"Kak Ardika, hati-hati! Orang-orang ini adalah anak buah Haron, ahli bela diri ibu kota provinsi!"Berbeda dengan Klito dan yang lainnya yang tampak bersemangat, saat ini Revina sangat cemas. Dia segera berteriak dengan keras untuk memberi peringatan kepada Ardika.Walaupun dia pernah melihat dengan mata kepalanya sendiri daya tempur Ardika, tetapi bagaimanapun juga orang-orang ini berbeda dengan para pengawal yang dipekerjakan oleh Teodor sebelumnya.Dia takut Ardika menganggap remeh lawan karena tidak mengetahui asal-usul mereka."Diam kamu! Dasar pengkhianat!"Klito dan yang lainnya menegur Revina dengan marah. Mereka sangat ingin melihat Ardika dilumpuhkan oleh orang-orang yang dibawa oleh Jafur kemari itu.Dengan begitu, Ardika tidak bisa mencari perhitungan dengan mereka lagi."Nggak apa-apa, biarkan saja dia berteriak."Jafur tidak memedulikan teriakan Revina. Sambil tertawa liar, dia berkata, "Nggak ada gunanya berhati-hati. Orang-orang yang kubawa ini sudah merupakan ahli tinj
Namun, kali ini Jafur sudah salah perkiraan.Ardika sama sekali tidak menghentikan langkah kakinya, bahkan menghampiri Jafur dengan cepat."Serahkan padaku."Ardika mengulurkan tangannya tanpa ekspresi.Jafur melirik cambuk dalam genggamannya dengan sorot mata terkejut. Kemudian, dia langsung melemparkan cambuk itu pada Ardika dan berkata, "Oke, aku berikan padamu. Sekarang kita duduk dan bicarakan secara baik-baik ....""Plak!"Sebelum dia bisa menyelesaikan kalimatnya, cambuk dalam genggaman Ardika sudah mengarah ke dadanya seperti seekor ular berbisa yang tengah menjulurkan lidah.Saat itu juga, pakaian Jafur langsung robek.Sebuah bekas luka yang menakutkan muncul di dadanya!"Ahhh .... Ardika, berani-beraninya kamu memukulku!"Jafur mengeluarkan teriakan menyedihkan. Kemudian, sambil menutupi dadanya, dia berteriak dengan marah, "Pamanku adalah Haron! Tunggu saja nanti! Kamu dan keluargamu pasti akan tertimpa musibah!""Bising."Ardika hanya mengucapkan satu kalimat itu dengan acu
"Eh ... ini ...."Anggota Keluarga Rewind terkejut bukan main.Mereka tidak menyangka dalam situasi seperti ini, Ardika masih berani menyerang!Wajah Sumalin yang tampak putih ditutupi oleh riasan wajah itu juga tampak berkedut saking emosinya."Dasar bajingan! Berani-beraninya kamu melakukan hal seperti itu tepat di hadapanku ...."Sebelum dia bisa menyelesaikan kalimatnya, cambuk dalam genggaman Ardika sudah mendarat tepat di mulutnya.Saat itu juga, mulut Sumalin langsung robek!"Aduh ...."Wanita itu juga terjatuh ke lantai. Sambil menutupi mulutnya, dia berguling-guling kesakitan di lantai.Orang-orang di dalam ruangan itu langsung tersentak begitu menyaksikan pemandangan tersebut.Bahkan Sumalin juga tak luput dari cambuk.Ardika benar-benar sudah gila!Detik sebelumnya, mereka masih mengira Ardika akan tunduk setelah mendengar teguran penuh amarah Sumalin.Namun, siapa sangka.Hanya dalam sekejap mata saja, Ardika sudah memberi mereka sebuah jawaban yang nyata dengan tindakan ny
Mendengar suara dingin dan menakutkan Tisya, semua orang di dalam bangsal pun merinding.Tisya sedang marah besar, konsekuensinya pasti sangat fatal."Nyonya harus berhati-hati pada bajingan itu. Dia adalah seorang petarung yang luar biasa hebat. Aku juga baru tahu, bahkan Empat King Kong, murid andalan Haron juga sudah dilumpuhkan olehnya.""Kalau Nyonya ingin menghadapinya, sebaiknya Nyonya mengundang beberapa orang pembunuh bayaran elite dari Kota Gamiga!"Sumalin melontarkan kata-kata itu dengan tajam.Setelah mengalami kerugian kali ini, dia sudah memetik pembelajaran yang berharga. Dia tidak berani menganggap remeh Ardika lagi.Tisya mengerutkan keningnya dan berkata, "Masalah yang menimpa Elsen kali ini sedikit merepotkan. Aku masih berusaha menggerakkan relasiku untuk membebaskannya, jadi aku harus tetap fokus. Aku hanya bisa meminta Haron untuk turun tangan menghadapi bajingan itu."Sorot mata Sumalin langsung berbinar.Kalau Haron yang turun tangan sendiri, Ardika pasti tidak
"Nyonya, kasus Tuan Muda Elsen begitu merepotkan, sampai-sampai setelah Nyonya turun tangan sendiri juga masih ...."Sumalin bertanya dengan terkejut.Walaupun dia belum menyelesaikan kalimatnya, tetapi maksudnya sudah sangat jelas.Tisya sudah turun tangan sendiri, tetapi masih belum bisa membebaskan Elsen. Hal seperti ini sedikit mengejutkan.Perlu diketahui bahwa di seluruh Provinsi Denpapan, selain Kodam Helios, dia bisa menemui tokoh-tokoh pemerintahan lain dengan mudah, pasti tidak akan ada orang yang berani berlagak hebat di hadapannya.Tisya berkata dengan dingin, "Kali ini Elsen ikut terseret dalam kasus Teodor. Nggak tahu salah minum obat apa, Kodam Helios memberi instruksi secara pribadi. Jadi, orang-orang di bawahnya nggak berani ikut campur dengan sembarangan.""Selain itu, Tuan Kodam yang satu ini benar-benar keras kepala. Aku sudah meminta bantuan orang untuk mengirimkan surat permohonan kunjungan padanya sebanyak dua kali, tapi dia tetap enggan bertemu denganku.""Aku b
Tisya tidak memberi tahu Haron demi menunjukkan bentuk kesetiaan mereka terhadap dirinya, Klito dan yang lainnya langsung memberinya saham sebesar lima belas persen.Begitu Ardika mengendalikan Hongkem, kemungkinan besar saham di tangan anggota Keluarga Rewind akan menjadi miliknya.Karena itulah, memanfaatkan momen saat saham di tangan mereka bernilai tinggi, mereka memberikannya pada Tisya untuk menjalin relasi dengan Tisya.Sementara itu, Tisya sendiri langsung memberikan saham sebesar lima persen yang ada di tangannya untuk Haron sebagai bentuk kompensasi."Tuan Haron, kamu nggak tahu, Ardika, bajingan yang berasal dari Kota Banyuli itu, baru saja mengeluarkan uang sebesar 12,6 triliun untuk membeli saham Hongkem sebesar dua puluh persen."Tidak mendengar adanya tanggapan apa pun dari Haron, Tisya sengaja menambahkan satu kalimat itu.Begitu mendengar ucapan Tisya, kilatan serakah melintas di mata Haron.Kalau begitu, bukankah saham sebesar lima persen pemberian dari Tisya untuknya
"Dengan Guru turun tangan sendiri, nyawa bajingan yang berasal dari Kota Banyuli itu pasti akan melayang!"Kaori tampak sangat senang dan bersemangat.Melihat gurunya duduk, dia segera menuangkan teh dan menyodorkannya pada gurunya."Bocah ingusan sepertinya nggak layak membiarkanku turun tangan untuk menanganinya sendiri."Haron menyesap tehnya, lalu melambaikan tangannya dengan santai dan berkata, "Pergilah ke area tinju wilayah kekuasaan adik seperguruanmu, suruh dia antarkan Tujuh Bilah dan Serigala Ganas ke sini untuk ikut bersamaku ke Kota Banyuli.""Guru, apakah Guru benar-benar ingin membawa mereka berdua ke Kota Banyuli?"Begitu mendengar ucapan gurunya, Kaori sangat terkejut. "Walau Tujuh Bilah dan Serigala Ganas kalah di tangan Guru, kedua orang ini adalah pembunuh yang ganas. Belakangan ini, dalam seratus ronde adu tinju, mereka nggak pernah kalah sekali pun. Selain itu, orang yang mati di tangan mereka sudah mencapai belasan orang. Situasi ini juga sudah dalam kondisi adik
"Tina, Jafur bisa dalam kondisi koma nggak ada hubungannya denganku, oke?"Ardika berkata dengan tidak berdaya, "Aku hanya mencambuknya beberapa kali saja, semua lukanya hanya luka luar, pasti ada orang yang diam-diam melakukan sesuatu padanya untuk memanas-manasi situasi.""Terlepas dari ada orang yang memanas-manasi situasi atau nggak, sekarang kamu yang dianggap sebagai pelakunya!"Tina berkata dengan kesal, "Sebaiknya kamu pikirkan bagaimana caranya kamu bisa lolos dari musibah kali ini! Kamu benar-benar bernyali besar! Belakangan ini, aku sibuk dengan urusan perusahaan, siapa sangka kamu malah melumpuhkan Empat King Kong, murid Haron!"Saat mendengar informasi-informasi ini, dia juga merasa terkejut dalam hati.Kala itu, saat Empat King Kong membuat keributan di Grup Lautan Berlian, mereka bahkan sudah mendorongnya ke jalan buntu.Ardika sudah melumpuhkan Empat King Kong, bagaimana pria yang satu ini bisa seganas itu?"Tina, apa Haron semenakutkan itu?"Melihat ekspresi serius Tin