"Kak Hugo sudah datang, ya."Seharusnya Ujang memang mengenal Hugo. Setelah menyapa Hugo, dia berkata, "Apa beberapa orang ini adalah muridmu?""Murid-muridmu benar-benar arogan, ya. Terutama orang yang bernama Jaiden. Begitu bertemu denganku, tanpa berbasa-basi sama sekali, dia langsung menamparku. Menurutku, dia pantas kuhajar atau nggak?"Jaiden khawatir karena takut pada latar belakang Ujang, Hugo malah menghajarnya lagi.Dia buru-buru mendekati Hugo dan berkata dengan sedih, "Kak Hugo, Hariyo membawa Futari, kakaknya kemari. Tiba-tiba saja, Kak Ujang dan yang lainnya datang dan meminta Futari untuk menemani mereka minum-minum. Kami tahu dia adalah wanita pilihanmu, karena itulah aku terlibat konflik dengannya ...."Begitu mendengar ucapan muridnya, Hugo melirik Futari yang sedang duduk di sofa. Dalam sekejap, tatapannya langsung terpaku pada gadis itu.Sejak berusia belasan tahun, dia sudah memainkan berbagai tipe wanita. Wanita cantik yang ditemuinya bahkan tidak bisa dihitungnya
Baca selengkapnya