Home / CEO / Terjebak Gairah Paman Billionaire / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Terjebak Gairah Paman Billionaire: Chapter 71 - Chapter 80

279 Chapters

Bab 71 : Tidak Memiliki Teman

“Nona, kita sampai.” Meski sopir sudah memberitahu, tapi Shanaya masih diam memandang gedung perusahaan milik Oriaga dari dalam mobil. Dia seketika merasa takut saat menyadari tidak semua orang tahu kalau dirinya dan Oriaga telah menikah. “Nona!” Panggil si sopir sekali lagi karena Shanaya tidak merespon. “Pak Roni, aku berubah pikiran. Bisa tidak Bapak mengantarku ke Wonderflo,” ucap Shanaya. Sopir bernama Roni itu pun mengangguk kemudian membawa mobil menuju tempat yang Shanaya sebutkan. Shanaya sendiri buru-buru mengirim pesan ke Pak Wira untuk memberitahu bahwa dirinya tidak jadi menemui Oriaga.[ Aku akan meminta pak Roni untuk merahasiakannya juga, jadi Bapak bilang saja hari ini aku minta diantar Pak Roni ke kampus ] Shanaya membuang napas lega setelah mendapat balasan dari Pak Wira yang mengiyakan permintaannya. Gadis itu bepikir lagi, Oriaga mungkin akan marah jika dia muncul secara tiba-tiba di depan publik dan mengaku sebagai istrinya, bagaimanapun juga Oriaga sama seka
last updateLast Updated : 2023-12-10
Read more

Bab 72 : Rencana Isaak

Oriaga tak percaya sang sahabat tiba-tiba muncul di rumahnya seperti ini. Apalagi karena memiliki nama panggilan Ori, Isaak dengan tidak tau sopan santun memanggilnya dengan nama anti KW. Sejak dulu Isaak memang terkadang sangat menyebalkan."Apa ini adik ipar?" Tanya Isaak. Pria itu mengurai pelukan lantas bertanya sambil memandangi wajah Kirana."Uncle Isaak, ini aku Kirana."Mendengar jawaban Kirana, Isaak pun memandang Oriaga berpura-pura kebingungan. Pria itu memang memiliki sebuah rencana di kepala. Lagipula bagaimana bisa Isaak salah mengira Kirana adalah Shanaya jika Leonel sudah mengirimkan foto Shanaya kepadanya."Ah... anak Masayu?" Balas Isaak. " Maaf aku pikir kamu istri Ori, karena dia bilang sudah menikah dengan gadis yang 20 tahun lebih muda darinya," imbuh Isaak lalu tertawa-tawa.Kirana sendiri hanya bisa tersenyum canggung, gadis itu memutuskan pamit untuk pergi ke kamar saat menyadari ekspresi wajah Oriaga berubah."Apa yang .... "Belum juga Oriaga menyelesaikan p
last updateLast Updated : 2023-12-11
Read more

Bab 73 : Masih Tidak Bisa Luluh

Mendengar pujian Isaak ke Shanaya tentu membuat Oriaga kesal. Dia tahu Isaak sedang menjalani proses perceraian, sebagai sesama pria Oriaga meyakini, meski Isaak berkata tidak memiliki perasaan pada sang istri, tapi tetap saja proses perpisahan tak mudah untuk dilalui. Oriaga berpikir harus bicara empat mata dengan Isaak nanti, menanyakan tujuan dan alasan kenapa bisa datang ke Indonesia lalu hendak tinggal sementara di rumahnya."Shana, kamu tidak boleh dekat-dekat orang ini, berbahaya!" Ucap Oriaga.Terang saja tak hanya Isaak, Shanaya dan Pak Wira yang belum beranjak dari sana pun kaget. Pak Wira bahkan sampai buru-buru pergi agar tidak perlu mendengarkan kalimat-kalimat posesif lainnya dari mulut Oriaga. "Astaga! Memang aku ini harimau? Atau ular beracun?" Sahut Isaak mendengar larangan Oriaga ke Shanaya."Bukan, tapi kamu buaya," ketus Oriaga. Dia berpaling dan menggandeng tangan Shanaya menuju lift.Sambil berlalu pergi Oriaga lanjut berkata,"Aku akan meminta pelayan mengantarm
last updateLast Updated : 2023-12-11
Read more

Bab 74 : Apa Tujuanmu?

Masayu duduk di kursi lalu meraih gelas berisi air di hadapannya. Dia sama sekali tak menoleh ke Isaak yang setelah mengeluh kelaparan lantas menekuk tangan ke depan dada. Masayu tidak ingin terlihat salah tingkah di depan Isaak, dia pun meraih ponsel kemudian berlagak sibuk dengan benda itu. “Apa kamu sudah memiliki kekasih?” “Apa?” Pertanyaan Isaak yang tiba-tiba membuat Masayu salah tingkah. Dia memang pernah memiliki perasaan ke teman kakaknya ini, tapi tak menyangka masih saja grogi padahal dia sudah tak muda lagi. “Kenapa kamu kaget? Apa kamu memilih menjadi janda selama ini karena menungguku menjadi duda?” Masayu tak bisa berkata-kata dan hanya megap-megap bak ikan kehabisan oksigen, dia tak percaya setelah sekian lama tidak bertemu, hal yang dilakukan Isaak adalah menggodanya seperti ini. Beruntung pelayan yang Masayu perintah untuk pergi bertanya ke kamar Oriaga sudah kembali. Pelayan itu mengatakan kalau sang tuan akan turun sebentar lagi. Dan benar saja, Oriaga dan S
last updateLast Updated : 2023-12-12
Read more

Bab 75 : Mencurahkan Isi Hati

Sebelum masuk ke kamarnya, Oriaga memastikan Isaak turun ke lantai dua. Dia memandang heran sahabatnya itu yang masih bisa melambaikan tangan sambil tersenyum seolah tanpa dosa, padahal menurutnya Isaak baru saja menceritakan sebuah rahasia besar."Lahir di keluarga ini adalah sebuah kutukan," ucap Oriaga. Dia balik badan menuju kamar setelah punggung Isaak tak terlihat lagi. Sedangkan Isaak berjalan buru-buru seraya menyugar rambut ke belakang. Isaak mengumpati dirinya sendiri karena sudah mengarang cerita.Ya.Perihal melakukan seks dengan Masayu memang bukanlah sebuah kebohongan yang Isaak buat-buat. Namun, kalau sampai membuat wanita itu hamil lalu melahirkan Andra dan Kirana jelas itu mustahil."Isaak, dasar pria gila bagaimana kalau Oriaga memintamu menikahi Masayu setelah ini." Isaak bicara pada dirinya sendiri lalu berbelok menuju kamarnya. Namun, tak dia sangka, Andra yang baru saja pulang melihatnya yang berjalan sambil komat-kamit. "Paman Isaak?" "Mati aku! Siapa lagi?" I
last updateLast Updated : 2023-12-12
Read more

Bab 76 : Hari Ini Sedikit Berubah

Shanaya terlihat sudah berbaring di atas ranjang saat Oriaga masuk ke kamar. Menyadari gadis itu pasti sangat lelah, Oriaga pun memutuskan untuk tidak mendekat lebih dulu. Dia pergi ke kamar ganti, mandi, mengecek pekerjaan sekitar tiga puluh menit kemudian baru mendekat ke arah ranjang untuk berbaring di samping Shanaya. Oriaga menarik selimut Shanaya yang sedikit melorot, dia berbaring menghadap istrinya itu lantas memainkan helaian rambut Shanaya menggunakan telunjuk. "Kenapa lama sekali? Apa yang kamu bicarakan dengan Paman Isaak?" Oriaga kaget, tapi tak lama dia menyunggingkan senyuman karena Shanaya mencurukkan kepala ke dadanya."Aku sudah selesai bicara dengannya sekitar satu jam yang lalu, tapi mengecek pekerjaan dulu." Oriaga membalas sambil menepuk pelan punggung Shanaya. "Kamu harus menjaga kesehatan, karena sudah hampir pergantian musim. Jika perlu konsumsilah multivitamin." Oriaga mengangguk pelan dan kembali memulas senyum. Perbedaan umur yang cukup jauh ternyata t
last updateLast Updated : 2023-12-13
Read more

Bab 77 : Menuruti Suami

Aston terharu, matanya bahkan berkaca-kaca karena Oriaga ternyata mengajaknya ke sebuah showroom mobil yang cukup terkenal di kota mereka. Aston tak menyangka, bahkan masih merasa dirinya sedang bermimpi. Bagaimana bisa ada orang yang dengan enteng berkata padanya —“Pilih saja satu mobil yang kamu suka!”“Apa Anda bercanda?” Tanya Aston sambil memasang muka melongo saat Oriaga selesai membuka mulut."Ck ... apa kamu pernah melihatku bercanda?"Oriaga mengerutkan kening, hingga Aston pun mengalihkan pandangan ke karyawan showroom — yang tentu saja menganggap dirinya sangat beruntung. "Saya tidak mau sampai Anda berubah pikiran ya, Pak!" Aston mencari penegasan dari Oriaga. Dia akhirnya berjalan mendekat ke salah satu mobil dengan riang saat Oriaga menganggukkan kepala."Kamu lolos ujian karena bertahan lebih dari tiga bulan menjadi sekretarisku. Jadi anggap ini hadiah."Oriaga menarik sudut bibir kemudian memilih masuk ke ruang tunggu. Pria itu merogoh ponsel dari kantong celana untu
last updateLast Updated : 2023-12-13
Read more

Bab 78 : Rasa Sakit Yang Didengar Oleh Langit

Wajah Aston yang semringah berbanding terbalik dengan wajah Oriaga yang tampak masam. Hal ini membuat Aston berpikir kalau Oriaga merasa terpaksa membelikannya mobil seharga dua ratus lima puluh juta.Hingga saat tiba di ruang kerja sang atasan, Aston pun berkata, "Pak, kalau Anda merasa harga mobil pilihan saya tadi terlalu mahal, maka saya akan mengembalikan setengah dari harganya."Oriaga yang kebetulan sedang memunggungi Aston pun memutar tumit. Keningnya berkerut tipis mencoba memahami maksud ucapan sekretarisnya ini.“Tapi mohon boleh dicicil lima tahun,” imbuh Aston."Kenapa kamu bicara seperti itu? Apa kamu sedang meremehkan aku?"Nada bicara Oriaga yang dingin membuat Aston kaget. Dia hanya bisa menelan ludah, menggeleng kemudian berbisik di dalam hati."Apa bukan karena harga mobil? Lalu kenapa dia tiba-tiba begini?"Aston yang sedikit banyak paham akan sifat Oriaga pun tak banyak bicara lagi. Dia undur diri untuk memeriksa kesiapan ruang rapat yang akan atasannya hadiri seb
last updateLast Updated : 2023-12-14
Read more

Bab 79 : Makan Siang Bersama

"Pak, saya tidak menyangka Anda akan mengajak saya makan di tempat semewah ini." Aditya merasa sungkan, apalagi dia tahu kalau restoran yang dia datangi saat ini merupakan salah satu restoran termahal yang ada di kotanya."Tidak perlu sungkan, sebagai pegawai dan atasan kamu pasti tahu kita belum pernah membicarakan masalah pekerjaan dengan tenang dan semestinya," balas Oriaga. Aditya menganggukkan kepala, di melirik Aston yang terlihat menikmati makanan siang sambil mendengarkan perbincangan sang atasan dan temannya. Aditya merasa ada yang janggal, kenapa Aston bersikap sangat santai, tanpa tahu bahwa sebuah kunci mobil baru sudah berada di tangan temannya itu."Mulai besok, aku ingin kamu mencari tahu siapa orang yang mengikuti istriku."Aditya baru saja menyuapkan makanan ke dalam mulut saat Oriaga memberinya perintah, sehingga dia pun harus buru-buru mengambil serbet untuk mengusap bibir sebelum menjawab."Baik, Pak! Apa ada detail yang Anda butuhkan? Kalau ada maka silahkan jang
last updateLast Updated : 2023-12-16
Read more

Bab 80 : Kena Marah

“Oom!” Shanaya berjalan cepat mengejar Oriaga yang sedang kesal. Setelah membuat Isaak melarikan diri karena takut dibawa ke rumah sakit, Oriaga pun masuk ke dalam lift menuju kamar tanpa mengatakan apapun ke Shanaya. “Sayang, kenapa marah?” Tanya Shanaya yang terus berusaha membuat Oriaga bersuara. Gadis itu berjengket kaget saat suaminya malah membuang jas yang sejak tadi berada di tangan ke lantai. Shanaya pun buru-buru memungut jas itu lantas berjalan cepat, dia menahan pintu kamar yang hampir tertutup sambil melihat Oriaga masuk ke kamar ganti. Pria itu melonggarkan dasi dengan kasar, sedangkan Shanaya sendiri tidak tahu kenapa Oriaga bisa semarah ini. “Sayang, maaf! Aku benar-benar tidak memiliki maksud apa-apa, aku hanya takut Paman Isaak benar-benar terkena serangan jantung.” Shanaya menutup mata dan mengatupkan bibir rapat-rapat setelah bicara. Dia memeluk erat jas milik Oriaga di depan dada karena pria itu tiba-tiba mendorongnya sampai tersudut ke tembok. Shanaya menela
last updateLast Updated : 2023-12-18
Read more
PREV
1
...
678910
...
28
DMCA.com Protection Status