Share

Bab 41 : Harus Pergi

Penulis: Adinasya Mahila
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-18 20:09:41

Oriaga mengakhiri panggilannya tanpa mendengarkan dengan baik penjelasan dari orang yang dia hubungi. Dia memasukkan ponselnya lagi ke dalam kantong celana lalu memandang Shanaya yang sepertinya syok melihat betapa arogan dirinya ke orang lain. Padahal jelas ini bukan kali pertama gadis itu melihat.

"Aku hanya sedang memberi kritik, lagipula ini juga demi kebaikan perusahaannya. Aku sudah menyelamatkannya dari kehancuran,” ujar Oriaga dengan sangat jemawa.

Shanaya yang terlalu terkejut hanya mengangguk-angguk, dia pasrah saja saat Oriaga kembali melangkah. Shanaya tidak ingin membahas gunjingan dua pelayan toko perhiasan tadi, karena pasti akan memperburuk suasana hati sang suami.

“Em … apa ini kencan pertama kita?” Shanaya bertingkah ceria, bahkan berjalan ke depan Oriaga sambil memulas senyuman menawan.

Oriaga menghentikan ayunan kaki. Dia sendiri tidak sedikitpun memiliki pikiran semacam itu. Namun, karena Shanaya membahas, Oriaga pun menjawab dengan gelengan kepala.

“Bukan?” Sh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (10)
goodnovel comment avatar
Sari 💚
wah, 6 hari ditinggal. Bisa² Shana dibully. Semoga Shana bisa tegas nantinya
goodnovel comment avatar
Siti Nur janah
semoga selama di tinggal ke Belanda Shama ga di gangguin si ular kobra
goodnovel comment avatar
Niisa Nagin
wah bakal bobo sendirian nih Shana tanpa si oom
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 42 : Tiga Penjelasan

    “Pak Wira sudah menyiapkan baju untuk, Oom.” Shanaya baru saja masuk ke kamar dan langsung menuju kamar ganti. Awalnya dia ingin menyiapkan pakaian yang akan dibawa Oriaga pergi. Namun, akhirnya memutar tumit melihat sebuah koper sudah berada di dekat meja penyimpanan. Shanaya mencoba menunjukkan bahwa dirinya baik-baik saja, tapi ekspresi wajahnya jelas tak bisa mengelabuhi Oriaga. Shanaya seolah tak peduli dengan Oriaga yang sejak tadi memandang padanya. Dia memilih mendekat ke meja belajar, mengangkat tas berisi buku-buku yang baru saja Oriaga belikan lalu mulai menyusun rapi di sana. Oriaga sendiri setelah menutup pintu hanya bisa diam melihat tingkah Shanaya, sampai beberapa saat kemudian dia menyadari gadis itu sedang tidak baik-baik saja karena terdengar menghela napas berkali-kali. “Apa kamu pikir aku tidak akan pulang?” Tanya Oriaga. “Kenapa bicara seperti itu?” Shanaya marah, bibirnya mengerucut tapi tak lama dia bersikap biasa karena takut Oriaga kesal. “Sejak tahu aku

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-18
  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 43 : Ternyata Malam Itu Seharusnya

    Pagi itu Shanaya merasa dirinya akan kikuk, karena untuk pertama kalinya akan makan bersama keluarga Oriaga tanpa kehadiran pria itu. Namun, ternyata Kirana mengajaknya mengobrol seperti biasa sehingga kecemasannya itu tak terbukti. "Kamu tahu? Uncle Isaak itu sahabat baik Paman. Mereka dulu kuliah di jurusan yang sama di Inggris. Uncle Isaak juga pernah tinggal di Indonesia saat SMA karena ayahnya orang sini." Kirana menceritakan tentang sosok sahabat Oriaga tanpa Shanaya tanya lebih dulu. Mendengar itu Shanaya pun hanya merespon dengan anggukan kepala sambil menyantap sarapannya."Kirana, jangan banyak bicara! Kamu membuat bibimu tidak bisa makan dengan tenang," sela Masayu. Ekspresinya yang dingin membuat Shanaya merasa tak enak hati. Dia berpikir Masayu pasti bersikap seperti itu karena dirinyalah Arumi mendapat hukuman dari Oriaga. "Kapan lagi bisa bicara sebebas ini di meja makan?" Balas Kirana. "Hidupku di rumah utama penuh aturan, bisa tidak selama Paman di Belanda tidak per

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-19
  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 44 : Penipu Ulung

    Shanaya masih menunggu jawaban baik dari mulut Aston atau Farah. Namun, dering ponsel dan nama seseorang yang terpampang di layar membuat Shanaya seketika tak peduli lagi pada dua orang itu. Dia meminta izin ke Farah dan Aston untuk menerima panggilan. Bibir Shanaya merekah bak bunga yang mekar di musim semi. Matanya bahkan berkaca-kaca saat suara di seberang sana menyapa. "Apa Oom sudah sampai?" Tanya Shanaya bahkan saat Oriaga baru mengatakan kata hai. Oriaga tersenyum senang, rasa lelah 14 jam penerbangan seketika hilang mendengar suara riang istri kecilnya. "Aku baru menuju hotel, apa kamu sedang pergi berbelanja bersama Aston?" Tanyanya. "Hm... aku menuruti apa kata Oom, ngomong-ngomong apa kamu lelah sekali? Kenapa suaramu begini?" Shanaya cemas, bibirnya mengerucut memikirkan kondisi Oriaga saat ini. "Tenang saja! Aku baik-baik saja, aku pernah melakukan perjalanan lebih ekstrim dari ini, lebih dari 24 jam berada di pesawat hanya untuk melakukan pertemuan kurang dari 3 jam

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-20
  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 45 : Tentang Wanita

    Shanaya menggeleng menolak pemberian Ariani karena dia pikir tidak perlu hal semacam itu untuk membuat pria takluk. Namun, sang ibu tiri langsung memasukkan bungkusan yang disebutkan tadi ke dalam kantong celana jeans yang dikenakan Shanaya."Sudah! Coba dulu, apa salahnya sih?" Ariani memaksa. Wajahnya berubah ketus tapi tak lama memulas senyum membuat Shanaya heran. Tak ingin berdebat lagi, Shanaya pun akhirnya diam lantas keluar membawa kudapan dan minuman yang Ariani buat. Mereka mengobrol sampai Shanaya ingat meninggalkan Aston di luar. Dia pun meminta izin menemui sekretaris suaminya itu sambil membawa minuman dingin."Ini! Kenapa masih di sini seharusnya kamu pergi saja. Aku bisa pulang sendiri." Shanaya memasang muka kesal, diam-diam melirik Aston yang minum layaknya orang yang baru saja lari marathon. "Pekerjaan saya hari ini memang menemani Anda," jawab Aston seraya mengembalikan gelas pada Shanaya. "Silahkan Anda lanjutkan berbincang dengan orangtua Anda di dalam, saya sa

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-21
  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 46 : Rumah Penyiksaan

    Satu unit sedan mewah tampak terparkir di depan sebuah rumah yang sekelilingnya ditumbuhi pepohonan lebat. Aura seram terpancar membuat siapapun pasti mengira rumah itu tidak berpenghuni. Arumi duduk menekuk kaki di ayunan gantung yang ada di dalam rumah. Dia kesal karena tidak bisa pergi ke mana-mana karena kehabisan bensin. Kartu debit dan kredit yang dia miliki juga tak ada gunanya, tidak ada toko yang mau menerima pembayaran menggunakan kartu-kartunya. "Setelah hukumanku selesai, aku pastikan akan mengambil satu koper uang tunai dan menyimpannya, lihat saja nanti!" Arumi masih belum bisa menghilangkan rasa kesal. Dia bahkan tidak menunjukkan rasa penyesalan atau meminta maaf dan memohon pengampunan Oriaga.Mata Arumi menyipit menatap ponsel miliknya di atas nakas. Dia benci menyadari Shanaya malah memblokir nomornya setelah dia mengirim foto-foto Oriaga yang masih saja memakai jasa kupu-kupu malam meski sudah menikah."Aku akan memberi dia pelajaran! Kak Oriaga milikku, dia milik

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-21
  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 47 : Apa Tidak Rindu?

    Hari itu Isaak mengantar Oriaga ke bandara. Mereka berdiri bersisian memandang jet pribadi yang akan membawa Oriaga pulang ke Indonesia dari dalam ruang tunggu khusus. Isaak masih memikirkan nasihat Oriaga soal mencari wanita yang dicintainya juga kemungkinan keberadaan darah dagingnya. “Apa kamu benar-benar tidak mau aku bantu? Aku yakin bisa dengan mudah menemukan wanita itu dan anakmu.” Isaak menggeleng. Keputusannya sudah bulat untuk pergi mencari keberadaan Seruli dengan usahanya sendiri ke Indonesia. “Setelah urusan di sini selesai, aku pasti akan langsung terbang ke Indonesia dan mengabarimu. Orangku juga sudah bergerak mencari keberadaan Seruli,” ujar Isaak. Tatapannya menerawang jauh. Dia sejatinya takut jika benar Seruli sudah bahagia dan mungkin sang anak kandung juga tidak akan mau mengakuinya sebagai ayah. “Beri tahu aku kalau kamu butuh bantuan, dan saat kamu datang ke Indonesia segera kabari, aku akan membawa Shana bertemu denganmu.” Oriaga menepuk pundak Isaak lalu

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-21
  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 48 : Melepas Rindu

    Shanaya diam dan semakin memeluk erat bukunya. Dia merasa organ tubuh yang berada di belakang buku itu berdebar-debar. Shanaya meneteskan air mata, bagaimana bisa dia seperti ini? Merindukan sesorang seperti saat dia merindukan sang bunda. Kenapa dia seperti sangat takut kehilangan Oriaga? Apa karena pria itu kaya? Memiliki segalanya dan bisa memberi semua hal yang wanita manapun idamkan. "Wah ... tega sekali, aku bahkan sudah menepati janji tapi sambutanmu seperti ini." Oriaga menggelengkan kepala seolah kecewa, di saat itu Shanaya mendekat lalu berkata— "Sebentar! Aku bingung meletakkan buku ini di mana, Oom." Oriaga tersenyum melihat tingkah polos istri kecilnya. Dia seketika membayangkan Isaak jika bertemu dengan anak Seruli, pasti seperti dia dan Shanaya saat ini. Shanaya melepas tas dan meletakkannya di anak tangga untuk menjadi alas buku yang dia pinjam, setelah itu menghambur memeluk Oriaga tak peduli apakah ada orang yang melihat mereka. “Kenapa kamu tidak memberi kabar

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-22
  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 49 : Tubuhmu, Milikku!

    Shanaya tak banyak bertanya tentang tempat yang akan dituju Oriaga, tapi di dalam hati dia sudah menerka suaminya pasti akan mengajaknya ke hotel. Shanaya heran, bagaimana bisa tenaga Oriaga masih ada bahkan setelah melakukan perjalanan jauh. Bukankah seharusnya pria itu istirahat? Shanaya menggeleng pelan, bahunya tak lama mengedik karena mendapati tebakannya benar. Oriaga membelokkan kemudi ke King Hotel. Namun, bukannya menuju lobi Oriaga malah turun ke parkiran bawah tanah. "Oom kenapa tidak parkir di depan?" Shanaya menelan ludah merasa takut karena ada yang janggal. "Terlalu repot jika harus melakukannya di kamar."Shanaya melebarkan manik mata tak percaya. Dia yang awalnya menatap intens Oriaga seketika mengalihkan pandangan ke arah depan. Menggunakan sebuah kartu akses pria itu melewati portal parkir dan melesatkan mobil semakin turun ke parkiran."Sebenarnya ada berapa lantai parkiran yang dimiliki King Hotel?" Shanaya bertanya tapi tidak mendapat jawaban dari Oriaga. Dia

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-23

Bab terbaru

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Extra Part 20 : END

    Hari itu mungkin menjadi hari yang paling ditunggu oleh semua orang. Sebuah pesta pernikahan digelar megah, senyum serta canda tampak kentara di wajah keluarga terutama dua pasang mempelai yang kini sedang berdansa. Oriaga melihat Shanaya yang tersenyum, lantas mendekatkan bibir ke telinga istrinya itu kemudian berbisik, “Apa kamu ingin pesta pernikahan seperti ini?” Shanaya semakin melebarkan senyum lantas menoleh suaminya. “Bukankah sudah terlambat kalau kita membuat pesta?” tanya balik Shanaya. Oriaga menanggapi ucapan Shanaya dengan senyuman karena apa yang dikatakan memang benar. Pesta pernikahan Andra, Mauri, Elkan, dan Kirana berlangsung hari itu. Shanaya menatap ke para pengantin baru itu, setelah semua yang dilalui, kini semua orang mendapat kebahagiaan tak terkecuali. “Mereka sangat bahagia,” ucap Shanaya ke Oriaga. “Kita juga,” balas pria itu sambil menggenggam erat tangan Shanaya. Shanaya melebarkan senyum lantas menyandarkan kepala di pundak Oriaga.

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Extra Part 19 : Kebutuhan Bayi

    Pagi itu selepas Oriaga berangkat ke kantor, Shanaya tampak duduk di taman bersama Pak Wira yang punya tugas tambahan mengawasinya satu kali dua puluh empat jam.Pak Wira terlihat membawa buku catatan dan pulpen di tangannya. Pria tua itu membenarkan letak kacamata yang bertengger di hidung sebelum berkata,“Saya sudah membuat daftar barang yang harus disiapkan sebelum Anda melahirkan.”Ternyata diam-diam Pak Wira memiliki catatan barang apa saja yang harus disiapkan Shanaya untuk menyambut kelahiran anaknya.Shanaya pun memperhatikan Pak Wira yang memegang buku catatan itu, hingga mulai membaca apa saja yang tertulis di sana.“Baju new born lima lusin, baju tidur tiga lusin, selimut sepuluh, sepatu sepuluh, lalu--” Belum juga Pak Wira selesai menyebutkan semua barang yang dicatat, Shanaya sudah menghentikan pria itu.“Kenapa banyak sekali, Pak? Bayi tidak perlu baju sebanyak itu, lagipula yang Pak Wira sebutkan itu baju, bukan popok sekali pakai,” ucap Shanaya.“Memangnya Pak Wira men

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Side Story : Andra (11)

    “Kenapa mendadak seperti ini? Sebenarnya tidak perlu dijemput tidak apa-apa, aku bisa pergi ke sana sendiri,” ucap Mauri. Dia terkejut karena Andra tiba-tiba menghubungi.“Itu Kirana sudah di bawah, tidak masalah! Pergi saja bersama dengannya,” ucap Andra dari seberang panggilan.Mauri benar-benar tak percaya mendengar ucapan Andra, tapi karena tak ingin Kirana lama menunggu, Mauri pun buru-buru menyambar tasnya menuju lobi.Hari itu secara mendadak Andra memberitahu bahwa Kirana akan datang untuk mengajak Mauri pergi ke butik.Mauri yang merasa belum mengenal dekat Kirana jelas merasa sungkan, apalagi saat sampai di lobi Kirana sudah berdiri di sana lantas menghampirinya.“Apak amu sudah siap?” tanya Kirana saat bertemu sang calon kakak ipar. Mauri kaget sekaligus senang mendapati sikap ramah Kirana. Namun, masih ada sedikit rasa sungkan di hatinya, hingga Mauri hanya mengangguk membalas pertanyaan Kirana.Tak menunggu lama Kirana pun mengajak Mauri masuk ke mobilnya yang masih terp

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Extra Part 18 : Selepas Dari Rumah Mauri

    Baru saja masuk kamar, tapi Oriaga langsung ditodong pertanyaan dari Shanaya yang ternyata menunggu dirinya pulang. Shanaya yang sedang bersantai duduk di atas ranjang seketika menegakkan badan. Wanita itu antusias bertanya,“Bagaimana tadi pertemuan dengan orang tuanya Mauri?” “Lancar dan tentu saja Ayah Mauri langsung merestui,” jawab Oriaga. Oriaga berjalan mendekat ke Shanaya yang sejak tadi ternyata sedang membaca buku. Oriaga naik ke ranjang, lantas tanpa permisi mengambil buku Shanaya kemudian berbaring terlentang untuk membaca buku itu. “Kenapa bacanya sambil berbaring? Baca sambil duduk, nanti matamu sakit kalau membaca dengan posisi seperti itu,” ucap Shanaya sambil menatap Oriaga. “Aku memang sudah 43 tahun, tapi mataku ini masih bisa melihat dengan jelas. Kamu tenang saja,” balas Oriaga dengan santainya tanpa mengganti posisi. “Sombong, awas saja nanti kalau kamu mengeluh matamu gatal atau berair.” Shanaya bicara dengan nada candaan, dia menggeser dudu

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Side Story : Andra (10)

    Malam harinya Andra pun pergi ke rumah orang tua Mauri bersama Oriaga dan Masayu. Andra tak bisa bersikap tenang, dia terlihat sangat gugup saat baru saja turun dari mobil.“Jangan gugup, tarik napas panjang lalu embuskan perlahan,” ucap Masayu sambil merapikan kemeja Andra. Dia memulas senyum, menyadari bahwa sang putra mungkin sedang tidak baik-baik saja.Andra menatap sang mama, dia mengangguk kemudian melakukan apa yang dikatakan oleh Masayu.Masayu kemudian menggandeng tangan Andra, bersama Oriaga berjalan menuju pintu rumah Abraham.Saat sampai di depan rumah, ibu Mauri menyambut mereka dengan ramah meski wanita itu terlihat pucat dan tubuhnya masih kurang bugar.“Apa Anda baik-baik saja? Jika masih kurang sehat, seharusnya tak perlu menyambut kami di depan,” ucap Masayu berpindah menggandeng tangan ibu Mauri.Ibu Mauri pun mengajak semuanya masuk sambil digandeng Masayu. Meski baru pertama kali bertemu, tapi mereka tampak dekat.“Apa kondisi Anda sudah membaik?” tanya Masayu ka

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Side Story : Andra (9)

    Andra sudah sangat panik hingga memutuskan membuang status sebagai atasan dan bawahan lalu mencoba menghubungi nomor pamannya sendiri. “Ada apa?” Suara Oriaga terdengar dari seberang panggilan. Detak jantung Andra seketika mulai normal kembali, dia terlihat sangat lega karena panggilannya dijawab oleh Oriaga. “Paman ada di mana?” tanya Andra dengan suara yang masih panik. “Aku sedang ada urusan di luar,” jawab Oriaga, “ada apa?” tanya pria itu lagi. “Bagini Paman, ayah Mauri memintaku membawa Paman ke rumahnya nanti malam." Andra memberitahu Oriaga tanpa ada lagi basa-basi. “Sudah kuduga karena hal itu kamu menghubungi dengan suara panik seperti ini,” ucap Oriaga dari seberang panggilan. “Bagaimana aku tidak panik, aku ke ruangan Paman dan di sana sepi, bagaimana jika tiba-tiba saja Paman ke luar kota,” balas Andra. “Tenang saja, aku akan datang dan memastikan kalau kamu akan menikah dengan Mauri,” ucap Oriaga mencoba menenangkan Andra. Andra pun bernapas dengan

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Side Story : Andra (8)

    Setelah berbincang dengan Oriaga, Andra tak menunggu lama untuk menghubungi Mauri, memberitahu kabar baik yang didapatnya.“Apa kamu masih di rumah sakit?” tanya Andra saat panggilannya dijawab Mauri.“Iya,” jawab Mauri dari seberang panggilan.“Aku sudah menemui pamanku, dia setuju untuk membantu kita,” ucap Andra lagi. Ia mendengar suara helaan napas kasar dari seberang panggilan, hingga kemudian Mauri bicara.“Syukurlah kalau memang seperti itu.”Ada kelegaan di wajah Mauri yang tidak bisa Andra lihat karena mereka tidak sedang bersama. Bahkan jika saat ini berdekatan Mauri sangat ingin memeluk erat Andra.“Sampaikan ke papamu, pamanku bilang ingin bertemu, mau di rumah utama atau di rumahmu terserah yang penting papamu percaya.”“Hm … aku akan coba bertanya dulu ke Papa,” balas Mauri dari seberang panggilan.“Aku akan menunggu kabar darimu, kalau bisa cepatnya,” ucap Andra.“Pasti aku kabari segera,” balas Mauri. “Oh … ya, hari ini aku izin tidak ke kantor sehari lagi, aku sedang

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Side Story : Andra (7)

    Pagi itu Andra datang ke rumah utama. Saat sampai di sana, dia bertemu dengan Shanaya yang baru saja keluar dari lift dan heran melihat kedatangannya. Andra awalnya hendak menyapa, tapi melihat rambut Shanaya yang basah di pagi hari membuat Andra tertegun, bahkan pikiran pria itu sampai ke mana-mana. “Andra, tumben kamu datang pagi sekali?” sapa Shanaya. “Iya." Andra menjawab sekenanya. Masih kaget karena pikiran liar di kepala. “Itu ... memangnya wanita hamil boleh sering melakukan .... ?” Andra menjeda lisan, tanpa sadar mengungkapkan isi kepala. Shanaya terkejut mendengar pertanyaan Andra, hingga dia pun membalas, “Maksudmu bercinta? Itu malah sangat penting untuk menjaga kestabilan hormon.” Andra mengedip beberapa kali, dia bingung mendengar penjelasan Shanaya. Namun, agak sungkan untuk bertanya. “Makanya kamu cepetan nikah supaya tahu hal semacam ini,” ucap Shanaya saat melihat Andra bingung. Andra mengerucutkan bibir mendengar hinaan Shanaya, hingga dia pun mem

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Side Story : Andra (6)

    “Tidak bisa! Aku harus bicara serius ke papamu, jika masalah ini tidak dibereskan dan dituntaskan, maka akan terus berlarut,” ujar Andra mencoba meyakinkan Mauri.Mauri tertegun melihat Andra yang terlihat serius, hingga akhirnya mengangguk pelan mengizinkan pria itu pergi. “Baiklah, tapi hati-hati,” ucap Mauri yang masih menyimpan perasaan cemas.Andra mengangguk lalu menyentuh lembut pipi Mauri, dia lantas menoleh ke ibu Mauri yang terbaring lemah. Dia tersenyum tipis ke wanita itu seolah meminta izin.Setelahnya Andra pun keluar dari kamar inap itu, dan berlari mengejar Abraham yang berjalan di koridor hingga menghadang dan membuat Abraham berhenti melangkah.“Tunggu, saya ingin bicara dengan Anda,” ucap Andra. Meskipun menerima perlakuan buruk, tapi dia tetap bersikap sopan.Abraham terlihat kesal melihat Andra. Pria itu tak mau bicara, lebih memilih berjalan melewati Andra lagi tapi kembali dihadang.“Izinkan saya bicara pada Anda Pak,” ucap Andra membujuk.“Tidak ada yang perlu

DMCA.com Protection Status