Pandangan semua orang tertuju pada Ardika. Mereka menatapnya dengan sorot mata penuh minat, ingin melihat bagaimana dia memberikan tanggapan pada Sendo.Ardika menganggukkan kepalanya dan berkata, "Sudah kulihat, bagaimana mungkin aku belum melihatnya?""Bagaimana? Wawancaraku menarik, bukan? Makian yang kutujukkan padaku juga cukup terus terang, 'kan?"Ekspresi provokatif makin terlihat jelas di wajah Sendo.Ardika tetap tampak sangat tenang, dia tersenyum tipis dan berkata, "Yah, lumayanlah."Ekspresinya langsung berubah menjadi muram. Saat dia hendak berbicara, tiba-tiba terdengar suara tawa nyaring dari arah belakang."Lumayan? Sendo, kulihat sepertinya makianmu masih kurang tajam, hahaha ...."Saat ini, ada sekelompok orang lagi yang berjalan ke arahnya. Begitu Ardika mengalihkan pandangannya ke sumber suara, dia langsung mengenali siapa orang tersebut.Orang itu tidak lain adalah Weigus, presdir Perusahaan Investasi Namsan."Kak Weigus, kamu sudah datang, ya? Kenapa kamu nggak me
Baca selengkapnya