"Aku punya bukti langsung, kalian bisa mengirim orang ke kantor Teodor untuk melakukan penyelidikan ...."Hingga Ardika memutuskan panggilan teleponnya, suasana di lobi kantor Teodor tetap sangat hening.Semua orang menatap Ardika dengan tercengang.Tidak ada seorang pun yang menyangka, setelah Elsen dan Teodor mengucapkan kata-kata seperti itu, Ardika tetap melaporkan kasus tersebut kepada pihak yang berwajib tanpa ragu!Eh ... eh ... eh .... Dasar idiot itu!Sebenarnya apakah dia adalah seorang tokoh hebat?Atau dia ingin menyeret Teodor untuk hancur bersama?Semua orang tahu masalah kali ini sudah sepenuhnya membesar.Di Negara Nusantara, ada sebuah pepatah.Ada dua hal yang tidak bisa dihindari oleh penduduk Negara Nusantara.Hal yang pertama adalah kematian.Hal yang kedua adalah membayar pajak!Karena itulah, Departemen Pajak Negara Nusantara adalah lembaga penegak hukum yang paling kuat di negara ini.Ardika menyampaikan laporan dengan menyebutkan nama asli. Pihak Departemen Paj
"Eh, Ardika, cepat serahkan bukti-buktinya! Kami akan mengampuni nyawamu!""Seharusnya kamu lihat dulu ada berapa orang di pihakmu! Berani-beraninya kamu datang membuat keributan di kantor Teodor! Kamu mendesak kami ke jalan buntu, maka kami akan menghabisimu!"" ... "Sambil mengepung Ardika dan yang lainnya, staf-staf kantor Teodor berteriak dengan keras dan memasang ekspresi ganas.Kaki Zendaya dan orang-orang Hongkem sampai terasa lemas saking ketakutannya.Mereka benar-benar takut orang-orang itu benar-benar menggila!Namun, Ardika tetap tampak tenang. Dia bahkan tertawa dan berkata, "Teodor, boleh dibilang kamu sudah pernah kuhajar beberapa kali.""Apakah kamu merasa pecundang-pecundang di kantormu ini cukup untuk menghadapiku seorang?"Ekspresi Teodor berubah menjadi agak muram. Tentu saja dia tahu jelas kekuatan Ardika.Sebelumnya, saat berada di lokasi penyelamatan korban bencana, satu per satu dari belasan pengawal elite yang dipekerjakannya secara khusus dari Perusahaan Tirn
"A ... Apa?! Tuan Muda Kedua Keluarga Septio Provinsi Aste?!"Begitu mendengar Elsen menyebut nama pemuda itu, Teodor langsung berseru dengan terkejut.Saat ini, baik ekspresinya maupun staf-staf kantor Teodor tampak pucat. Sangat jelas mereka ketakutan.Karena semua orang sudah mendengar ucapan Levin dengan sangat jelas! Tuan Muda Kedua Keluarga Septio itu memanggil Ardika dengan panggilan Kak Ardika!Bagaimana seorang Tuan Muda Kedua Keluarga Septio Provinsi Aste bisa begitu patuh pada Ardika yang merupakan seorang menantu benalu?Semua orang benar-benar tidak mengerti.Namun, hal itu sudah tidak penting lagi sekarang.Melihat Ardika dikepung oleh staf-staf kantor Teodor, Levin langsung marah besar. "Dasar sekelompok anjing! Siapa yang memberi kalian nyali, sampai-sampai kalian berani mengepung Kak Ardika?!""Serang! Patahkan satu kaki mereka semua!"Begitu Levin melambaikan tangannya, pria-pria kekar bersetelan jas yang dibawanya kemari langsung menerjang ke arah staf-staf kantor Te
"Ya, benar, kami juga memiliki pemikiran yang serupa.""Tuan Muda Levin tenang saja ...."Saat itu juga, sudah ada beberapa orang yang memilih untuk tunduk.Namun, masih ada beberapa orang yang dilema.Walaupun pengaruh Keluarga Septio Provinsi Aste memang besar, tetapi janji Teodor sebelumnya membuat mereka sulit untuk mengambil keputusan untuk sesaat."Kak Teodor, orang Perusahaan Investasi Mahasura sudah membawa dokumen pengalihan saham kemari!"Tepat pada saat ini, seorang staf berseru.Tak lama kemudian, seorang petinggi Perusahaan Investasi Mahasura muncul di depan pintu lobi dengan membawa beberapa orang bawahannya dan pengacara.Merasakan suasana tegang di tempat tersebut, serta melihat ratusan pria bersetelan jas yang dibawa oleh Levin kemari, sekelompok orang itu pun merasa agak ragu.Namun, seakan-akan melihat penyelamatnya, Teodor buru-buru berkata dengan volume suara tinggi, "Pak Zakari, cepat bagikan dokumen pengalihan saham itu kepada teman-teman media!"Teodor mengetahu
"Bajingan! Dasar sekelompok bajingan!"Levin berteriak dengan marah sambil mengentakkan kakinya dengan kesal.Namun, menghadapi aliansi media itu, dia benar-benar tidak berdaya.Seperti yang dikatakan oleh wartawan tersebut, masing-masing dari mereka memiliki pendukung. Walaupun mereka tidak bisa dikatakan bisa mewakili dunia media Negara Nusantara, paling tidak sudah termasuk sebagian dari anggota dunia media.Dalam hal ini, perusahaan-perusahaan media tersebut memiliki keuntungan yang sama dan bersatu teguh.Dia tidak bisa bertindak gegabah tanpa mempertimbangkan apa pun.Kalau dia benar-benar memusuhi pendukung-pendukung orang-orang ini, Keluarga Septio juga akan kewalahan.Melihat amarah tidak berdaya Levin, awak media yang berbicara tadi menjadi makin bangga. Dia berkata seolah-olah berbaik hati membujuk Levin, "Sebenarnya kami juga nggak ingin berselisih dengan Tuan Muda Levin. Selama Tuan Muda Levin nggak mengganggu kami menghasilkan uang, kita sama-sama senang.""Namaku Yotaru
"Ardika, ada satu kalimat yang sangat bagus, yaitu orang yang menuduhmu lebih tahu jelas kamu hanya dituduh.""Jadi, aku tahu jelas kamu bukanlah pemimpin kelompok penjahat yang sesungguhnya. Palingan kamu hanya mengenal beberapa orang dunia preman saja.""Aku memberitahumu semua ini bukan karena aku ingin membersihkan namamu.""Aku hanya ingin kamu tahu seberapa besar kekuatan dan pengaruh tulisan. Hanya dengan satu artikel saja, aku sudah bisa menjadikanmu sebagai musuh penduduk di seluruh negeri ini.""Jadi, kalau kamu nggak tahu diri lagi dan melawan Kak Teodor, aku nggak akan keberatan untuk mengunggah satu artikel baru lagi! Aku akan membuatmu dan istrimu jatuh dalam jurang yang sangat dalam dan nggak akan bisa membalikkan keadaan lagi selamanya!"Yotaru berbicara panjang lebar.Dia bersikap sangat angkuh, seolah-olah dia adalah sosok dewa yang bisa mengendalikan hidup dan mati Ardika dengan mudah.Sebagai awak media, dia memang berpikiran seperti itu.Orang-orang sepertinya bisa
Saat ini, Yotaru sama sekali sudah tidak terlihat elegan seperti sebelumnya.Ekspresi jahat dan ganas tampak di wajahnya.Awalnya dia mengira hanya dengan beberapa patah kata darinya, dia sudah bisa mengendalikan situasi. Kemudian, dia akan mengambil saham Perusahaan Investasi Mahasura, lalu melenggang pergi dengan santai di bawah tatapan kagum dan hormat semua orang.Namun, tamparan dadakan yang dilayangkan oleh Ardika ke wajahnya, langsung mengacaukan rencana indahnya."Apakah kamu tahu apa yang sedang kamu lakukan?! Ardika, kamu harus membayar harga atas satu tamparan ini! Harga yang nggak sanggup kamu tanggung!"Yotaru menggertakkan giginya dan melontarkan kata-kata itu sambil mengentakkan kakinya dengan kesal."Oh? Harga yang nggak sanggup aku tanggung, ya? Kalau begitu, aku harus melayangkan beberapa tamparan lagi ke wajahmu."Seulas senyum dingin tersungging di wajah Ardika. Tiba-tiba, dia melangkah maju, mengangkat lengannya, lalu melayangkan tamparan ke wajah pria itu lagi."P
Saat ini, tidak hanya Yotaru seorang yang menyadari hal tersebut, orang-orang lainnya juga sudah menyadarinya.Walaupun Ardika berbicara dengan nada bernegosiasi, tetapi tidak ada seorang pun yang beranggapan Ardika benar-benar sedang bernegosiasi dengan Yotaru.Pria idiot itu ingin memaksa Yotaru untuk menyerahkan saham padanya!"Ardika, kamu benar-benar bernyali besar! Berani-beraninya kamu merebut saham Perusahaan Investasi Mahasura, apa kamu mau mati?!"Teodor marah besar.Ardika meminta Yotaru untuk menyerahkan saham tepat di hadapannya, bukankah sama saja dengan mempermalukannya di depan umum?!"Dia terlalu bising, suruh orang-orangmu untuk 'mempersilakannya' diam."Ardika berkata pada Levin tanpa mengangkat kepalanya.Tanpa menunggu instruksi dari Levin, seorang pria bersetelan jas langsung melangkah maju, menarik Teodor dan melayangkan dua tamparan ke wajah pria itu.Akhirnya Teodor diam juga.Ardika menyipitkan matanya, menatap Yotaru dan berkata, "Yotaru, bagaimana? Apakah ka