Home / CEO / Terjebak Gairah Paman Billionaire / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Terjebak Gairah Paman Billionaire: Chapter 61 - Chapter 70

279 Chapters

Bab 61 : Cukup Keras Kepala

Shanaya sendiri setelah selesai mengikuti kuliah sebenarnya ingin buru-buru pergi ke rumah sang ayah. Namun, langkah gadis itu harus terhenti karena Elkan lebih dulu menghalangi. "Apa benar kamu sudah menikah?"Pertanyaan pemuda itu agaknya membuat Shanaya merasa kurang nyaman. Dia pun memilih menghindar, tapi Elkan masih mengejar dan bahkan mencekal pergelangan tangannya."Aku sudah menikah, jadi jangan menyentuhku seenaknya!" Shanaya melempar tatapan tajam. Dia tak peduli jika Elkan tersinggung karena sikapnya. "Jadi kamu cuti kuliah untuk menikah?" Shanaya melepas cekalan Elkan secara kasar, dia sama sekali tak peduli jika mahasiswa lain melihat dan menganggapnya bersikap kurang sopan."El, bukankah aku sudah bilang jangan pernah mendekatiku lagi!"Shanaya menunjukkan sikap dingin seperti ini bukan tanpa alasan. Elkan yang menjadi incaran para mahasiswi beberapa kali membuat dirinya berada dalam masalah. Ya, Shanaya tidak akan mungkin lupa pernah ditinggal sendirian di gudang yan
last updateLast Updated : 2023-12-01
Read more

Bab 62 : Mengurus Masalah Rumah Tangga

Oriaga tak bisa tinggal diam dan hanya membiarkan Shanaya mendiamkannya seperti ini terus-terusan. Dia pun kembali menghubungi Aditya, meminta anak buahnya itu untuk memberitahu posisi Shanaya. Tanpa menunggu balasan dari Aditya, Oriaga keluar dari ruang kerja sambil memegang kunci mobil dan jas. Dia masuk ke dalam lift dan membuat Aston yang berada di dalamnya kebingungan sampai urung keluar. “Pak Ori, Anda mau ke mana?” Tanya Aston seraya memandang jas yang dipegang Oriaga. “Pergi mengurus masalah rumah tangga.” Jawaban Oriaga yang singkat, padat dan jelas membuat Aston membeku di posisi, dia tak mengejar saat pintu lift terbuka dan Oriaga melangkah pergi. Aston hanya menggaruk tengkuk lantas membenarkan letak kacamata yang bertengger di hidung. “Astaga, ternyata cinta bisa merubahnya juga,” gumam Aston. Sementara Oriaga memutuskan bergerak menyusul ke lokasi di mana Shanaya berada, saat ini Aditya masih harus waspada karena belum mengetahui sosok orang yang juga mengikuti Sha
last updateLast Updated : 2023-12-03
Read more

Bab 63 : Ancaman Suami Arogan

Shanaya terhanyut, amarahnya yang sejak kemarin seperti api yang menyulut hati tiba-tiba saja hampir padam karena sentuhan lembut bibir Oriaga. Meskipun sedikit kasar di awal, tapi pria itu perlahan melumat bibir Shanaya penuh perasaan. “Tidak! Tidak bisa begini, aku butuh penjelasan. Aku tidak mau dia membuatku bingung.” Shanaya mendorong dada Oriaga hingga pagutan mereka terlepas. Wanita itu menutup mulut menggunakan punggung tangan sambil melempar tatapan tajam. “Apa kamu sudah gila? Bagaimana kalau Naila melihat?” Shanaya menoleh ke belakang, sedangkan Oriaga hanya diam sambil mengusap bibirnya yang basah menggunakan ibu jari. “Begini kelakuanmu padaku? Jangankan memanggil sayang atau suamiku, kamu bahkan tidak memanggilku Oom lagi.” Balasan Oriaga membuat Shanaya tak bisa lagi membantah. Shanaya meraih pergelangan tangan Oriaga dan meminta suaminya itu pergi dari rumah sang ayah. “Aku akan pulang sendiri kalau ibu dan ayah sudah kembali dari rumah orangtua Mbak Rahma, jadi
last updateLast Updated : 2023-12-03
Read more

Bab 64 : Masih Tak Menemukan Alasan

Tak tinggal diam, Oriaga pun merebut mangkuk kemudian duduk memunggungi Shanaya. Dia menyantap makanan itu dengan sangat lahap bahkan tak lebih dari sepuluh menit mi dan kuahnya habis tak berbekas.Oriaga menoleh kembali, menggeser mangkuk yang sudah kosong melompong ke arah Shanaya. "Bukannya tadi Oom bilang rasanya kimia?" "Aku lapar, seharian tidak nafsu makan karena memikirkanmu yang marah," ucap Oriaga.Shanaya menelan ludah dan merasa sangat bersalah. Dia tak bisa melakukan apa-apa selain mengambil mangkuk kosong itu lantas berdiri untuk mencucinya.Oriaga sendiri semakin merasa bersalah, wajah Shanaya yang tak seceria biasanya membuat Oriaga merasa dirinya memang kurang bijaksana dalam menyampaikan keputusan perihal anak.Sejenak Oriaga pun memandangi punggung Shanaya, setelah itu berdiri dan pergi dari ruang makan. "Suami Mbak sudah pulang?" Tanya Naila melihat Shanaya masuk ke kamarnya. "Ngomong-ngomong Kalian lagi marahan ya?" Shanaya yang berdiri di dekat meja belajar Na
last updateLast Updated : 2023-12-04
Read more

Bab 65 : Gagal Bercinta?

"Isaak," jawab Oriaga. "Oh ... sahabat Oom. Angkat saja dulu! Siapa tahu penting."Shanaya merespon dengan nada biasa, tapi entah kenapa terdengar seperti kekecewaan di telinga Oriaga. Terlebih Shanaya mengatakannya sambil membenarkan baju yang sudah dia buat kusut.Namun, alih-alih melakukan apa yang Shanaya minta, Oriaga malah menggeleng, dia hampir meletakkan ponsel ke lantai lift saat Shanaya mencengkeram erat kemejanya."Kenapa?" Oriaga kaget mendapati Shanaya melebarkan manik mata."Sepertinya aku datang bulan betulan!"Setelah mengatakan itu Shanaya buru-buru menekan pintu lift agar terbuka, dia berlari secepat kilat menuju kamar meninggalkan Oriaga — yang terlanjur menolak panggilan Isaak. Wajah Oriaga tampak kesal, bahkan dia memungut jasnya yang teronggok di lantai dengan kasar. Oriaga lantas berjalan menyusul Shanaya yang bahkan tak menutup pintu kamar. Pria itu menekuk satu tangan ke pinggang kemudian menyandarkan badan ke pintu. Jujur dari lubuk hatinya yang paling dala
last updateLast Updated : 2023-12-05
Read more

Bab 66 : Membuat Klimaks

Isaak tak percaya Oriaga akan menolak panggilannya dan mematikan ponsel. Dia semakin tidak bisa tenang memikirkan jika benar sahabatnya itu menikah dengan putrinya dan Seruli."Aku tidak bisa tinggal diam, bagaimana bisa si brengsek Ori menjadi menantuku? Tidak sudi aku mempunyai mantu kurang ajar seperti dia." Isaak mondar mandir tak bisa tenang. Dia berjalan ke arah pintu ruang kerja hendak meraih gagang pintu tapi tiba-tiba berbalik lagi dan kembali duduk di kursi."Aku harus ke Indonesia, aku harus memastikan sendiri. Mengetahui apakah dia memang anak biologisku jauh lebih penting dari pada perceraianku dan Amora," ucap Isaak. Tanpa berpikir panjang, Isaak pun memutuskan segera pergi ke Indonesia, dia bahkan memberi perintah asistennya untuk memesankan tiket segera, hingga terkesan tidak memikirkan pekerjaannya di Belanda. Sikap Isaak yang terburu-buru itu sontak membuat sang asisten cemas."Tuan Isaak, bukankah Anda bilang akan mengurus masalah perceraian dan warisan Tuan besar
last updateLast Updated : 2023-12-06
Read more

Bab 67 : Mimpi Buruk

Masayu yang malam itu pergi ke rumah timur sukses membuat Arumi kesal. Pasalnya dia sejak tadi mondar-mandir memikirkan nasib Kirana. Biasanya rasa bimbang Masayu akan hilang setelah dia bercinta dan mendapatkan puncak kenikmatan surga dunia. Namun, meskipun beberapa kali Malik membuatnya mendapatkan kepuasan, tapi gundah gulana di hati Masayu tetap tak bisa hilang. “Kamu membuatku pusing, bisa tidak duduk? Apa pantatmu bisulan?” Arumi memijat kening, seharusnya dia sudah bisa kembali ke rumah utama hari itu, tapi entah kenapa belum ada kabar juga dari pak Wira. “Apa kamu pikir masalah yang sedang aku hadapi mudah? Aku pikir Kirana berhalusinasi saat bilang Elkan menyukai Shana, tapi Malik yang aku minta mengawasi gadis itu memergoki sendiri bagaimana Elkan mengejar-ngejar kakak ipar kampunganmu itu,” sewot Masayu. Arumi berdecak lidah, dia tak terima dengan ucapan Masayu lantas membalas,”Dia juga kakak iparmu tahu!” Masayu meremas udara di depan wajah karena frustasi mendengar ja
last updateLast Updated : 2023-12-06
Read more

Bab 68 : Bertanya Ke Pak Wira

Hari pun berganti dan matahari sudah menampakkan sinarnya menghangatkan bumi. Beberapa menit yang lalu Shanaya membuka pintu kamar menemui Pak Wira yang datang untuk menanyakan— apakah sang tuan ingin sarapan bersama yang lain."Suamiku masih tidur, jadi bawakan saja sarapan kami ke kamar ya, Pak!" Pinta Shanaya."Tidak biasanya, Nona. Apa Tuan sakit?" Tanya Pak Wira khawatir. Bagaimanapun juga kepala pelayan rumah utama itu menyadari kemarin Oriaga dan Shanaya sedang bertengkar."Tidak, hanya saja dia kemarin tidur larut malam." Pak Wira mengangguk kemudian berniat pergi untuk melakukan apa yang Shanaya minta, tapi sebelum itu Pak Wira memilih memastikan kembali apakah Oriaga benar baik-baik saja."Apa Pak Wira mau masuk? Tapi suamiku hanya memakai selimut," balas Shanaya.Pak Wira seketika malu, sedangkan Mbok Sarni yang ikut ke lantai tiga harus menahan tawa menyadari perubahan ekspresi wajah pria paruh baya itu."Maaf Nona, apa bisa saya membawa keranjang baju kotor ke bawah untu
last updateLast Updated : 2023-12-07
Read more

Bab 69 : Pria Penuh Luka

Merasa apa yang akan Shanaya sampaikan sangat serius, Pak Wira pun mengajak gadis itu ke bagian rumah yang sepi. Namun, Shanaya menolak dengan berkata tempat di rumah utama yang paling aman tentu saja hanya lantai tiga. "Bagaimana kalau kita bicara di ruang tamu lantai 3?" Tawar Shanaya.Pak Wira awalnya ragu, tapi karena apa yang Shanaya katakan memang benar, dia pun akhirnya setuju dan kini duduk bersama gadis itu di tempat yang sama beberapa bulan lalu, saat dia mengajari hal-hal apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan, juga sederet daftar tentang kebiasaan Oriaga."Silahkan sampaikan apa yang ingin Nona katakan!" Pinta Pak Wira memecah keheningan yang terjadi.Meskipun Pak Wira sudah mempersilahkan, tapi Shanaya masih diam. Gadis itu seolah sedang mengumpulkan keberanian, padahal beberapa saat yang lalu dia penuh percaya diri menemui Pak Wira untuk mengajak bicara."Nona! Apa ada masalah penting?"Pertanyaan Pak Wira malah membuat Shanaya menelan ludah. Tangannya mengepal di
last updateLast Updated : 2023-12-08
Read more

Bab 70 : Syarat

Pak Wira tentu saja tidak bisa mencegah apa yang diinginkan Shanaya, dia hanya bisa mengikuti sang nona sampai ke halaman rumah lalu meminta sopir membawa mobil dengan hati-hati. Sesaat setelah sopir melajukan mobil yang ditumpangi Shanaya, Masayu yang sejak tadi diam-diam memperhatikan tingkah Shanaya dan Pak Wira pun mendekat. "Mau ke mana dia sampai terburu-buru begitu?"Masayu menghentikan langkah dan memandang salah satu sedan mewah milik kakaknya menjauh. Dia pun menoleh Pak Wira, menatap kesal karena kepala pelayan itu tak segera membalas pertanyaannya."Apa pendengaran Pak Wira sudah terganggu? Kenapa tidak menjawab pertanyaanku?""Apa Anda bertanya pada saya?" Pak Wira berpura-pura bingung sambil menoleh ke kanan dan kiri kemudian lanjut bicara." Oh ... Nona Shanaya ingin menemui Tuan Oriaga." Pak Wira menjawab kemudian membungkuk ke Masayu sebagai bentuk undur diri. Dia pamit kembali masuk ke dalam rumah seolah enggan jika harus mendapat pertanyaan dan sindirian pedas lag
last updateLast Updated : 2023-12-09
Read more
PREV
1
...
56789
...
28
DMCA.com Protection Status