Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1301 Selama Ada Aku Hongkem Akan Bertahan

Share

Bab 1301 Selama Ada Aku Hongkem Akan Bertahan

Author: Sarjana
Samar-samar, terdengar nada mengejek dalam nada bicara santai Jane.

Beberapa hari ini, Ardika sudah menjadi target makian netizen seluruh negeri, bahkan Perusahaan Investasi Gilra juga ikut menjadi target ejekan para netizen.

Wanita itu sudah kesal setengah mati. Sekarang, akhirnya dia mendapatkan kesempatan untuk mengejek Ardika.

Ardika sama sekali tidak menganggap serius ejekan wanita itu, dia hanya tertawa pelan dan berkata, "Oh? Bu Jane, sudah begitu nggak sabar, ya? Oke, nggak lama lagi, aku pasti akan memuaskanmu."

"Kamu! Ardika! Dasar bajingan!"

Di ujung telepon, wajah Jane langsung memerah. Dia mengira Ardika sedang menggodanya.

"Mati saja kamu sana!"

Jane memutuskan panggilan telepon dengan perasaan malu sekaligus marah.

"Ckckck, wanita yang satu ini benar-benar banyak drama."

Ardika menggelengkan kepalanya dengan tidak bisa berkata-kata lagi. Dia tahu Jane sudah salah memahami maksudnya.

Namun, dia malas memedulikan apa yang dipikirkan oleh wanita itu. Setelah masuk ke dalam
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1302 Berpura-Pura Menyedihkan dengan Muntah Darah

    Begitu melihat sorot mata sedingin es Ardika, secara naluriah tubuh Teodor gemetar sejenak.Setelah beberapa kali dihajar oleh Ardika sebelumnya, dia sudah trauma.Namun, tak lama kemudian, Teodor tenang kembali, ekspresinya juga normal kembali. Dia tertawa dingin dan berkata, "Eh, Ardika, apa kamu pikir aku masih takut padamu? Coba saja kalau hari ini kamu berani memukulku!"Dia memelototi Ardika dengan tajam, lalu berkata pada Leoni, manajernya, "Suruh mereka masuk! Aku akan perlihatkan padanya pengaruhku sekarang!"Leoni menganggukkan kepalanya, lalu melambaikan tangannya pada seorang staf.Tak lama kemudian, sekelompok orang yang membawa mikrofon dan kamera menyerbu masuk ke dalam lobi gedung."Kak Teodor, akhirnya kamu bersedia menerima wawancara! Kalau boleh tahu apa pemikiranmu mengenai hujan badai yang menerpa Kota Banyuli kali ini, sampai-sampai kamu menyumbangkan dana bantuan sebesar dua triliun?""Aku dengar-dengar ada banyak merek besar yang ingin menjadikanmu sebagai Duta

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1303 Aku Akan Memuaskanmu

    "Ayah, Ayah kenapa?!"Melihat Hadiman yang tiba-tiba muntah darah, anggota Keluarga Rewind langsung panik.Ardika mengerutkan keningnya, melangkah maju untuk memeriksa kondisi Hadiman, lalu berkata, "Pengaruh emosi yang bergejolak, malah lebih baik setelah muntah darah, bukan masalah besar. Tapi, sebaiknya dibawa ke rumah sakit untuk beristirahat dengan tenang terlebih dahulu.""Revina, antarkan ayahmu ke rumah sakit terlebih dahulu.""Baik, baik ...."Sambil menyeka air matanya, Revina dan staf-staf Hongkem lainnya segera memapah Hadiman untuk membawanya ke rumah sakit.Tentu saja keributan di sini menarik perhatian para awak media."Eh? Bukankah itu adalah Hadiman, presdir Hongkem? Mengapa dia muntah darah?"Mereka kembali sibuk mengambil foto, itu adalah berita yang menggemparkan.Menyaksikan pemandangan itu, Elsen yang berdiri tak jauh dari sana mendengus dingin, lalu berkata dengan nada mengejek, "Si tua bangka itu hanya berpura-pura menyedihkan saja. Sebelumnya, saat Hongkem meng

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1304 Donasi Palsu

    Selesai berbicara, Ardika mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Levin, meminta Levin untuk membawa anggota kemari.Elsen mendengus dan berkata dengan nada meremehkan, "Eh, kamu sedang menggertak siapa? Jangankan Levin, biarpun kamu memanggil Sean, ayahnya kemari, aku juga nggak takut!"Dengan adanya Teodor sebagai pendukungnya, sekarang dia tidak takut pada siapa pun lagi!Namun, sikap Ardika membuat Elsen sangat kesal."Kak Teodor, coba kamu lihat sendiri! Hingga saat seperti ini, si Ardika itu tetap saja keras kepala! Dia nggak menganggap serius kamu!"Elsen menoleh, sengaja memanas-manasi suasana.Ekspresi Teodor langsung berubah menjadi muram, dia berkata dengan dingin, "Ardika, ajal sudah hampir menjemputmu, tapi kamu nggak sadar juga. Kamu harus tahu jelas tujuanmu menemuiku hari ini, yaitu untuk menyelamatkan dirimu sendiri dan istrimu sekeluarga.""Kalau nggak ingin mati, cepat berlutut di hadapanku!"Sejak dirinya dipukul oleh Ardika di lokasi evakuasi korban bencana, seran

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1305 Aku Beri Kamu Bukti

    Kata-kata lantang yang keluar dari mulut Ardika menggema di seluruh lobi tersebut.Selain suara Ardika, tidak ada suara lain lagi.Para awak media langsung tercengang, tanpa mereka sorot mata mereka berubah menjadi berbinar.Apakah di tangan Ardika benar-benar ada informasi menggemparkan yang bisa diekspos?Dalam sekejap, tatapan mereka terhadap Ardika seperti tatapan anjing setelah mendapati tulang yang menggugah selera.Bahkan ada orang yang mulai memikirkan apakah nanti dia harus menghubungi Ardika secara diam-diam, agar bisa memperoleh informasi itu terlebih dahulu.Begitu sukses, maka dia akan menjadi orang terkenal di dunia media dan menjadi panutan.Banyak wartawan tidak pernah mendapati berita menggemparkan seperti ini seumur hidup mereka.Sementara itu, ekspresi staf-staf di kantor Teodor langsung berubah drastis.Mereka semua bekerja untuk Teodor.Selain itu, Teodor sangat bermurah hati pada mereka.Kalau sampai popularitas Teodor anjlok karena Ardika, ke mana mereka harus me

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1306 Tampar Dia Sekali

    Setelah mendengar ucapan Teodor, staf-staf di kantor Teodor pun menghela napas lega.Kemudian, mereka kembali melontarkan kata-kata makian terhadap Ardika.Setelah menyaksikan pertunjukan itu cukup lama, saat ini Elsen tidak bisa menahan dirinya lagi dan berkata dengan nada mengejek, "Eh, Ardika, kulihat kamu benar-benar nggak berkemampuan dan nggak bisa terlepas dari situasi saat ini lagi.""Pecundang tetaplah pecundang. Selain memainkan trik rendahan seperti ini untuk menggertak orang, apa lagi yang bisa kamu lakukan?""Hehe, hanya dengan satu panggilan telepon, kamu bisa meminta pihak Organisasi Redim untuk mengantarkan bukti padamu? Memangnya pecundang sepertimu layak? Kamu pikir kamu siapa?""Aku juga mengenal Pak Oscar dari Organisasi Redim, bagaimana kalau aku meneleponnya kemari untuk melayangkan dua tamparan ke wajahmu?!"Ekspresi memandang rendah Ardika terlukis dengan jelas di wajah Elsen.Organisasi Redim adalah organisasi kemanusiaan yang sudah mendapatkan pengakuan dan pe

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1307 Amir Marah Besar

    Saat itu juga, terdengar suara orang-orang tersentak di lobi kantor Teodor.Baik para awak media maupun staf-staf kantor Teodor, mereka semua benar-benar tercengang.Penanggung jawab Organisasi Redim bersikap sangat hormat pada Ardika.Selain itu, wanita tersebut benar-benar datang untuk mengantarkan bukti pemalsuan donasi Teodor!I ... ini ....Bagaimana mungkin?!Saat ini, Ardika hanya melambaikan tangannya dengan santai dan berkata, "Aku malas melihatnya lagi, bagikan saja kepada mereka semua, agar mereka semua bisa melihatnya sendiri.""Baik."Zendaya menganggukkan kepalanya dengan penuh hormat sebelum membagikan dokumen-dokumen tersebut kepada para awak media yang berada di lokasi.Para wartawan menerima dokumen yang diserahkan pada mereka dengan setengah curiga.Namun, tak lama kemudian, ekspresi mereka semua langsung berubah drastis."Kak Teodor benar-benar nggak menyumbangkan dana bantuan sepeser pun!""Mengapa uang sebesar 600 miliar itu berasal dari rekening Asosiasi Dagang K

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1308 Menyuap dengan Saham

    "Tapi, Pak Amir, sangat jelas bocah itu ingin meminjam kekuatan media."Teodor berkata dengan sedih, "Impian para wartawan ini adalah mendapatkan bahan untuk membuat berita besar. Selain itu, perusahaan yang menaungi mereka juga memiliki modal. Kalau ingin menundukkan mereka, pasti harus mengeluarkan harga mahal.""Kalau begitu, keluarkan harga mahal untuk tundukkan mereka. Kita bisa menghasilkan uang bersama-sama."Amir berkata dengan nada dingin sekaligus tajam, "Sekarang, kamu lakukan saja apa yang kuperintahkan. Pastikan para wartawan itu berada di pihak yang sama dengan kita, suruh mereka hancurkan Ardika.""Karena Ardika berani cari mati, maka kita harus memanfaatkan kesempatan ini untuk menghabisinya!"Amir memang layak disebut sebagai tokoh hebat yang sudah berpengalaman di dunia bisnis selama puluhan tahun.Dalam situasi genting seperti sekarang ini pun, Amir bukan hanya bisa menenangkan diri dengan cepat, melainkan memikirkan cara untuk membalikkan keadaan dan menjatuhkan Ard

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1309 Terlalu Cepat Senang

    "Hmm, kupikir kasus pemalsuan donasi Kak Teodor ini harus diselidiki lebih lanjut, untuk sementara waktu ini, aku nggak akan mengunggah berita dulu.""Ya, benar. Sebagai awak media, kita harus melaporkan berita secara adil dan objektif. Bagaimana kita bisa mengunggah berita dengan gegabah hanya karena beberapa lembar dokumen yang masih belum diperiksa kebenarannya.""Setelah selesai diselidiki dan diperiksa lebih lanjut, baru dibicarakan lagi ...."Satu per satu dari para awak media yang berada di lokasi menyuarakan pemikiran mereka.Wartawan yang detik sebelumnya masih sedang mengetik dengan cepat, langsung menutup laptopnya.Melihat Ardika yang tampak tenang saja, Zendaya sudah tidak bisa menahan diri lagi. Dia melangkah maju dan berkata dengan marah, "Aku adalah penanggung jawab Organisasi Redim cabang Kota Banyuli, bagaimana mungkin bukti pemalsuan donasi yang kuberikan palsu?""Kalian hanya sedang beromong kosong saja! Objektif dan adil apaan?!""Kalian menyebut diri kalian sebaga

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2314 Hingga Tetes Darah Penghabisan

    Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2313 Tuan Muda Werdi Sudah Menjadi Seorang Ahli

    "Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2312 Jangan Harap Satu Pun Bisa Pergi

    Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2311 Hanya Berperan Sebagai Penonton

    Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2310 Ini Baru Dinamakan dengan Memprovokasi

    Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2309 Kakak

    Werdi membungkukkan badannya di hadapan Ardika dengan sopan.Raina dan yang lainnya juga berkata dengan penuh hormat, "Kak Ardika, kamu adalah orang yang berbesar hati, beri kami kesempatan untuk mengungkapkan permintaan maaf kami padamu, ya!""Ibarat nggak kenal maka nggak sayang. Kelak kita adalah teman baik. Kak Ardika, kamu adalah kakak kami!"Menyaksikan pemandangan ini, Futari yang berdiri di samping Ardika pun kebingungan.Dia tahu Werdi dan yang lainnya punya niat jahat, dia sudah mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi mereka yang akan mempersulit kakak iparnya.Namun, siapa sangka mereka benar-benar meminta maaf pada Ardika?Pertunjukan apa yang mereka mainkan ini?"Setelah melakukan kesalahan, tahu mengintrospeksi diri adalah hal yang baik. Aku juga bukan tipe orang yang berpemikiran sempit."Saat ini, Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kalau begitu, kejadian tadi malam sudah berlalu, anggap saja nggak pernah terjadi. Kelak kita semua adalah teman.""Hahaha, Kak Ardika b

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2308 Sekolah Bela Diri Sopran

    Sementara itu, di antara sekian banyaknya sekolah bela diri ini, tentu saja yang paling terkenal adalah sekolah bela diri di bawah naungan Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan, Sekolah Bela Diri Sopran. Akan tetapi, sesungguhnya sekolah bela diri ini dikendalikan oleh Keluarga Gozali.Usai memarkirkan mobilnya, saat Ardika berjalan menuju ke Sekolah Bela Diri Sopran bersama Futari, dia melihat ada sebuah bangunan kuno yang dipenuhi gaya Negara Jepara berlokasi di seberang sekolah bela diri."Sekolah Bela Diri Laido!"Sebuah papan yang tergantung di depan pintu, bertuliskan empat kata menggunakan bahasa Negara Nusantara itu membuat Ardika menghentikan langkah kakinya. Dia menyipitkan matanya.Aura membunuh kuat yang biasanya hanya bisa dirasakan oleh Ardika terpancar dari empat kata besar tersebut!Sekolah Bela Diri Laido ini merupakan sekolah bela diri yang pasti bisa menempati peringkat tiga besar di antara sekian banyaknya sekolah bela diri di Negara Jepara. Banyak ahli bela di

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2307 Masalah Sudah Datang

    Walaupun Ardika tidak memiliki kesan baik terhadap Tuan Besar Keluarga Liwanto ini, tetapi karena ini menyangkut hal besar ibu mertuanya, dia hanya mengangguk."Baiklah, saat senggang nanti aku akan pergi memilihkan hadiah untuk beliau. Futari, kamu juga bantu beri aku referensi, ya."Futari mengangguk dengan patuh.Tepat pada saat ini, ponselnya berdering."Raina menelepon lagi."Melihat nama yang berkedip di layar ponselnya, Futari langsung mengerutkan hidungnya.Dia sama sekali tidak ingin menerima panggilan telepon dari Raina.Namun, setelah Futari menolak panggilan telepon tersebut, Raina kembali meneleponnya, membombardirnya dengan panggilan telepon berturut-turut.Dengan sorot mata agak dingin, Ardika berkata, "Kalau nggak, kamu jawab aja teleponnya. Mari kita lihat apa yang ingin dikatakan oleh wanita itu."Kalau wanita itu ingin mencari masalah dengan Futari, itu artinya pelajaran yang diberikannya pada wanita itu malam sebelumnya masih belum cukup.Mendengar ucapan kakak ipar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2306 Pesona Pria Tampan

    Ardika menepuk dahi adik sepupunya itu, lalu berkata, "Eh, sudah, sudah. Kencan pagi-pagi buta? Apa yang kamu pikirkan?""Siapa tahu? Mungkin saja kamu takut kalau malam hari tiba, Kak Luna tiba-tiba memeriksa keberadaanmu."Dengan memasang ekspresi arogan, Futari berkata, "Intinya, aku harus menggantikan Kak Luna untuk mengawasimu!""Satu hal lagi, sebenarnya ada apa di antara kamu dengan Nona Rosa?""Pagi hari ini Raina mengirimkan pesan untuk menakut-nakutiku! Dia bilang sekarang rumor mengenai tadi malam kamu menghabiskan malam bersama Nona Rosa sudah tersebar di kalangan kelas atas ibu kota provinsi. Setelah Jerfis, salah satu dari tujuh tuan muda ibu kota provinsi itu kembali, pasti akan mencari perhitungan denganmu!"Ardika berkata dengan tidak berdaya, "Bukankah kamu tahu tadi malam aku berada di mana?""Tentu saja aku tahu Kak Ardika berada di rumah bersamaku, tapi orang lain nggak tahu."Futari mendecakkan lidahnya dan berkata, "Apalagi tadi malam kamu meminta Nona Rosa untuk

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status