Isaak menemui Amora di kediaman wanita itu, meskipun hubungan mereka tidak baik sejak pertama menikah dan menganggap putra yang hadir di pernikahan mereka bukanlah darah dagingnya, tapi Isaak tetap tidak bisa membiarkan anak berumur lima tahun mengetahui masalah orang dewasa. Dia tetap memeluk Issa, mendengarkan celotehan anak itu dan memberi respon seperti biasa.“Tuan muda Issa, saatnya mandi!”Isaak menoleh mendengar suara pengasuh putranya, di saat yag bersamaan Amora juga mendekat dan membuatnya menurunkan Issa dari gendongan.“Aku mau main sama Daddy.” Issa melayangkan protes, bibirnya mengerucut lantas mendongak memandang Isaak dengan sorot mata mengiba.“Nanti kamu bisa main lagi setelah mandi,” ucap Amora. Meski kalimatnya itu dia tujukan ke Issa, tapi matanya memandang wajah suami yang tidak pernah dia miliki seutuhnya ini.Sama halnya seperti Amora, Isaak juga melakukan hal yang sama. Pria itu mengucapkan kalimat untuk sang putra, tapi memandang ke Amora.“Mommy-mu benar, k
Last Updated : 2023-11-24 Read more