Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1467 Apakah Kamu Tahu Kesalahanmu

Share

Bab 1467 Apakah Kamu Tahu Kesalahanmu

Author: Sarjana
"Kamu adalah Hadiman, 'kan? Aku mengenalmu."

Sumalin menatap Hadiman dengan sorot mata tajam dan berkata, "Kamu juga memberi kontribusi atas penangkapan tuan muda kali ini!"

Bahkan saat berhadapan dengan Hadiman yang sudah merupakan seorang pebisnis senior, Sumalin tetap menunjukkan ekspresi arogan.

Identitasnya bukan hanya sekadar pelayan Nyonya Tisya dari Keluarga Basuki itu.

Saat ini, Sumalin menatap Hadiman dengan sorot mata dingin dan bertanya dengan nada menuduh, "Kamu adalah Kepala Keluarga Rewind?"

"Sungguh konyol! Di kota kecil ini saja, keluargamu belum termasuk keluarga besar, tapi berani-beraninya kamu melawan Keluarga Basuki Kota Gamiga dan bersikap lancang terhadap tuan muda kami!"

Mendengar kata-kata mengintimidasi Sumalin itu, jantung Klito langsung berdegap dengan kencang.

Apa mungkin Nyonya Tisya merasa tidak puas pada seluruh Keluarga Rewind?

Dia buru-buru berkata, "Bu Sumalin, jangan salah paham. Keluarga Rewind juga termasuk keluarga terpandang di Kota Banyuli, bag
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Will
kontol ni cerita
goodnovel comment avatar
Rona Yang
Kapan selesainya klu selalu muncul tokoh baru tp dgn topik ga beda jauh dgn sebelum2nyq haizzzz
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1468 Status dan Kedudukan

    Apa?Berlutut dan meminta maaf lagi?!Ekspresi Hadiman langsung berubah menjadi sangat muram.Awalnya dia mengira mereka hanya akan meminta kompensasi uang dalam jumlah besar.Siapa sangka, mereka juga menggunakan cara menginjak-injak harga diri orang lain seperti ini!Sumalin melirik Hadiman dan berkata dengan dingin, "Kenapa? Nggak bersedia?""Persyaratan yang diajukan oleh Nyonya Tisya sudah cukup berbesar hati. Dengan mempertimbangkan putrimu akan menikah dengan tuan muda kami, Nyonya Tisya memberi kalian hukuman yang ringan.""Nyonya sudah melihat data diri Revina. Dia sangat puas dan mengatakan akan memilih hari untuk membawa Revina ke tempat Tuan Muda. Hanya saja, nggak bisa langsung menikah.""Dalam kurun waktu dua tahun, dia harus melahirkan putra untuk Tuan Muda terlebih dahulu, baru mereka akan resmi menikah.""Kali ini, Nyonya mengirimku kemari untuk mengajarinya peraturan, agar setelah dia memasuki Keluarga Basuki, dia nggak menjadi bahan tertawaan karena berasal dari kelu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1469 Jafur Citora

    Sumalin memicingkan matanya, sorot matanya terlihat sedingin es.Tiba-tiba dia beranjak dari tempat duduknya dan berjalan ke arah Revina. Anggota Keluarga Rewind lainnya bahkan tidak berani bernapas dengan keras, sorot mata mereka mengikuti langkah kaki wanita itu.Ekspresi Hadiman berubah seketika. Dia buru-buru berdiri di hadapan putrinya untuk melindungi putrinya dan mencoba untuk membujuk Sumalin. "Bu Sumalin, jangan marah. Revina masih muda, dia nggak tahu ....""Minggir!"Sumalin meliriknya dengan sorot mata dingin dan tajam.Hadiman masih ingin berbicara. Namun, tepat pada saat ini, di antara orang-orang yang dibawa oleh Sumalin kemari, seorang pria paruh baya botak berwajah bundar melangkah maju."Tua bangka, cepat minggir!"Pria paruh baya itu berbicara dengan logat ibu kota provinsi. Dia langsung melangkah maju dengan cepat, lalu menarik kerah baju Hadiman dengan kasar, sampai-sampai Hadiman terjatuh ke lantai.Hadiman mengeluarkan suara teriakan kesakitan, ekspresi kesakitan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1470 Keponakan Haron

    Bahkan ekspresi Klito dan yang lainnya juga berubah menjadi pucat pasi saking ketakutannya.Hanya satu cambukan seperti itu saja, pasti akan membuat orang yang dipukul berlumuran darah!Sumalin mengerutkan keningnya dan berkata, "Jafur, hati-hati, jangan sampai wajahnya rusak. Kalau wajahnya sudah rusak, dia nggak berhak menikah dengan tuan muda kita.""Sumalin, kamu nggak perlu khawatir. Aku sudah berlatih teknik cambuk ini selama bertahun-tahun. Biasanya, aku juga sering menggunakannya untuk menghajar orang. Kuarahkan ke mana, maka cambukku akan mengarah ke mana, nggak pernah meleset. Aku jamin nggak akan merusak wajah cantik gadis ini."Jafur tidak terlihat seperti anak buah Sumalin. Dia berbicara dengan nada bicara santai.Kemudian, dia melirik Revina yang sudah gemetaran saking ketakutannya, lalu tersenyum dan berkata, "Jangan khawatir, aku akan mencambuk di bagian yang tertutupi pakaian lebih tebal. Walau akan sangat sakit, nggak akan meninggalkan bekas luka di tubuhmu.""Bagaima

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1471 Tak Kunjung Sadar

    Anggota Keluarga Rewind sangat senang.Saat ini, Klito melirik Revina, memikirkan Revina yang telah ditakdirkan untuk menikah dengan Elsen dan apa yang akan terjadi ke depannya.Bagaimana kalau sampai gadis itu pasrah menerima nasibnya dan melayani Tisya dan putranya dengan baik, sehingga mendapatkan kasih sayang dari Tisya?Kalau di saat seperti ini mereka benar-benar menyinggung Revina, tidak dapat dipastikan apakah kelak mereka akan menerima pembalasan dendam dari gadis itu atau tidak.Bagaimanapun juga, terlepas dari seberapa baik hubungan mereka dengan Tisya, juga tidak bisa menandingi hubungan dekat antara ibu mertua dan menantu perempuan.Setelah berpikir demikian, Klito buru-buru berkata, "Bu Sumalin, aku akan mencoba untuk membujuk Revina lagi. Bagaimanapun juga, dia akan segera menikah dengan Tuan Muda Elsen, bukankah nggak baik kalau tubuhnya sampai rusak akibat dipukul?"Sumalin melirik Revina yang masih berdiri di sana dan tampak keras kepala itu sejenak. Pada akhirnya, di

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1472 Lepaskan Mereka

    Semua orang terkejut bukan main, mereka segera mengalihkan pandangan mereka ke arah pintu.Sumalin dan Jafur juga menoleh dengan heran, ekspresi tidak puas tampak jelas di wajah mereka.Terutama Jafur. Dia baru saja hendak menikmati sensasi menyenangkan menyiksa orang lain, tetapi malah dihentikan secara tiba-tiba seperti itu. Hal ini membuat api amarah bergejolak dalam hatinya.Di depan pintu, seorang pemuda tanpa ekspresi berjalan memasuki tempat itu perlahan-lahan."Kak Ardika!"Revina adalah orang pertama yang tersadar kembali, dia langsung berteriak dengan semangat."Apa? Ardika?"Semua anggota Keluarga Rewind sangat terkejut.Mereka tidak menyangka Ardika akan mendatangi Kediaman Keluarga Rewind seorang diri.Terlebih lagi, begitu pemuda itu datang, dia langsung menghancurkan pintu Kediaman Keluarga Rewind.Sangat jelas ini adalah sebuah bentuk provokasi terhadap Keluarga Rewind!"Kamu adalah menantu benalu yang menyebabkan Tuan Muda Elsen ditangkap itu?"Sumalin melontarkan pert

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1473 Bukankah Kamu Bilang Mau Melumpuhkanku

    "Kak Ardika, hati-hati! Orang-orang ini adalah anak buah Haron, ahli bela diri ibu kota provinsi!"Berbeda dengan Klito dan yang lainnya yang tampak bersemangat, saat ini Revina sangat cemas. Dia segera berteriak dengan keras untuk memberi peringatan kepada Ardika.Walaupun dia pernah melihat dengan mata kepalanya sendiri daya tempur Ardika, tetapi bagaimanapun juga orang-orang ini berbeda dengan para pengawal yang dipekerjakan oleh Teodor sebelumnya.Dia takut Ardika menganggap remeh lawan karena tidak mengetahui asal-usul mereka."Diam kamu! Dasar pengkhianat!"Klito dan yang lainnya menegur Revina dengan marah. Mereka sangat ingin melihat Ardika dilumpuhkan oleh orang-orang yang dibawa oleh Jafur kemari itu.Dengan begitu, Ardika tidak bisa mencari perhitungan dengan mereka lagi."Nggak apa-apa, biarkan saja dia berteriak."Jafur tidak memedulikan teriakan Revina. Sambil tertawa liar, dia berkata, "Nggak ada gunanya berhati-hati. Orang-orang yang kubawa ini sudah merupakan ahli tinj

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1474 Hanya Satu Cambukan Kalau Sedikit Tahu Diri

    Namun, kali ini Jafur sudah salah perkiraan.Ardika sama sekali tidak menghentikan langkah kakinya, bahkan menghampiri Jafur dengan cepat."Serahkan padaku."Ardika mengulurkan tangannya tanpa ekspresi.Jafur melirik cambuk dalam genggamannya dengan sorot mata terkejut. Kemudian, dia langsung melemparkan cambuk itu pada Ardika dan berkata, "Oke, aku berikan padamu. Sekarang kita duduk dan bicarakan secara baik-baik ....""Plak!"Sebelum dia bisa menyelesaikan kalimatnya, cambuk dalam genggaman Ardika sudah mengarah ke dadanya seperti seekor ular berbisa yang tengah menjulurkan lidah.Saat itu juga, pakaian Jafur langsung robek.Sebuah bekas luka yang menakutkan muncul di dadanya!"Ahhh .... Ardika, berani-beraninya kamu memukulku!"Jafur mengeluarkan teriakan menyedihkan. Kemudian, sambil menutupi dadanya, dia berteriak dengan marah, "Pamanku adalah Haron! Tunggu saja nanti! Kamu dan keluargamu pasti akan tertimpa musibah!""Bising."Ardika hanya mengucapkan satu kalimat itu dengan acu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1475 Kedatangan Nyonya Tisya

    "Eh ... ini ...."Anggota Keluarga Rewind terkejut bukan main.Mereka tidak menyangka dalam situasi seperti ini, Ardika masih berani menyerang!Wajah Sumalin yang tampak putih ditutupi oleh riasan wajah itu juga tampak berkedut saking emosinya."Dasar bajingan! Berani-beraninya kamu melakukan hal seperti itu tepat di hadapanku ...."Sebelum dia bisa menyelesaikan kalimatnya, cambuk dalam genggaman Ardika sudah mendarat tepat di mulutnya.Saat itu juga, mulut Sumalin langsung robek!"Aduh ...."Wanita itu juga terjatuh ke lantai. Sambil menutupi mulutnya, dia berguling-guling kesakitan di lantai.Orang-orang di dalam ruangan itu langsung tersentak begitu menyaksikan pemandangan tersebut.Bahkan Sumalin juga tak luput dari cambuk.Ardika benar-benar sudah gila!Detik sebelumnya, mereka masih mengira Ardika akan tunduk setelah mendengar teguran penuh amarah Sumalin.Namun, siapa sangka.Hanya dalam sekejap mata saja, Ardika sudah memberi mereka sebuah jawaban yang nyata dengan tindakan ny

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2314 Hingga Tetes Darah Penghabisan

    Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2313 Tuan Muda Werdi Sudah Menjadi Seorang Ahli

    "Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2312 Jangan Harap Satu Pun Bisa Pergi

    Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2311 Hanya Berperan Sebagai Penonton

    Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2310 Ini Baru Dinamakan dengan Memprovokasi

    Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2309 Kakak

    Werdi membungkukkan badannya di hadapan Ardika dengan sopan.Raina dan yang lainnya juga berkata dengan penuh hormat, "Kak Ardika, kamu adalah orang yang berbesar hati, beri kami kesempatan untuk mengungkapkan permintaan maaf kami padamu, ya!""Ibarat nggak kenal maka nggak sayang. Kelak kita adalah teman baik. Kak Ardika, kamu adalah kakak kami!"Menyaksikan pemandangan ini, Futari yang berdiri di samping Ardika pun kebingungan.Dia tahu Werdi dan yang lainnya punya niat jahat, dia sudah mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi mereka yang akan mempersulit kakak iparnya.Namun, siapa sangka mereka benar-benar meminta maaf pada Ardika?Pertunjukan apa yang mereka mainkan ini?"Setelah melakukan kesalahan, tahu mengintrospeksi diri adalah hal yang baik. Aku juga bukan tipe orang yang berpemikiran sempit."Saat ini, Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kalau begitu, kejadian tadi malam sudah berlalu, anggap saja nggak pernah terjadi. Kelak kita semua adalah teman.""Hahaha, Kak Ardika b

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2308 Sekolah Bela Diri Sopran

    Sementara itu, di antara sekian banyaknya sekolah bela diri ini, tentu saja yang paling terkenal adalah sekolah bela diri di bawah naungan Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan, Sekolah Bela Diri Sopran. Akan tetapi, sesungguhnya sekolah bela diri ini dikendalikan oleh Keluarga Gozali.Usai memarkirkan mobilnya, saat Ardika berjalan menuju ke Sekolah Bela Diri Sopran bersama Futari, dia melihat ada sebuah bangunan kuno yang dipenuhi gaya Negara Jepara berlokasi di seberang sekolah bela diri."Sekolah Bela Diri Laido!"Sebuah papan yang tergantung di depan pintu, bertuliskan empat kata menggunakan bahasa Negara Nusantara itu membuat Ardika menghentikan langkah kakinya. Dia menyipitkan matanya.Aura membunuh kuat yang biasanya hanya bisa dirasakan oleh Ardika terpancar dari empat kata besar tersebut!Sekolah Bela Diri Laido ini merupakan sekolah bela diri yang pasti bisa menempati peringkat tiga besar di antara sekian banyaknya sekolah bela diri di Negara Jepara. Banyak ahli bela di

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2307 Masalah Sudah Datang

    Walaupun Ardika tidak memiliki kesan baik terhadap Tuan Besar Keluarga Liwanto ini, tetapi karena ini menyangkut hal besar ibu mertuanya, dia hanya mengangguk."Baiklah, saat senggang nanti aku akan pergi memilihkan hadiah untuk beliau. Futari, kamu juga bantu beri aku referensi, ya."Futari mengangguk dengan patuh.Tepat pada saat ini, ponselnya berdering."Raina menelepon lagi."Melihat nama yang berkedip di layar ponselnya, Futari langsung mengerutkan hidungnya.Dia sama sekali tidak ingin menerima panggilan telepon dari Raina.Namun, setelah Futari menolak panggilan telepon tersebut, Raina kembali meneleponnya, membombardirnya dengan panggilan telepon berturut-turut.Dengan sorot mata agak dingin, Ardika berkata, "Kalau nggak, kamu jawab aja teleponnya. Mari kita lihat apa yang ingin dikatakan oleh wanita itu."Kalau wanita itu ingin mencari masalah dengan Futari, itu artinya pelajaran yang diberikannya pada wanita itu malam sebelumnya masih belum cukup.Mendengar ucapan kakak ipar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2306 Pesona Pria Tampan

    Ardika menepuk dahi adik sepupunya itu, lalu berkata, "Eh, sudah, sudah. Kencan pagi-pagi buta? Apa yang kamu pikirkan?""Siapa tahu? Mungkin saja kamu takut kalau malam hari tiba, Kak Luna tiba-tiba memeriksa keberadaanmu."Dengan memasang ekspresi arogan, Futari berkata, "Intinya, aku harus menggantikan Kak Luna untuk mengawasimu!""Satu hal lagi, sebenarnya ada apa di antara kamu dengan Nona Rosa?""Pagi hari ini Raina mengirimkan pesan untuk menakut-nakutiku! Dia bilang sekarang rumor mengenai tadi malam kamu menghabiskan malam bersama Nona Rosa sudah tersebar di kalangan kelas atas ibu kota provinsi. Setelah Jerfis, salah satu dari tujuh tuan muda ibu kota provinsi itu kembali, pasti akan mencari perhitungan denganmu!"Ardika berkata dengan tidak berdaya, "Bukankah kamu tahu tadi malam aku berada di mana?""Tentu saja aku tahu Kak Ardika berada di rumah bersamaku, tapi orang lain nggak tahu."Futari mendecakkan lidahnya dan berkata, "Apalagi tadi malam kamu meminta Nona Rosa untuk

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status