup besar. Usahanya tak sia-sia. Kaca mobil pecah setelah ia menghantam dengan batu tersebut."Cepat keluar!"Pria itu berteriak sambil mengulurkan tangan pada wanita yang masih terjebak di dalam mobil. Miranda menatapnya dengan sendu. Eve tak peduli. Setelah ia berhasil menggapai lengan wanita itu, dia langsung menarik Miranda keluar dari mobil.Duar!Ledakan besar membuat Eve dan Miranda terpental cukup jauh. Keduanya berguling-guling di rerumputan. "Kau baik-baik saja?" Eve bertanya pada wanita yang berada di bawahnya saat ini. Matanya mengincar wajah cantik yang juga sedang menatapnya. Ini pertemuan mereka kedua kalinya. Eve terpana akan kecantikan Miranda."Menyingkirlah!"Perkataan Miranda sungguh di luar perkiraan. Dengan kasar wanita itu menepis Eve darinya. Miranda bergegas bangkit dan segera melihat ke arah semak-semak di mana mobil Luca berada.Oh, tidak!Off-road putih itu sudah dilahap oleh api. Mirand

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 63 - Identitas Aaron

    Salvador Timur. Kediaman Tuan Anthony Hernandez pagi hari."Tuan Muda sudah siuman!"Casandra yang sedang berbincang dengan seorang dokter sangat terkejut saat Andreas menyampaikan kabar itu. Ia segera menoleh ke arah ranjang luas di mana putranya berbaring."Dave!"Langkah kecil itu segera terayun menuju laki-laki yang sedang dikelilingi oleh para asisten. Casandra tersenyum senang melihat Dave sudah sadarkan diri.Tadi pagi-pagi sekali Andreas menemukan Dave yang tergolek tak sadarkan diri di kamarnya. Dia pingsan. Casandra yang terkejut sampai menjatuhkan cangkir teh yang sedang ia pegang, lantas lengsung berlari ke kamar Dave."Syukurlah kau sudah sadar," lirih Casandra. Wanita itu menyeka bulir bening yang terjun di kedua pipinya.Dave menatap semua orang dengan wajah kebingungan. "Apa yang terjadi?""Anda pingsan. Dokter mengatakan, Anda mengalami dehidrasi," jawab Andreas mendahului Casandra.Dave masih tampak lingllung. "Dehidrasi?"Casandra mengangguk sambil tersenyum. "Janga

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 62 - Kematian Tuan Foster

    Malam itu sedang turun salju di Salvador Timur. Dave terbaring di tengah ranjang pada suatu kamar yang luas dan mewah. Di alam bawah sadar ia bermimpi melihat banyak kejadian yang mengerikan.'Lepaskan aku!''Aku tidak gila!''Jesica!''Tamat riwayat mu, Aaron!'Duar!Duar!Duar!Dave tersentak dari semua mimpi itu. Ia bangkit mengambil posisi duduk di tengah ranjang. Nafasnya terengah-engah dengan penuh dingin yang membasahi sekujur tubuh.Apa itu tadi?Apa itu bayangan masa lalunya?Mengerikan sekali!Dia berusaha tenang dan mengambil alih kendali penuh akan dirinya. Dave segera beringsut dari ranjang. Dibawanya tubuh tinggi kekar itu menuju tepi garis jendela.Butiran putih masih berjatuhan dari langit. Angin kencang menggoyangkan dahan-dahan Jacaranda di samping jendela. Dave termenung di sana dengan perasaan yang tidak karuan.'Dave Leonard Hernandez, kau putraku.'Senyuman Anthony tiba-tiba muncul di tengah kemelut yang terjadi dalam benaknya. Apa benar yang dikatakan orang yang

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 61 - Keserakahan Marisa

    Salvador Timur"Dave!""Di mana putraku?!""Dave!"Seorang wanita tampak sedang mengamuk di sebuah kamar yang berada di mansion mewah. Itu kediaman Anthony. Dan wanita itu merupakan istrinya yang bernama Casandra.Dua orang dokter tampak kewalahan menangani wanita itu. Casandra mengalami gangguan jiwa setelah melihat mayat putranya. Anthony sangat prihatin melihat kondisi sang istri.Casandra tak mau menerima jika Dave sudah tiada. Oleh karena itu, Anthony membawa laki-laki yang mereka temukan di laut ke rumahnya malam ini."Nyonya, tenangkan diri Anda!""Dave!"Dua orang perawat masing-masing memegangi lengan Casandra. Dokter kejiwaan akan segera memberinya suntikan penenang. Hanya itu yang bisa membuat Casandra tertidur."Hentikan! Jangan suntik!"Suara bariton Anthony mengejutkan mereka semua. Para dokter dan perawat segera menoleh serempak ke arah pria yang sedang berjalan dari arah pintu kamar."Hentikan, Dokter! Jangan kau berikan suntikan itu lagi padanya," ujar Anthony dengan

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 60 - Wanted

    Farmasi San Alexandria Baru pukul enam sore."Tuan Marquez sudah melewati masa kritisnya. Kami akan segera memindahkannya ke ruang rawat inap VIP."Marisa mengangguk lega setelah mendengar ucapan para dokter. Mereka segera pergi setelah ia mengibaskan tangan."Apa kalian sudah temukan wanita itu?"Dua orang bodyguard saling pandang mendengar pertanyaan Marisa. Kediaman mereka membuat wanita itu muak. Dia segera memutar tubuhnya dan melempar tatapan yang tajam."Apa kalian tuli?!""Maafkan kami, Nyonya! Kami memang belum temukan Nona Miranda, tapi kami masih mencarinya," jawab seorang bodyguard dengan gugup.Marisa mendengus kesal. Dia segera maju dan langsung menyambar kerah jas pria di depannya. Matanya menatap dengan tajam."Wanita itu nyaris saja membuat putraku tewas! Aku ingin kalian segera temukan Miranda lalu seret dia ke depanku!" teriaknya ke wajah pria itu.Sang bodyguard dibuat gemetar ketakutan. "Baik, Nyonya.""Enyahlah!"Dengan kasar Marisa melempar pria itu. Satu rekann

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 59 - Dave Leonard Hernandez

    Duar!Suara letupan sebuah tembakan terdengar cetar di seluruh kastil pagi-pagi buta. Dua orang penjaga yang sedang bertugas dibuat sangat terkejut. Sementara Marisa masih berada dalam pelukan Eve di kamarnya."Suaranya dari kamar Tuan Muda!""Ayo periksa!"Para penjaga segera menaiki anak tangga menuju kamar Marquez. Suara kegaduhan itu sampai ke telinga Eve. Ia turut terjaga dari tidurnya. Ada apa ribut-ribut?Ekor matanya melirik ke arah wanita paruh baya yang sedang terlelap di bawah ketiak. Eve geleng-geleng. Dengan wajah jengah ia menyingkirkan tangan Marisa dari tubuhnya.Sial!Wanita tua itu benar-benar gila!Marisa tak membiarkan dia tidur sepanjang malam. Dan wanita itu terus menyebut nama pria lain di sela permainan panas mereka.Aaron. Entah siapa pria yang Marisa gaungkan di tengah gairahnya yang panas. Eve tidak peduli. Setelah berpakaian lengkap ia segera meninggalkan kamar Marisa.Di sisi lain, Miranda baru saja berhasil keluar dari kamar Marquez. Dengan tergesa-gesa

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 58 - Hancur

    Malam itu di sebuah rumah sakit kecil yang berada di San Pedero. Dua orang perawat berjalan cepat menuju ruang gawat darurat. Di sana tampak dau orang dokter dan dua orang perawat yang sedang mengerumuni seorang pasien."Lakukan rangsang jantung!""Cepat!""Kondisi pasien semakin lemah!""Ini tidak akan berhasil."Ekor mata seorang dokter laki-laki melirik ke arah monitor pendeteksi jantung. Tampak garis lurus yang ditampilkan. Ia sangat terkejut lalu menanggapi tatapan semua orang dengan menggeleng putus asa.Semuanya tampak menarik nafas panjang lalu menunduk penuh sesal. Tak lama kemudian kain putih digunakan untuk menutupi pasien. Wajah yang berlumuran darah itu terlihat jelas sebelum tertutup. Pria itu Jeremy."Korban kecelakaan mobil yang Anda bawa kesini tak bisa diselamatkan! Maafkan kami."Luca sangat terkejut mendengar penuturan para dokter saat mereka keluar dari ruang gawat darurat. Dia menggeleng putus asa lalu mundur dari hadapan mereka. Dengan penuh sesal dan emosi, di

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status