Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1304 Donasi Palsu

Share

Bab 1304 Donasi Palsu

Author: Sarjana
Selesai berbicara, Ardika mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Levin, meminta Levin untuk membawa anggota kemari.

Elsen mendengus dan berkata dengan nada meremehkan, "Eh, kamu sedang menggertak siapa? Jangankan Levin, biarpun kamu memanggil Sean, ayahnya kemari, aku juga nggak takut!"

Dengan adanya Teodor sebagai pendukungnya, sekarang dia tidak takut pada siapa pun lagi!

Namun, sikap Ardika membuat Elsen sangat kesal.

"Kak Teodor, coba kamu lihat sendiri! Hingga saat seperti ini, si Ardika itu tetap saja keras kepala! Dia nggak menganggap serius kamu!"

Elsen menoleh, sengaja memanas-manasi suasana.

Ekspresi Teodor langsung berubah menjadi muram, dia berkata dengan dingin, "Ardika, ajal sudah hampir menjemputmu, tapi kamu nggak sadar juga. Kamu harus tahu jelas tujuanmu menemuiku hari ini, yaitu untuk menyelamatkan dirimu sendiri dan istrimu sekeluarga."

"Kalau nggak ingin mati, cepat berlutut di hadapanku!"

Sejak dirinya dipukul oleh Ardika di lokasi evakuasi korban bencana, seran
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Francisca Uktolseja
ceritanya semakin membosankan, tokoh Ardhika si dewa perang terlalu dihina jadi gk semangat bacanya, musuh2nya semakin arogan gk aturan terlalu dibuat2 .... lebay ...
goodnovel comment avatar
Muliadi
cerita taik anjing
goodnovel comment avatar
Abg Siahaan
knp makin terakhir makin berkutat tetang tiodor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1305 Aku Beri Kamu Bukti

    Kata-kata lantang yang keluar dari mulut Ardika menggema di seluruh lobi tersebut.Selain suara Ardika, tidak ada suara lain lagi.Para awak media langsung tercengang, tanpa mereka sorot mata mereka berubah menjadi berbinar.Apakah di tangan Ardika benar-benar ada informasi menggemparkan yang bisa diekspos?Dalam sekejap, tatapan mereka terhadap Ardika seperti tatapan anjing setelah mendapati tulang yang menggugah selera.Bahkan ada orang yang mulai memikirkan apakah nanti dia harus menghubungi Ardika secara diam-diam, agar bisa memperoleh informasi itu terlebih dahulu.Begitu sukses, maka dia akan menjadi orang terkenal di dunia media dan menjadi panutan.Banyak wartawan tidak pernah mendapati berita menggemparkan seperti ini seumur hidup mereka.Sementara itu, ekspresi staf-staf di kantor Teodor langsung berubah drastis.Mereka semua bekerja untuk Teodor.Selain itu, Teodor sangat bermurah hati pada mereka.Kalau sampai popularitas Teodor anjlok karena Ardika, ke mana mereka harus me

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1306 Tampar Dia Sekali

    Setelah mendengar ucapan Teodor, staf-staf di kantor Teodor pun menghela napas lega.Kemudian, mereka kembali melontarkan kata-kata makian terhadap Ardika.Setelah menyaksikan pertunjukan itu cukup lama, saat ini Elsen tidak bisa menahan dirinya lagi dan berkata dengan nada mengejek, "Eh, Ardika, kulihat kamu benar-benar nggak berkemampuan dan nggak bisa terlepas dari situasi saat ini lagi.""Pecundang tetaplah pecundang. Selain memainkan trik rendahan seperti ini untuk menggertak orang, apa lagi yang bisa kamu lakukan?""Hehe, hanya dengan satu panggilan telepon, kamu bisa meminta pihak Organisasi Redim untuk mengantarkan bukti padamu? Memangnya pecundang sepertimu layak? Kamu pikir kamu siapa?""Aku juga mengenal Pak Oscar dari Organisasi Redim, bagaimana kalau aku meneleponnya kemari untuk melayangkan dua tamparan ke wajahmu?!"Ekspresi memandang rendah Ardika terlukis dengan jelas di wajah Elsen.Organisasi Redim adalah organisasi kemanusiaan yang sudah mendapatkan pengakuan dan pe

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1307 Amir Marah Besar

    Saat itu juga, terdengar suara orang-orang tersentak di lobi kantor Teodor.Baik para awak media maupun staf-staf kantor Teodor, mereka semua benar-benar tercengang.Penanggung jawab Organisasi Redim bersikap sangat hormat pada Ardika.Selain itu, wanita tersebut benar-benar datang untuk mengantarkan bukti pemalsuan donasi Teodor!I ... ini ....Bagaimana mungkin?!Saat ini, Ardika hanya melambaikan tangannya dengan santai dan berkata, "Aku malas melihatnya lagi, bagikan saja kepada mereka semua, agar mereka semua bisa melihatnya sendiri.""Baik."Zendaya menganggukkan kepalanya dengan penuh hormat sebelum membagikan dokumen-dokumen tersebut kepada para awak media yang berada di lokasi.Para wartawan menerima dokumen yang diserahkan pada mereka dengan setengah curiga.Namun, tak lama kemudian, ekspresi mereka semua langsung berubah drastis."Kak Teodor benar-benar nggak menyumbangkan dana bantuan sepeser pun!""Mengapa uang sebesar 600 miliar itu berasal dari rekening Asosiasi Dagang K

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1308 Menyuap dengan Saham

    "Tapi, Pak Amir, sangat jelas bocah itu ingin meminjam kekuatan media."Teodor berkata dengan sedih, "Impian para wartawan ini adalah mendapatkan bahan untuk membuat berita besar. Selain itu, perusahaan yang menaungi mereka juga memiliki modal. Kalau ingin menundukkan mereka, pasti harus mengeluarkan harga mahal.""Kalau begitu, keluarkan harga mahal untuk tundukkan mereka. Kita bisa menghasilkan uang bersama-sama."Amir berkata dengan nada dingin sekaligus tajam, "Sekarang, kamu lakukan saja apa yang kuperintahkan. Pastikan para wartawan itu berada di pihak yang sama dengan kita, suruh mereka hancurkan Ardika.""Karena Ardika berani cari mati, maka kita harus memanfaatkan kesempatan ini untuk menghabisinya!"Amir memang layak disebut sebagai tokoh hebat yang sudah berpengalaman di dunia bisnis selama puluhan tahun.Dalam situasi genting seperti sekarang ini pun, Amir bukan hanya bisa menenangkan diri dengan cepat, melainkan memikirkan cara untuk membalikkan keadaan dan menjatuhkan Ard

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1309 Terlalu Cepat Senang

    "Hmm, kupikir kasus pemalsuan donasi Kak Teodor ini harus diselidiki lebih lanjut, untuk sementara waktu ini, aku nggak akan mengunggah berita dulu.""Ya, benar. Sebagai awak media, kita harus melaporkan berita secara adil dan objektif. Bagaimana kita bisa mengunggah berita dengan gegabah hanya karena beberapa lembar dokumen yang masih belum diperiksa kebenarannya.""Setelah selesai diselidiki dan diperiksa lebih lanjut, baru dibicarakan lagi ...."Satu per satu dari para awak media yang berada di lokasi menyuarakan pemikiran mereka.Wartawan yang detik sebelumnya masih sedang mengetik dengan cepat, langsung menutup laptopnya.Melihat Ardika yang tampak tenang saja, Zendaya sudah tidak bisa menahan diri lagi. Dia melangkah maju dan berkata dengan marah, "Aku adalah penanggung jawab Organisasi Redim cabang Kota Banyuli, bagaimana mungkin bukti pemalsuan donasi yang kuberikan palsu?""Kalian hanya sedang beromong kosong saja! Objektif dan adil apaan?!""Kalian menyebut diri kalian sebaga

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1310 Persiapan Matang

    "Apa katamu? Siapa yang menghindari pajak?! Dasar Ardika sialan! Katakan dengan jelas!"Ekspresi bangga Teodor sudah menghilang tanpa meninggalkan jejak, berubah menjadi kaku seketika.Setelah terdiam selama beberapa detik, dia baru berteriak dengan marah.Terbukti melakukan pemalsuan donasi, masih ada penjelasan yang bisa diberikan.Bagaimanapun juga, dana amal sebesar dua triliun itu baru diumumkan oleh Organisasi Redim ke publik pagi ini.Biarpun kasus ini terekspos, selama media-media yang berpengaruh tidak "menambah-nambah bumbu", memperburuk situasi, menghadapi kecurigaan para netizen, Teodor masih bisa memberi penjelasan. Dia bisa mengatakan donasi dilakukannya dalam beberapa tahapan, ke depannya dia akan mengirimkan dana bantuan secara berkala.Namun, begitu kasus penghindaran pajak terekspos.Itu bukan hanya sekadar masalah menghadapi opini publik, tetapi akan terseret dalam hukum!Karena itulah, para awak media yang berada di tempat itu kembali hening seketika.Mereka menatap

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1311 Berlutut

    "Ardika, sebenarnya apa maumu?!"Setelah linglung sejenak, Teodor mengangkat kepalanya dan memelototi Ardika dengan lekat.Situasi saat ini masih belum seburuk itu.Karena Ardika melemparkan bukti-bukti penghindaran pajaknya ke hadapannya, tidak menyerahkan bukti-bukti tersebut secara langsung kepada pihak yang berwajib, itu artinya situasi masih bisa dibalikkan.Sambil tersenyum, Ardika bertanya balik, "Kalau begitu, Teodor, menurutmu aku harus bagaimana?"Teodor menarik napas dalam-dalam, lalu merangkak dengan cepat dengan kedua tangannya ke hadapan Ardika."Ardika, selama kamu menyerahkan dokumen-dokumen itu padaku dan membiarkan masalah ini berlalu, aku berjanji kelak aku nggak akan menargetkanmu dan istrimu lagi.""Selain itu, aku juga akan meminta para awak media untuk mengklarifikasi bahwa kita sudah berdamai."Teodor sudah sepenuhnya tenang kembali. Dia berkata dengan tenang, "Ke depannya, aku juga bisa mempromosikan perusahaan-perusahaan yang berhubungan denganmu.""Oh ya, buk

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1312 Memangnya Kamu Layak untuk Membuatku Hancur Bersamamu

    Mendengar teriakan dingin Ardika, Teodor langsung melangkah mundur dua langkah saking ketakutannya.Dia menatap Ardika dengan tatapan terkejut sekaligus marah. "Ardika, kamu nggak setuju?""Apakah kamu nggak mengerti kata-kataku? Bisa-bisanya kamu nggak mempertimbangkannya?!"Dia tidak menyangka, jelas-jelas dia sudah menawarkan berbagai keuntungan untuk Ardika.Siapa pun tidak akan bisa menahan godaan seperti itu.Bagaimanapun juga, seorang selebriti internet sepertinya, bisa membawa keuntungan yang sangat besar.Sangat jarang ada orang yang hatinya tak tergerak.Namun, setelah dia berbicara panjang lebar, sikap Ardika malah tetap sama saja.Dengan memasang ekspresi datar, Ardika berkata dengan datar, "Teodor, kata-kata yang sama sudah pernah kubilang saat kamu menjadi Duta Promosi Vila Bistani sebelumnya.""Tapi, aku nggak punya kebiasaan berkompromi dengan orang jahat.""Oh, nggak, mendeskripsikanmu sebagai orang jahat malah sudah terlalu meninggikanmu. Palingan kamu hanya layak dis

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2318 Berlian Asli

    Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2317 Menjadikan Ardika Sebagai Kambing Hitam

    "Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2316 Sekelompok Orang Bodoh

    "Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2315 Menimbulkan Kasus Pembunuhan

    Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2314 Hingga Tetes Darah Penghabisan

    Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2313 Tuan Muda Werdi Sudah Menjadi Seorang Ahli

    "Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2312 Jangan Harap Satu Pun Bisa Pergi

    Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2311 Hanya Berperan Sebagai Penonton

    Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2310 Ini Baru Dinamakan dengan Memprovokasi

    Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status