“Selamat pagi, Tuan Kaivan.” Anika menyapa Kaivan dengan sopan kala Kaivan baru saja tiba di kantor.Kaivan melihat ke arah Anika—sekretaris pertamanya itu. “Ikut aku ke ruang kerjaku. Bawa dokumen kerja sama dengan Tuan Rama,” titahnya tegas.Anika mengangguk cepat. “Baik, Tuan,” jawabnya seraya mengambil dokumen yang ada di atas meja. Lalu berjalan mengikuti Kaivan yang sudah lebih dulu meninggalkannya.Saat Kaivan tiba di ruang kerjanya—dia langsung duduk di kursi, dan Anika pun segera memberikan dokumen yang ada di tangannya pada Kaivan. Ya, kini Kaivan membaca dengan seksama isi dokumen tersebut. “Kemungkinan besok sudah ada pengganti Jelita. Untuk hari ini, kamu selesaikan dulu tugas Jelita,” tukas Kaivan dingin seraya membubuhkan tanda tangannya ke dokumen tersebut.Anika menggigit bibir bawahnya. Menatap Kaivan dengan tatapan hati-hati yang terselimuti ketakutan yang menjalar dalam dirinya. “M-Maaf, Tuan. Kalau saya boleh tahu kenapa Jelita keluar dari perusahaan? Selama say
Read more