Selesai berbicara, Ardika mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Levin, meminta Levin untuk membawa anggota kemari.Elsen mendengus dan berkata dengan nada meremehkan, "Eh, kamu sedang menggertak siapa? Jangankan Levin, biarpun kamu memanggil Sean, ayahnya kemari, aku juga nggak takut!"Dengan adanya Teodor sebagai pendukungnya, sekarang dia tidak takut pada siapa pun lagi!Namun, sikap Ardika membuat Elsen sangat kesal."Kak Teodor, coba kamu lihat sendiri! Hingga saat seperti ini, si Ardika itu tetap saja keras kepala! Dia nggak menganggap serius kamu!"Elsen menoleh, sengaja memanas-manasi suasana.Ekspresi Teodor langsung berubah menjadi muram, dia berkata dengan dingin, "Ardika, ajal sudah hampir menjemputmu, tapi kamu nggak sadar juga. Kamu harus tahu jelas tujuanmu menemuiku hari ini, yaitu untuk menyelamatkan dirimu sendiri dan istrimu sekeluarga.""Kalau nggak ingin mati, cepat berlutut di hadapanku!"Sejak dirinya dipukul oleh Ardika di lokasi evakuasi korban bencana, seran
Baca selengkapnya