Sendo menunjukkan ekspresi seolah-olah sangat bermurah hati.Sambil melambaikan tangannya, dia mengatakan harga yang diberikan telah dibulatkan."Haha, selamat Pak Ardika, kamu berhasil membeli saham Hongkem dengan harga 12,6 triliun. Benar-benar harga yang bagus."Begitu Sendo selesai berbicara, terdengar suara senang seseorang dari arah belakang.Saat ini, Weigus yang sebelumnya tampak muram berjalan ke arah mereka sambil tersenyum.Di belakangnya, ada beberapa orang investor yang juga tampak senang.Hati Luna langsung mencelus.Dengan api amarah membara di matanya, Luna berkata dengan marah, "Sendo, kalian dan Perusahaan Investasi Namsan bersekongkol untuk menjebak suamiku!"Saat ini, dia sudah mengerti.Sebelumnya, saat Ardika tiba-tiba menawar, awalnya Sendo sama sekali tidak bersedia membiarkan mereka mengikuti lelang tersebut.Namun, tidak tahu mengapa Sendo tiba-tiba saja mengizinkan mereka untuk mengikuti lelang.Kemudian, pria itu sengaja menyebut tentang uang jaminan sebesar
"Tuan Muda Wirhan!"Sendo yang sebelumnya masih terlihat sangat arogan langsung berubah layaknya seorang pengikut yang patuh. Dia segera berjalan menghampiri pemuda itu dan memberi hormat."Tuan Muda Wirhan sudah datang, ya! Lama nggak bertemu!"Weigus dan yang lainnya juga segera menyapa pemuda itu dengan ramah."Wirhan?"Ardika melirik pemuda itu sejenak, seolah-olah tidak terkejut bisa bertemu pemuda itu di sini.Sebenarnya, tujuan kedatangannya hari ini adalah untuk menemui orang yang satu ini."Ya, benar, aku orangnya."Wirhan mengangguk, lalu tersenyum dan berkata, "Kamu adalah Ardika yang telah mematahkan lengan dan kaki adik sepupuku, 'kan? Harus kuakui, kamu benar-benar bernyali besar. Jelas-jelas kamu tahu aku memegang kekuasaan besar atas Hongkem, tapi kamu masih berani datang ke acara lelang yang diselenggarakan oleh Hongkem hari ini dan membuat kekacauan.""Oh? Mengapa aku nggak berani?" kata Ardika dengan acuh tak acuh.Wirhan menganggukkan kepalanya dan berkata, "Hmm, ny
"Aku sudah menyebutkan persyaratanku. Pilihan ada di tangan kalian. Kalian sendiri yang tentukan."Wirhan terkekeh, tetapi nada bicaranya sangat mengintimidasi.Selain itu, pada akhirnya yang ditargetkan olehnya adalah perusahaan milik Ardika dan Luna.Sangat jelas bahwa tuan muda yang berasal dari Kota Gamiga itu juga tertarik pada Grup Hatari, Grup Bintang Darma dan yang lainnya.Ekspresi Luna langsung berubah menjadi sangat muram. "Wirhan, jangan keterlaluan!""Bu Luna merasa aku keterlaluan?"Wirhan tertawa. "Aku masih mengendalikan diriku karena tempat ini adalah Kota Banyuli. Kalau di Kota Gamiga, hehe ... suami benalumu itu pasti sudah hanyut di hamparan laut yang luas!"Apa yang dinamakan sombong?Apa yang dinamakan arogan?Saat ini, terlihat jelas dalam diri Wirhan."Ardika, kamu berencana mengambil pilihan yang mana?"Wirhan kembali mengalihkan pandangannya ke arah Ardika, ekspresi mempermainkan tampak jelas di wajahnya.Ardika meliriknya sekilas, lalu berkata dengan dingin,
"Haha, kamu nggak berani, 'kan?""Kalau aku mati di Kota Banyuli, Kota Gamiga pasti akan mengalami kekacauan besar, akan ada banyak orang yang mati bersamaku!""Istrimu, keluargamu, teman-teman dan kenalanmu. Oh ya, hubungan Hadiman dan putrinya denganmu juga baik, 'kan? Apa kamu tahu bagaimana situasi mereka sekarang?""Apa kamu berani membunuhku tanpa memedulikan hidup dan mati mereka?"Wirhan tertawa terbahak-bahak dengan liar. Dia berbeda dengan Huris dan yang lainnya, yang begitu jatuh di tangan Ardika, langsung ketakutan setengah mati.Bahkan di saat seperti ini, dia masih berani memprovokasi Ardika."Oh? Apa kamu pikir aku adalah orang yang takut pada masalah?"Sorot mata Ardika berubah menjadi sedingin es. Dia langsung menarik leher Wirhan, mengangkat pria itu ke udara seperti seekor anak ayam.Dalam sekejap, Wirhan merasa sangat kesulitan untuk bernapas.Pada akhirnya, Wirhan mulai merasa sedikit takut pada kematian."Uhuk ... uhuk ... huu ...."Seperti orang yang tenggelam, W
"Hmm."Ardika menganggukkan kepalanya, lalu berkata dengan tenang, "Apakah uangnya sudah cukup? 12,6 triliun.""12,6 triliun?"Ekspresi Huris langsung berubah.Saat ini, Ardika meliriknya dan berkata, "Apa ada masalah?""Nggak, nggak masalah!"Huris segera menggelengkan kepalanya.Selesai berbicara, sudut bibirnya malah terus berkedut.Kemarin, Ardika menghubunginya, memintanya untuk mempersiapkan sedikit lebih banyak dana untuk membeli saham Hongkem.Dia tidak menyangka dana yang dibutuhkan sebanyak ini!Dalam sekejap, dana yang dimiliki oleh Yayasan Investasi Staris sudah akan terkuras habis, bahkan masih harus mencari pinjaman dari bank.Ardika benar-benar tidak berpikir dua kali dalam menggunakan uangnya.Namun, Huris yang hanya berani menggerutu dalam hati. Dia tidak berani menentang permintaan Ardika.Sebelumnya, pertahanan mentalnya sudah dibuat hancur sepenuhnya oleh Ardika saat mereka berada di Vila Hundo.Tak lama kemudian, saham Hongkem sebesar dua puluh persen telah dibeli
Selesai berbicara, Ardika langsung menendang Sendo.Kemudian, dia berbalik dan membawa Luna pergi.Sendo terduduk di lantai sambil menatap ke arah depan dengan sorot mata kosong. Dia merasakan dunianya seolah-olah sudah berubah menjadi gelap."Sayang, kamu dan Huris?"Setelah keluar dari Pusat Pameran, Luna masih merasa pusing dan kebingungan.Ternyata Huris datang bukan untuk mencari masalah dengan Ardika, melainkan membawa dana sebesar 12,6 triliun untuk membeli saham Hongkem.Ardika tersenyum dan berkata, "Sebelumnya saat kembali dari Vila Hundo, bukankah aku sudah bilang padamu masalah sudah terselesaikan? Setelah kuhajar, sekarang dia sudah patuh.""Eh ...."Luna tidak tahu harus berkata apa lagi.Kalau dilihat dari gerak-gerik Huris di hadapan Ardika sebelumnya, benar-benar terlihat seperti orang yang sudah trauma dihajar.Sambil menyalakan mesin mobil, Ardika berkata, "Sayang, aku akan mengantarmu ke perusahaan, lalu aku akan pergi ke Kediaman Keluarga Rewind untuk melihat bagai
Begitu Revina selesai berbicara, Hadiman sekeluarga tampak tercengang."Eh ... ini .... Aku benar-benar nggak menyangka. Bahkan Paman yang satu itu juga kalah di tangan Tuan Ardika!"Beberapa saat kemudian, Hadiman baru berkomentar.Istri Hadiman berkata dengan penuh semangat, "Kalau kita bisa menghubungi Tuan Ardika dan meminta bantuannya, mungkin Revina bisa bebas dari penderitaan!"Sebagai seorang ibu, tentu saja dia tidak ingin melihat putrinya jatuh dalam jurang penderitaan.Tentu saja Hadiman juga tidak bersedia melihat putrinya menderita.Namun, sebelumnya karena adanya tekanan dari Wirhan, mereka sama sekali tidak berdaya untuk melakukan perlawanan.Selama dua hari ini, mereka sekeluarga sudah hampir putus asa.Sekarang, begitu mendengar informasi Wirhan dihajar oleh Ardika, mereka kembali merasakan adanya harapan.Setelah berpikir sejenak, Hadiman berkata, "Mari kita lihat apakah ada kesempatan untuk menyampaikan informasi pada Tuan Ardika."Namun, sebelum mereka sempat memiki
"Kamu adalah Hadiman, 'kan? Aku mengenalmu."Sumalin menatap Hadiman dengan sorot mata tajam dan berkata, "Kamu juga memberi kontribusi atas penangkapan tuan muda kali ini!"Bahkan saat berhadapan dengan Hadiman yang sudah merupakan seorang pebisnis senior, Sumalin tetap menunjukkan ekspresi arogan.Identitasnya bukan hanya sekadar pelayan Nyonya Tisya dari Keluarga Basuki itu.Saat ini, Sumalin menatap Hadiman dengan sorot mata dingin dan bertanya dengan nada menuduh, "Kamu adalah Kepala Keluarga Rewind?""Sungguh konyol! Di kota kecil ini saja, keluargamu belum termasuk keluarga besar, tapi berani-beraninya kamu melawan Keluarga Basuki Kota Gamiga dan bersikap lancang terhadap tuan muda kami!"Mendengar kata-kata mengintimidasi Sumalin itu, jantung Klito langsung berdegap dengan kencang.Apa mungkin Nyonya Tisya merasa tidak puas pada seluruh Keluarga Rewind?Dia buru-buru berkata, "Bu Sumalin, jangan salah paham. Keluarga Rewind juga termasuk keluarga terpandang di Kota Banyuli, bag