Bahkan ekspresi Klito dan yang lainnya juga berubah menjadi pucat pasi saking ketakutannya.Hanya satu cambukan seperti itu saja, pasti akan membuat orang yang dipukul berlumuran darah!Sumalin mengerutkan keningnya dan berkata, "Jafur, hati-hati, jangan sampai wajahnya rusak. Kalau wajahnya sudah rusak, dia nggak berhak menikah dengan tuan muda kita.""Sumalin, kamu nggak perlu khawatir. Aku sudah berlatih teknik cambuk ini selama bertahun-tahun. Biasanya, aku juga sering menggunakannya untuk menghajar orang. Kuarahkan ke mana, maka cambukku akan mengarah ke mana, nggak pernah meleset. Aku jamin nggak akan merusak wajah cantik gadis ini."Jafur tidak terlihat seperti anak buah Sumalin. Dia berbicara dengan nada bicara santai.Kemudian, dia melirik Revina yang sudah gemetaran saking ketakutannya, lalu tersenyum dan berkata, "Jangan khawatir, aku akan mencambuk di bagian yang tertutupi pakaian lebih tebal. Walau akan sangat sakit, nggak akan meninggalkan bekas luka di tubuhmu.""Bagaima
Anggota Keluarga Rewind sangat senang.Saat ini, Klito melirik Revina, memikirkan Revina yang telah ditakdirkan untuk menikah dengan Elsen dan apa yang akan terjadi ke depannya.Bagaimana kalau sampai gadis itu pasrah menerima nasibnya dan melayani Tisya dan putranya dengan baik, sehingga mendapatkan kasih sayang dari Tisya?Kalau di saat seperti ini mereka benar-benar menyinggung Revina, tidak dapat dipastikan apakah kelak mereka akan menerima pembalasan dendam dari gadis itu atau tidak.Bagaimanapun juga, terlepas dari seberapa baik hubungan mereka dengan Tisya, juga tidak bisa menandingi hubungan dekat antara ibu mertua dan menantu perempuan.Setelah berpikir demikian, Klito buru-buru berkata, "Bu Sumalin, aku akan mencoba untuk membujuk Revina lagi. Bagaimanapun juga, dia akan segera menikah dengan Tuan Muda Elsen, bukankah nggak baik kalau tubuhnya sampai rusak akibat dipukul?"Sumalin melirik Revina yang masih berdiri di sana dan tampak keras kepala itu sejenak. Pada akhirnya, di
Semua orang terkejut bukan main, mereka segera mengalihkan pandangan mereka ke arah pintu.Sumalin dan Jafur juga menoleh dengan heran, ekspresi tidak puas tampak jelas di wajah mereka.Terutama Jafur. Dia baru saja hendak menikmati sensasi menyenangkan menyiksa orang lain, tetapi malah dihentikan secara tiba-tiba seperti itu. Hal ini membuat api amarah bergejolak dalam hatinya.Di depan pintu, seorang pemuda tanpa ekspresi berjalan memasuki tempat itu perlahan-lahan."Kak Ardika!"Revina adalah orang pertama yang tersadar kembali, dia langsung berteriak dengan semangat."Apa? Ardika?"Semua anggota Keluarga Rewind sangat terkejut.Mereka tidak menyangka Ardika akan mendatangi Kediaman Keluarga Rewind seorang diri.Terlebih lagi, begitu pemuda itu datang, dia langsung menghancurkan pintu Kediaman Keluarga Rewind.Sangat jelas ini adalah sebuah bentuk provokasi terhadap Keluarga Rewind!"Kamu adalah menantu benalu yang menyebabkan Tuan Muda Elsen ditangkap itu?"Sumalin melontarkan pert
"Kak Ardika, hati-hati! Orang-orang ini adalah anak buah Haron, ahli bela diri ibu kota provinsi!"Berbeda dengan Klito dan yang lainnya yang tampak bersemangat, saat ini Revina sangat cemas. Dia segera berteriak dengan keras untuk memberi peringatan kepada Ardika.Walaupun dia pernah melihat dengan mata kepalanya sendiri daya tempur Ardika, tetapi bagaimanapun juga orang-orang ini berbeda dengan para pengawal yang dipekerjakan oleh Teodor sebelumnya.Dia takut Ardika menganggap remeh lawan karena tidak mengetahui asal-usul mereka."Diam kamu! Dasar pengkhianat!"Klito dan yang lainnya menegur Revina dengan marah. Mereka sangat ingin melihat Ardika dilumpuhkan oleh orang-orang yang dibawa oleh Jafur kemari itu.Dengan begitu, Ardika tidak bisa mencari perhitungan dengan mereka lagi."Nggak apa-apa, biarkan saja dia berteriak."Jafur tidak memedulikan teriakan Revina. Sambil tertawa liar, dia berkata, "Nggak ada gunanya berhati-hati. Orang-orang yang kubawa ini sudah merupakan ahli tinj
Namun, kali ini Jafur sudah salah perkiraan.Ardika sama sekali tidak menghentikan langkah kakinya, bahkan menghampiri Jafur dengan cepat."Serahkan padaku."Ardika mengulurkan tangannya tanpa ekspresi.Jafur melirik cambuk dalam genggamannya dengan sorot mata terkejut. Kemudian, dia langsung melemparkan cambuk itu pada Ardika dan berkata, "Oke, aku berikan padamu. Sekarang kita duduk dan bicarakan secara baik-baik ....""Plak!"Sebelum dia bisa menyelesaikan kalimatnya, cambuk dalam genggaman Ardika sudah mengarah ke dadanya seperti seekor ular berbisa yang tengah menjulurkan lidah.Saat itu juga, pakaian Jafur langsung robek.Sebuah bekas luka yang menakutkan muncul di dadanya!"Ahhh .... Ardika, berani-beraninya kamu memukulku!"Jafur mengeluarkan teriakan menyedihkan. Kemudian, sambil menutupi dadanya, dia berteriak dengan marah, "Pamanku adalah Haron! Tunggu saja nanti! Kamu dan keluargamu pasti akan tertimpa musibah!""Bising."Ardika hanya mengucapkan satu kalimat itu dengan acu
"Eh ... ini ...."Anggota Keluarga Rewind terkejut bukan main.Mereka tidak menyangka dalam situasi seperti ini, Ardika masih berani menyerang!Wajah Sumalin yang tampak putih ditutupi oleh riasan wajah itu juga tampak berkedut saking emosinya."Dasar bajingan! Berani-beraninya kamu melakukan hal seperti itu tepat di hadapanku ...."Sebelum dia bisa menyelesaikan kalimatnya, cambuk dalam genggaman Ardika sudah mendarat tepat di mulutnya.Saat itu juga, mulut Sumalin langsung robek!"Aduh ...."Wanita itu juga terjatuh ke lantai. Sambil menutupi mulutnya, dia berguling-guling kesakitan di lantai.Orang-orang di dalam ruangan itu langsung tersentak begitu menyaksikan pemandangan tersebut.Bahkan Sumalin juga tak luput dari cambuk.Ardika benar-benar sudah gila!Detik sebelumnya, mereka masih mengira Ardika akan tunduk setelah mendengar teguran penuh amarah Sumalin.Namun, siapa sangka.Hanya dalam sekejap mata saja, Ardika sudah memberi mereka sebuah jawaban yang nyata dengan tindakan ny
Mendengar suara dingin dan menakutkan Tisya, semua orang di dalam bangsal pun merinding.Tisya sedang marah besar, konsekuensinya pasti sangat fatal."Nyonya harus berhati-hati pada bajingan itu. Dia adalah seorang petarung yang luar biasa hebat. Aku juga baru tahu, bahkan Empat King Kong, murid andalan Haron juga sudah dilumpuhkan olehnya.""Kalau Nyonya ingin menghadapinya, sebaiknya Nyonya mengundang beberapa orang pembunuh bayaran elite dari Kota Gamiga!"Sumalin melontarkan kata-kata itu dengan tajam.Setelah mengalami kerugian kali ini, dia sudah memetik pembelajaran yang berharga. Dia tidak berani menganggap remeh Ardika lagi.Tisya mengerutkan keningnya dan berkata, "Masalah yang menimpa Elsen kali ini sedikit merepotkan. Aku masih berusaha menggerakkan relasiku untuk membebaskannya, jadi aku harus tetap fokus. Aku hanya bisa meminta Haron untuk turun tangan menghadapi bajingan itu."Sorot mata Sumalin langsung berbinar.Kalau Haron yang turun tangan sendiri, Ardika pasti tidak
"Nyonya, kasus Tuan Muda Elsen begitu merepotkan, sampai-sampai setelah Nyonya turun tangan sendiri juga masih ...."Sumalin bertanya dengan terkejut.Walaupun dia belum menyelesaikan kalimatnya, tetapi maksudnya sudah sangat jelas.Tisya sudah turun tangan sendiri, tetapi masih belum bisa membebaskan Elsen. Hal seperti ini sedikit mengejutkan.Perlu diketahui bahwa di seluruh Provinsi Denpapan, selain Kodam Helios, dia bisa menemui tokoh-tokoh pemerintahan lain dengan mudah, pasti tidak akan ada orang yang berani berlagak hebat di hadapannya.Tisya berkata dengan dingin, "Kali ini Elsen ikut terseret dalam kasus Teodor. Nggak tahu salah minum obat apa, Kodam Helios memberi instruksi secara pribadi. Jadi, orang-orang di bawahnya nggak berani ikut campur dengan sembarangan.""Selain itu, Tuan Kodam yang satu ini benar-benar keras kepala. Aku sudah meminta bantuan orang untuk mengirimkan surat permohonan kunjungan padanya sebanyak dua kali, tapi dia tetap enggan bertemu denganku.""Aku b