"Ardika, ada satu kalimat yang sangat bagus, yaitu orang yang menuduhmu lebih tahu jelas kamu hanya dituduh.""Jadi, aku tahu jelas kamu bukanlah pemimpin kelompok penjahat yang sesungguhnya. Palingan kamu hanya mengenal beberapa orang dunia preman saja.""Aku memberitahumu semua ini bukan karena aku ingin membersihkan namamu.""Aku hanya ingin kamu tahu seberapa besar kekuatan dan pengaruh tulisan. Hanya dengan satu artikel saja, aku sudah bisa menjadikanmu sebagai musuh penduduk di seluruh negeri ini.""Jadi, kalau kamu nggak tahu diri lagi dan melawan Kak Teodor, aku nggak akan keberatan untuk mengunggah satu artikel baru lagi! Aku akan membuatmu dan istrimu jatuh dalam jurang yang sangat dalam dan nggak akan bisa membalikkan keadaan lagi selamanya!"Yotaru berbicara panjang lebar.Dia bersikap sangat angkuh, seolah-olah dia adalah sosok dewa yang bisa mengendalikan hidup dan mati Ardika dengan mudah.Sebagai awak media, dia memang berpikiran seperti itu.Orang-orang sepertinya bisa
Saat ini, Yotaru sama sekali sudah tidak terlihat elegan seperti sebelumnya.Ekspresi jahat dan ganas tampak di wajahnya.Awalnya dia mengira hanya dengan beberapa patah kata darinya, dia sudah bisa mengendalikan situasi. Kemudian, dia akan mengambil saham Perusahaan Investasi Mahasura, lalu melenggang pergi dengan santai di bawah tatapan kagum dan hormat semua orang.Namun, tamparan dadakan yang dilayangkan oleh Ardika ke wajahnya, langsung mengacaukan rencana indahnya."Apakah kamu tahu apa yang sedang kamu lakukan?! Ardika, kamu harus membayar harga atas satu tamparan ini! Harga yang nggak sanggup kamu tanggung!"Yotaru menggertakkan giginya dan melontarkan kata-kata itu sambil mengentakkan kakinya dengan kesal."Oh? Harga yang nggak sanggup aku tanggung, ya? Kalau begitu, aku harus melayangkan beberapa tamparan lagi ke wajahmu."Seulas senyum dingin tersungging di wajah Ardika. Tiba-tiba, dia melangkah maju, mengangkat lengannya, lalu melayangkan tamparan ke wajah pria itu lagi."P
Saat ini, tidak hanya Yotaru seorang yang menyadari hal tersebut, orang-orang lainnya juga sudah menyadarinya.Walaupun Ardika berbicara dengan nada bernegosiasi, tetapi tidak ada seorang pun yang beranggapan Ardika benar-benar sedang bernegosiasi dengan Yotaru.Pria idiot itu ingin memaksa Yotaru untuk menyerahkan saham padanya!"Ardika, kamu benar-benar bernyali besar! Berani-beraninya kamu merebut saham Perusahaan Investasi Mahasura, apa kamu mau mati?!"Teodor marah besar.Ardika meminta Yotaru untuk menyerahkan saham tepat di hadapannya, bukankah sama saja dengan mempermalukannya di depan umum?!"Dia terlalu bising, suruh orang-orangmu untuk 'mempersilakannya' diam."Ardika berkata pada Levin tanpa mengangkat kepalanya.Tanpa menunggu instruksi dari Levin, seorang pria bersetelan jas langsung melangkah maju, menarik Teodor dan melayangkan dua tamparan ke wajah pria itu.Akhirnya Teodor diam juga.Ardika menyipitkan matanya, menatap Yotaru dan berkata, "Yotaru, bagaimana? Apakah ka
Saham yang dipegang oleh puluhan awak media tersebut bukanlah satu kesatuan.Namun, begitu mereka semua menyerahkan saham yang mereka pegang kepada Ardika seorang, maka dia akan berubah menjadi pemegang saham besar Perusahaan Investasi Mahasura.Dalam rapat pemegang saham, dia akan memiliki hak suara yang besar.Selain itu, dia juga bisa menjadi petinggi perusahaan. Bahkan, kalau dia bisa mengendalikan semua ini dengan baik, dia bisa menunjuk seorang presdir baru yang menuruti ucapannya!Saat ini, sekalipun orang bodoh, juga sudah mengetahui betapa besarnya ambisi Ardika!Pantas saja saat para awak media menandatangani dokumen penyerahan saham, Ardika hanya menyaksikan dengan tenang tanpa maju untuk menghentikan mereka.Ternyata dia sedang menunggu momen ini.Setelah saham Perusahaan Investasi Mahasura menjadi milik para awak media tersebut, dia baru akan merampas semua saham itu dari mereka!Sebenarnya, dia sama sekali tidak tertarik dengan saham Perusahaan Investasi Mahasura yang tak
Begitu Ardika selesai berbicara, beberapa orang pria berpakaian hitam itu sudah mulai mengambil tindakan."Ahhh ....""Ahh, kakiku sudah patah!""Aku berikan ... aku akan memberikan sahamku padamu, oke ...."Suara teriakan menyedihkan menggema di seluruh tempat itu.Bagi orang yang tidak tahu, mungkin mereka akan merasa telah mengunjungi neraka di dunia!Semua awak media gemetar ketakutan. Mereka benar-benar sudah terkejut setengah mati.Di mata mereka, Ardika benar-benar sudah menggila.Bagaimana dia berani melakukan hal seperti itu?Apakah dia tidak takut kalau sampai hal ini terekspos, maka masalah ini akan sulit terselesaikan?"Bagi beberapa orang yang telah bersedia untuk menyerahkan saham mereka, bawa mereka tandatangani kontrak."Ardika melambaikan tangannya.Beberapa orang awak media yang akhirnya menyerahkan setelah kaki mereka dipatahkan pun segera dibawa pergi untuk menandatangani kontrak.Walaupun demikian, masih ada dua puluhan orang awak media yang masih ragu dan bersiker
"Hahaha, Ardika, apa kamu sedang mengigau?!""Media Pixi milikku memiliki lebih dari sepuluh juta pengikut, memangnya bisa diblokir begitu saja? Hanya karena dua kata darimu itu?"Melihat Ardika memutuskan panggilan telepon setelah mengucapkan dua kata singkat itu, awak media dari Media Pixi tertawa terbahak-bahak. Ekspresi mengejek tampak jelas di wajahnya."Biarpun kamu ingin berlagak hebat untuk menakut-nakuti orang, bisakah kamu berakting sedikit lebih bagus?!"Di platform mana pun, sebuah akun dengan jumlah penggemar lebih dari sepuluh juta, sudah termasuk menduduki posisi puncak.Akun seperti itu sudah bisa memengaruhi laporan data platform, bahkan memengaruhi nilai saham.Jangankan Media Pixi yang jarang terlibat dalam opini buruk publik, bahkan akun-akun yang bekerja sama dengan kekuatan luar dan diam-diam mengutarakan komentar yang mengkhianati negara, selama tidak ada bukti yang sangat kuat, demi menjaga keuntungan sendiri, pihak platform juga akan melakukan yang terbaik untu
Dalam sekejap, suasana di kantor Teodor berubah menjadi sunyi senyap.Semua orang sudah mendengar dengan jelas apa yang dikatakan oleh kepala departemen TikTok itu."Nggak mungkin!"Awak media dari Media Pixi itu berteriak dengan menyedihkan.Akun dengan jumlah lebih dari sepuluh juta pengikut yang telah dijalankannya dengan susah payah selama bertahun-tahun.Baru dua tahun terakhir ini menghasilkan uang! Dia masih ingin menghasilkan lebih banyak uang lagi!Namun, bisa-bisanya akunnya itu tiba-tiba menghilang dari internet tanpa meninggalkan jejak sama sekali.Akun itu adalah satu-satunya aset yang dimilikinya!Sambil mencengkeram ponselnya dengan erat, awak media dari Media Pixi itu berteriak dengan marah, "Kak Dervo, kalian nggak bisa begini. Aku sudah menandatangani kontrak dengan TikTok, kalian nggak bisa melanggar kontrak ....""Oh ya, masih ada satu hal lagi."Sebelum dia selesai berbicara, ucapannya sudah disela oleh kepala departemen TikTok itu."Mengenai kasus bunuh diri seora
Tentu saja, awak-awak media ini berbeda dengan awak media dari Media Pixi itu.Hidup mereka tidak bergantung pada TikTok.Mereka masih bisa menyuarakan suara mereka melalui platform internet lainnya. Selain itu, mereka juga bisa menyuarakan pendapat mereka melalui surat kabar.Namun, menghadapi situasi seperti sekarang ini, tidak ada seorang pun yang bersikeras melawan Ardika lagi.Tidak ada seorang pun yang berani bertaruh.Bagaimana kalau akun mereka di platform lain juga diblokir?Bagaimana kalau surat kabar mereka juga sampai diblokade?Itu adalah masalah yang sangat besar.Setelah Ardika menunjukkan cara yang mengejutkan itu, mereka semua tidak mungkin sebodoh itu, sampai-sampai beranggapan hal seperti itu tidak mungkin terjadi."Tuan Ardika, aku akan menyerahkan sahamku! Aku akan menandatangani kontrak sekarang juga!""Kalau Tuan Ardika menginginkan saham, ambil saja, kami juga berniat untuk memberikannya pada Tuan Ardika ...."Dalam sekejap, akhirnya sekelompok awak media itu pu