Semuanya bersorak menggoda Gibran yang sudah salah tingkah dan juga malu karena ucapannya yang salah menyebut nama. "Maksud saya bukan itu, tapi Risma Utami Anastasya," jawab Gibran membenarkan ucapannya."Cie cie, Ehem, nama Umi Risma bukan seperti itu loh," sindir Fakih menyikut pelan bahu Gibran. Gibran hanya tersenyum dambilymenggaruh kepalanya yang tak gatal."Cie, Naila, wajahnya kok merah seperti itu," sindir Anggi juga menunjuk Naila yang sedari tadi menunduk semakin dalam.Semuanya bersorak menggoda Gibran dan juga Naila. Gibran kehabisan alasan, lalu Gibran melihat Naila yang juga sama saltingnya."Ah, udahlah bang, udah Ustadzah, lanjutin aja permainannya," kata Gibran tersenyum ramah. Fakih menarik nafas pelan. "Gimana, masih mau dilanjut?" tanya Fakih."Dah capek," jawab Ayra dan diangguku oleh Aulia dan juga Anggi. Ridho hanya mengedikkan kedua bahunya acuh. Tak menahu lagi."Ya sudah, permainan ini selesai," kata Fakih mengambil botolnya kembali. Sesekali sebelum beran
Read more