Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 941 - Bab 950

Semua Bab Menantu Pahlawan Negara: Bab 941 - Bab 950

1632 Bab

Bab 941 Aku Memang Seorang Menantu Benalu

"Menantu benalu?"Begitu mendengar ucapan Hariyo, reaksi pertama Lilis dan yang lainnya adalah tidak percaya."Hariyo, apa kamu sedang bercanda dengan kami? Pakaian yang dikenakan oleh kakak iparmu pasti nggak murah. Hanya dilihat sekilas saja, sangat jelas pakaiannya murni buatan tangan.""Selain itu, jam tangan bermerek Patek Philippe yang melingkar di pergelangan tangannya itu, paling nggak harganya bernilai 200 juta ke atas. Lagi pula, jam tangan yang dipakainya itu nggak terlihat seperti jam tangan palsu.""Kalau dia benar-benar hanya seorang menantu benalu, bagaimana mungkin dia mendapatkan perlakuan sebaik ini?""Selain itu, dilihat dari aura kakak iparmu ini, dia juga nggak terlihat seperti menantu benalu yang tersiksa."Lilis dan dua wanita lainnya mengungkapkan pemikiran mereka secara bergantian.Dalam benak mereka, seorang menantu benalu tidak akan diberi makan bagus dan pakaian yang bagus, melainkan akan senantiasa ditindas oleh keluarga pihak wanita, sehingga saat berhadap
Baca selengkapnya

Bab 942 Kak Ujang

Beberapa pria dan wanita itu tertawa terbahak-bahak.Adegan Hugo memberi pelajaran pada menantu benalu itu pasti sangat menarik.Ardika mengerutkan keningnya, dia sedang memikirkan apakah dia harus melayangkan satu tamparan ke wajah setiap orang dari sekelompok pria dan wanita muda itu atau tidak.Namun, Futari terlebih dahulu tidak tahan menyaksikan pemandangan itu lagi. Dia membelalak dan berkata, "Memangnya kalian sehebat apa?! Bisa-bisanya kalian menganggap remeh kakak iparku! Kakak iparku juga belum tentu ingin semeja bersama kalian!"Selesai berbicara, dia langsung menoleh dan menendang Hariyo. "Ayo, kita pulang!""Lihatlah orang-orang seperti apa yang kamu kenal ini! Kalau Ayah dan Ibu tahu, mereka pasti akan marah besar padamu!"Begitu mendengar ucapan Futari, ekspresi Jaiden dan yang lainnya langsung berubah menjadi sangat muram.Namun, sebelum mereka sempat berbicara, Hariyo berkata seolah-olah menentang kakaknya, "Aku nggak mau pergi! Guruku masih belum datang!"Menurutnya,
Baca selengkapnya

Bab 943 Bagaimana Kalau Dia Tetap Tidak Mau Minum

Hugo adalah orang yang diandalkan sekaligus merupakan sumber keberanian Jaiden.Saat ini, Hugo sedang berada di lantai atas, jadi sama sekali tidak ada yang perlu ditakutinya."Haha! Ternyata ada orang yang berani menampar wajahku di KTV Jewel!"Pemimpin sekelompok orang preman itu, yang juga dikenal dengan Kak Ujang, saat ini sedang menutupi wajahnya. Saking emosinya, dia malah tertawa dan berkata, "Bocah, kamu tahu nggak, orang yang membuka KTV Jewel adalah bos dari bosku! Kamu benar-benar cari mati!""Bos dari bosmu?"Jaiden mengerutkan keningnya. Detik berikutnya, ekspresinya langsung berubah drastis.Semua orang yang datang bersenang-senang di KTV Jewel, tentu saja tahu tempat ini adalah milik Jinto, kepala preman Kota Banyuli.Biasanya, Jinto sendiri bahkan sering berada di sini.Apa mungkin Ujang adalah anak buah dari anak buah Jinto?!Saat ini, ekspresi semua orang di tempat itu, termasuk Lilis berubah menjadi muram.Tiba-tiba, Jaiden menyadari satu hal. 'Sial! Tadi aku benar-b
Baca selengkapnya

Bab 944 Apa Sekarang Kamu Sudah Melihat dengan Jelas

"Oke, kalau begitu, aku juga mau lihat apakah kamu berani memerintahkanku untuk minum atau nggak."Ardika melontarkan kata-kata itu dengan acuh tak acuh.Namun, nada bicaranya yang seolah-olah menganggap remeh lawan bicaranya itu, tidak hanya membuat ekspresi Ujang berubah menjadi muram.Tubuh Jaiden dan yang lainnya yang baru saja merangkak bangkit dari lantai juga gemetaran mendengar nada bicara Ardika."Hariyo, cepat suruh menantu benalu itu untuk tutup mulut!""Berani-beraninya kamu menyulut amarah Kak Ujang! Apa kamu ingin mencelakai kami semua?!""Kamu pikir kamu siapa, hah?! Berani-beraninya kamu melawan Kak Ujang!""Kak Ujang, kami nggak mengenal orang ini ...."Lilis dan yang lainnya melontarkan kata-kata makian pada Ardika, mereka semua buru-buru memutuskan hubungan dengan Ardika."Apa? Dia bilang apa?! Kak Ujang nggak berani memerintahnya untuk minum?! Siapa orang ini?! Benar-benar arogan!""Untuk apa beromong kosong lagi dengannya?! Langsung saja hajar orang yang berlagak h
Baca selengkapnya

Bab 945 Hugo Kosasih

Saking ketakutannya, tubuh Jaiden langsung gemetaran. Dia memaksakan seulas senyum dan berkata, "Kak Ujang, apa Kak Ujang tahu identitas orang ini? Dia hanyalah seorang menantu benalu. Kak Ujang nggak perlu mengotori tangan sendiri untuk memberi pelajaran kepada orang sepertinya.""Karena itulah, aku berpikir untuk memberikan bantuan kepada Kak Ujang ...."Sebelum dia sempat menyelesaikan kalimatnya, ucapannya sudah disela oleh teriakan penuh amarah Ujang."Dasar sialan! Pergi sana!"Ujang melayangkan satu tamparan ke wajah Jaiden, sampai-sampai pria itu terjatuh ke lantai. Kemudian, dia menghujani Jaiden dengan tendangan-tendangan dan pukulan-pukulan. "Kamu adalah makhluk sialan! Seluruh keluargamu adalah makhluk sialan!"Jaiden yang tergeletak di lantai berteriak dengan menyedihkan sambil melindungi kepalanya. Saking kesalnya, dia bahkan sudah hampir muntah darah.Tadi dia dihajar oleh Ujang karena dia telah cari mati sendiri dengan memprovokasi pria itu. Namun, mengapa sekarang saat
Baca selengkapnya

Bab 946 Arogan

"Kak Hugo sudah datang, ya."Seharusnya Ujang memang mengenal Hugo. Setelah menyapa Hugo, dia berkata, "Apa beberapa orang ini adalah muridmu?""Murid-muridmu benar-benar arogan, ya. Terutama orang yang bernama Jaiden. Begitu bertemu denganku, tanpa berbasa-basi sama sekali, dia langsung menamparku. Menurutku, dia pantas kuhajar atau nggak?"Jaiden khawatir karena takut pada latar belakang Ujang, Hugo malah menghajarnya lagi.Dia buru-buru mendekati Hugo dan berkata dengan sedih, "Kak Hugo, Hariyo membawa Futari, kakaknya kemari. Tiba-tiba saja, Kak Ujang dan yang lainnya datang dan meminta Futari untuk menemani mereka minum-minum. Kami tahu dia adalah wanita pilihanmu, karena itulah aku terlibat konflik dengannya ...."Begitu mendengar ucapan muridnya, Hugo melirik Futari yang sedang duduk di sofa. Dalam sekejap, tatapannya langsung terpaku pada gadis itu.Sejak berusia belasan tahun, dia sudah memainkan berbagai tipe wanita. Wanita cantik yang ditemuinya bahkan tidak bisa dihitungnya
Baca selengkapnya

Bab 947 Memamerkan Kekuatan

Kejadian yang dialami oleh Jinto dan Romi, tentu saja bukanlah hal yang memalukan bagi orang-orang dunia preman.Bagaimanapun juga, Duo Pendekar Kota Lino adalah makhluk yang sangat ganas. Begitu ditargetkan oleh mereka, tidak kehilangan nyawa saja sudah harus bersyukur.Namun, pandangan Hugo yang tidak takut pada apa pun itu berbeda.Di matanya, Jinto hanyalah si tua pecundang.Kala itu, kalau dia yang ditargetkan oleh Duo Pendekar, dia yang akan menyiksa dua makhluk ganas itu hingga sekarat!Begitu Ujang dan yang lainnya mendengar ucapan Hugo, hati mereka langsung mencelus.'Gawat! Gawat! Hugo si sialan itu sama sekali nggak takut pada Tuan Jinto! Hari ini bocah itu pasti akan mengubrak-abrik KTV Jewel.' Kira-kira seperti inilah pemikiran mereka."Jaiden, kemarilah."Hugo menarik Jaiden mendekatinya, lalu melirik Ujang dan yang lainnya dengan sorot mata arogan dan berkata dengan dingin, "Tadi, siapa-siapa saja yang telah menyerang kalian? Tunjukkan padaku sekarang juga! Aku akan memb
Baca selengkapnya

Bab 948 Menjadi Target Ejekan

Hariyo tidak menyukai Ardika sama sekali.Setiap ada kesempatan, dia selalu melontarkan ejekan-ejekan dan sindiran-sindiran terhadap Ardika.Ardika hanya mendengar tanpa menganggap serius ucapan Hariyo.Tadi kalau bukan karena dia memilih untuk berperan sebagai penonton saja tanpa menunjukkan maksud yang jelas, Ujang dan yang lainnya baru tidak berani bertindak sembarangan.Kalau tidak, Ujang dan yang lainnya pasti tidak akan membiarkan Hugo bertindak semena-mena dan menginjak-injak harga diri mereka seperti itu.Jangan lupa, mereka adalah preman-preman yang sudah terkenal ganas dan berpengalaman. Dalam situasi genting, mereka bahkan berani untuk melakukan apa saja.Walaupun kemampuan bela diri Hugo lumayan bagus, tetapi begitu Ujang dan yang lainnya memainkan senjata api, dia juga akan berakhir dengan berlumuran darah.Hugo yang masih muda dan arogan itu belum memahami suatu hal.Bertindak keterlaluan seperti itu, hanya akan membahayakan diri sendiri. Dia tidak menyadari tadi dia hamp
Baca selengkapnya

Bab 949 Bengkak Wajahmu Sudah Mereda

"Untung saja Kak Hugo turun tangan tepat waktu, nggak membiarkan rencana jahat pecundang itu berhasil.""Seharusnya dia berterima kasih pada Kak Hugo. Kalau nggak, karena dia memprovokasi Kak Ujang tadi, hari ini dia pasti akan berakhir dicabik-cabik oleh sekelompok preman itu!"Satu per satu dari mereka melontarkan kata-kata untuk menjatuhkan Ardika.Tidak hanya itu saja, orang-orang itu bahkan beranggapan bahwa tindakan Ardika menghentikan Ujang dan yang lainnya tadi, yang jelas-jelas merupakan tindakan menyelamatkan mereka sebagai bentuk pembalasan dendam. Mereka mencap Ardika sebagai orang jahat."Kak Ardika, lihatlah orang-orang itu! Benar-benar membuatku kesal setengah mati saja!"Mendengar kata-kata tajam yang keluar dari mulut sekelompok orang itu, sekujur tubuh Futari sampai bergetar kencang saking kesalnya. Gadis baik itu bahkan sampai berlinang air mata.Ardika menepuk-nepuk pundaknya dan menghiburnya, "Futari, nggak ada gunanya merasa kesal pada sekelompok sampah itu.""Ora
Baca selengkapnya

Bab 950 Gelandangan

Begitu mendengar ucapan Ardika, secara naluriah Firza mengangkat lengannya untuk menyentuh wajahnya.Saat dia menyadari dirinya sudah menunjukkan ketakutannya di hadapan Ardika, ekspresinya langsung berubah menjadi muram.Sebelumnya, saat berada di Vila Bistani, dia dihajar oleh Ardika dua kali dalam satu malam. Hingga saat ini, kejadian itu masih seperti mimpi buruk yang membayanginya.Sekarang Ardika berani mengungkit kejadian itu tepat di hadapannya, sangat jelas bahwa pria itu sedang mempermalukannya!Hugo melirik Firza dengan sorot mata mempermainkan, dia tertawa dalam hati.Dia juga baru tahu ternyata Firza pernah kalah dari menantu benalu seperti Ardika.Pantas saja sebelumnya saat dia menanyakan pada Firza sebenarnya pria itu ada dendam apa dengan Ardika, pria itu tidak bersedia memberi tahu detailnya, melainkan hanya memintanya untuk memberi pelajaran kepada Ardika.Walaupun tertawa dalam hati, tetapi Hugo tetap tahu jelas bahwa di saat seperti ini, dia harus angkat bicara unt
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
9394959697
...
164
DMCA.com Protection Status