Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Chapter 1441 - Chapter 1450

All Chapters of Menantu Pahlawan Negara: Chapter 1441 - Chapter 1450

1620 Chapters

Bab 1441 Aku Mau Semuanya

Zian, Wakil Kepala Departemen Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Denpapan.Di seluruh dunia politik Provinsi Denpapan, jabatannya saat ini hanya dapat dikategorikan dalam tingkat menengah.Namun, tanpa perlu dipertanyakan lagi, dia memegang kekuasaan yang sangat besar.Selain itu, seseorang sepertinya yang sudah bisa menempati jabatan seperti ini, tidak lagi hanya mewakili diri sendiri.Di antara relasi yang dimilikinya, pasti ada sebuah perusahaan yang besar.Di bawah dorongan untuk meraih keuntungan bersama, sumber daya yang bisa digerakkannya pastilah sangat luar biasa menakutkan.Terutama di saat orang sepertinya sudah tidak mempertimbangkan apa pun lagi selain berniat untuk menghancurkan pihak lawannya.Tentu saja dia bisa membawa malapetaka yang besar bagi Grup Bintang Darma, Grup Hatari, serta perusahaan-perusahaan lainnya yang berhubungan dengan Ardika!Karena itulah, saat ini Zian tampak sangat arogan dan percaya diri.Zian tahu jelas seorang menantu benalu yang berani mel
Read more

Bab 1442 Siapa yang Memberimu Kepercayaan Diri

"Ardika, kamu hanyalah seorang menantu benalu. Keluarga istrimu juga hanya keluarga kelas dua.""Walau kalian bisa menjadi orang kaya dadakan dengan mengandalkan keberuntungan dan memiliki sedikit aset yang cukup bagus, pengaruh kalian hanya terbatas pada Kota Banyuli saja. Selain itu, pendukung kalian juga hanya merupakan seorang wali kota baru.""Sejarah selama ribuan tahun telah membuktikan segalanya. Tanpa adanya perlindungan dari kekuatan besar, nggak peduli seberapa kaya seseorang, juga hanya akan menjadi mangsa orang lain.""Aku ingin merebut asetmu, ditambah lagi dengan adanya Keluarga Rewind Kota Gamiga sebagai pendukungku, siapa yang berani berkomentar?"Saat ini, Zian benar-benar sangat arogan.Setiap kalimat yang keluar dari mulutnya, sangat mengintimidasi.Di Provinsi Denpapan, dia bukan tidak takut pada siapa pun.Namun, orang tersebut tentu saja bukan Ardika yang sedang berdiri di hadapannya saat ini, juga bukan wali kota muda yang menjadi pendukung Ardika.Jadi, Zian la
Read more

Bab 1443 Apa yang Dinamakan Putus Asa

Begitu tersadar kembali, Tiano langsung menegur Ardika dengan marah, "Ardika, apa yang sedang kamu lakukan? Cepat lepaskan Tuan Muda Ardius! Apa kamu ingin membawa musibah bagimu dirimu sendiri dan keluargamu?!""Dasar tua bangka! Enyah saja sana!"Tanpa mengangkat kepalanya, Ardika melontarkan beberapa patah kata itu pada Tiano. Saking kesalnya, pembuluh-pembuluh darah di kening Tiano sampai menonjol.Zian juga kesal setengah mati mendengar kata-kata makian yang ditujukan oleh Ardika padanya sebelumnya.Tanpa banyak bicara lagi, dia langsung mengeluarkan ponselnya dan berkata dengan tajam, "Ardika, cepat lepaskan Tuan Muda Ardius! Kalau nggak, dengan satu panggilan telepon dariku, aku akan membuatmu merasakan apa yang dinamakan dengan putus asa!""Oh? Apa yang dinamakan dengan putus asa, ya?"Ardika melirik pria itu. Sambil menginjak Ardius, dia juga mengeluarkan ponselnya dan berkata, "Bagaimana kalau aku juga memberimu kesempatan untuk merasakannya?""Kamu? Memangnya kamu bisa apa?"
Read more

Bab 1444 Zian Berlutut

Saat ini, akhirnya Zian sudah menyadari maksud kalimat Ardika tadi. Tadi, Ardika mengatakan akan memberinya kesempatan untuk merasakan apa yang dinamakan putus asa. Ya, sekarang dia sudah mengerti.Namun, dia tidak bisa menerima kenyataan ini.Mengapa Ardika bisa langsung menghubungi Helios?Apa identitas pria itu sebenarnya?Menyaksikan pemandangan itu, semua orang makin terkejut dan penasaran.Sebenarnya siapa orang di ujung panggilan telepon tersebut?Bisa-bisanya orang itu membuat seorang Wakil Departemen Perindustrian dan Perdagangan sebuah provinsi menjadi pucat pasi seperti ini!Tanpa memberi Zian kesempatan untuk berbicara, Helios berkata dengan acuh tak acuh, "Serahkan ponselnya pada Tuan Ardika.""Tuan ... Tuan Ardika, Tuan diminta untuk mendengar telepon!"Zian menyodorkan ponsel tersebut pada Ardika dengan tangan gemetaran. Melihat Ardika mengerutkan kening, dia buru-buru mengeluarkan sebuah sapu tangan dari saku pakaiannya, lalu mengelap ponsel tersebut hingga bersih sebel
Read more

Bab 1445 Apa Gunanya Berpura-Pura Mati

Chelsea yang dari tadi hanya berperan layaknya penonton dengan berdiri di belakang Ardika, saat ini sorot mata terkejut juga tampak jelas di matanya.Hanya dengan satu panggilan telepon saja, Ardika sudah bisa menghancurkan Zian dan merebut aset milik Keluarga Sangace.Jangankan Huris, bahkan Keluarga Sudibya juga tidak mampu melakukan hal seperti itu!Tanpa memedulikan sorot mata orang-orang yang tertuju padanya, Zian mengangkat kepalanya dan berkata dengan bibir bergetar, "Aku ... aku mohon ... ampuni aku Tuan Ardika!""Oh? Sekarang kamu sudah tahu memohon padaku?"Ardika mengerutkan keningnya dan berkata, "Berlututlah dengan tegak."Secara naluriah, Zian berlutut dengan tegak. Ardika mengangkat lengannya, tetapi begitu melihat wajah pria di hadapannya itu berminyak dan berkeringatan, dia mengerutkan keningnya, mengurungkan niatnya.Kemudian, Ardika melemparkan selembar tisu pada pria tersebut.Zian mengerti maksud Ardika. Dia segera mengambil tisu itu, lalu di bawah tatapan terkejut
Read more

Bab 1446 Luna Melakukan KDRT

Sekujur tubuh Ardius langsung menegang. Dia segera membuka matanya. Kemudian, di bawah tatapan terkejut semua orang, dia berteriak dengan terisak, "Kak ... Kak Ardika, tolong beri aku satu kesempatan lagi. Aku sudah bersalah. Aku bersedia menjadi anjingmu ...."Tanpa menunggunya selesai berbicara, Ardika sudah melayangkan tendangan ke arahnya."Ahhh!"Dengan iringan suara teriakan menyedihkan, Ardius berguling-guling di tanah dengan kesakitan."Masuklah, tangani urusan sisanya."Ardika mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Levin. Kemudian, dia melemparkan tisu yang digunakannya untuk menyeka tangannya ke tubuh Ardius dengan sembarang, lalu berbalik dan melangkah pergi.Semua orang menyaksikan punggungnya dalam diam.Hingga sosok bayangannya sudah sepenuhnya menghilang di balik lift, mereka baru menghela napas lega.Di Vila Cakrawala.Begitu Ardika pulang, dia melihat dua orang wanita cantik sudah berdiri di sana.Pemandangan itu sangat indah bagaikan sebuah lukisan.Secara naluriah,
Read more

Bab 1447 Wawancara

Menjelang malam harinya.Hari ini, jarang-jarang Ardika dan Luna beristirahat di rumah. Karena itulah, mereka menemani orang rumah makan malam bersama.Selesai makan, beberapa orang anak muda yang berada di rumah itu asyik bersenang-senang sendiri. Sementara itu, Desi berjalan-jalan di luar sambil mendorong kursi roda Jacky.Saat Ardika sedang mencuci piring bersama Luna, dia menerima panggilan telepon dari Jane."Pak Ardika, apa kamu sudah lihat berita?"Amarah Jane bisa terdengar jelas walaupun hanya melalui panggilan telepon.Dengan menjepit ponselnya di bahunya, Ardika bertanya sambil mencuci piring, "Apa yang terjadi lagi?""Hongkem tiba-tiba mengumumkan akan menggunakan cara lelang untuk menjalankan proses investasi. Puluhan investor sudah menerima undangan, hanya Perusahaan Investasi Gilra yang nggak menerima undangan!""Hongkem benar-benar keterlaluan .... Ah, sudahlah. Aku akan mengirimkan video berita itu ke ponselmu.""Ting!"Tak lama kemudian, Ardika menerima video yang dik
Read more

Bab 1448 Mengundurkan Diri dari Asosiasi

"Di mata Ardika, nggak ada yang namanya hukum dan aturan. Dia sudah menjadikan Kota Banyuli sebagai wilayah kekuasaannya sendiri. Dengan bekerja sama dengan para preman, dia menekan para investor yang berpartisipasi dalam lelang sesuai aturan yang berlaku.""Bahkan, dia juga melakukan kekerasan terhadap seorang tetua dari Klito, presdir kami, hingga tetua itu masuk rumah sakit!""Boleh dibilang, karakter Ardika sangatlah buruk!""Hongkem adalah sebuah perusahaan yang bermoral, merupakan perusahaan merek lokal. Karena itulah, selama ada Ardika, Hongkem nggak akan bekerja sama dengan Perusahaan Investasi Gilra selamanya!""Selain itu, demi menjaga batasan dengan orang nggak berkarakter buruk seperti Ardika, mulai sekarang Hongkem juga akan mengundurkan diri dari Asosiasi Dagang Kota Banyuli yang dipimpin oleh istri Ardika, kecuali kepala asosiasi berganti orang!"Di hadapan kamera, Sendo menunjukkan ekspresi serius, seolah-olah sedang menegakkan keadilan.Sementara itu, Ardika tetap tida
Read more

Bab 1449 Membuat Masalah

Beberapa kali krisis yang dihadapi oleh Asosiasi Dagang Kota Banyuli belakangan ini berhasil diselesaikan oleh Ardika.Karena itulah, dalam lubuk hati para anggota asosiasi, dia sangat berwibawa.Setelah Luna menyampaikan ucapan Ardika pada mereka, situasi Asosiasi Dagang Kota Banyuli berhasil diatasi untuk sementara waktu.Malam berlalu dengan hening.Keesokan harinya, saat Luna hendak pergi bekerja, Ardika menghentikannya. "Sayang, pagi ini kamu izin saja, sebentar lagi aku akan membawamu ke suatu tempat.""Kamu mau membawaku membuat masalah di mana lagi?"Luna adalah seorang maniak kerja, dia tidak ingin izin.Apalagi Asosiasi Dagang Kota Banyuli tertimpa masalah seperti itu.Di saat kemampuannya makin dipertanyakan, dia harus bekerja makin keras untuk membuktikan diri sendiri!"Sayang, apa kesanku dalam hatimu seperti ini?" Ardika menggelengkan kepalanya dengan tidak berdaya. "Tapi, ucapanmu juga nggak salah. Hari ini aku memang ingin membawamu pergi membuat masalah."Ditarik oleh
Read more

Bab 1450 Keluarga Tulipa

Sebelum menyelesaikan kalimatnya, Sendo terdiam.Dia mendapati Wirhan berbalik dan meliriknya. Sorot mata dingin itu membuat jantungnya berdegap kencang. Saat itu juga, bulir-bulir keringat dingin bercucuran membasahi punggungnya.Kata-kata yang keluar dari mulut Sendo itu, dia ucapkan secara refleks.Selama ini, Departemen Investasi Konsorsium Tulipa diam-diam bekerja sama dengan pemodal dalam negeri untuk menekan merek dalam negeri seperti Hongkem dan yang lainnya.Walaupun cara yang mereka gunakan tidak secara terang-terangan, melainkan melalui memberikan dukungan pada "pihak ketiga" seperti Perusahaan Investasi Namsan menjalankan rencana mereka secara tidak langsung.Namun, bagi orang cerdas, tentu saja hal itu bukanlah rahasia.Bahkan, hal-hal menekan bisnis Negara Nusantara dan menghancurkan merek Negara Nusantara sudah berlangsung selama bertahun-tahun, tidak hanya menargetkan Hongkem saja.Pelaku di balik layar sesungguhnya, juga bukan Konsorsium Tulipa, melainkan ada sosok yan
Read more
PREV
1
...
143144145146147
...
162
DMCA.com Protection Status