"Haha, kamu nggak berani, 'kan?""Kalau aku mati di Kota Banyuli, Kota Gamiga pasti akan mengalami kekacauan besar, akan ada banyak orang yang mati bersamaku!""Istrimu, keluargamu, teman-teman dan kenalanmu. Oh ya, hubungan Hadiman dan putrinya denganmu juga baik, 'kan? Apa kamu tahu bagaimana situasi mereka sekarang?""Apa kamu berani membunuhku tanpa memedulikan hidup dan mati mereka?"Wirhan tertawa terbahak-bahak dengan liar. Dia berbeda dengan Huris dan yang lainnya, yang begitu jatuh di tangan Ardika, langsung ketakutan setengah mati.Bahkan di saat seperti ini, dia masih berani memprovokasi Ardika."Oh? Apa kamu pikir aku adalah orang yang takut pada masalah?"Sorot mata Ardika berubah menjadi sedingin es. Dia langsung menarik leher Wirhan, mengangkat pria itu ke udara seperti seekor anak ayam.Dalam sekejap, Wirhan merasa sangat kesulitan untuk bernapas.Pada akhirnya, Wirhan mulai merasa sedikit takut pada kematian."Uhuk ... uhuk ... huu ...."Seperti orang yang tenggelam, W
Read more