Beranda / CEO / Terjebak Gairah Paman Billionaire / Bab 78 : Rasa Sakit Yang Didengar Oleh Langit

Share

Bab 78 : Rasa Sakit Yang Didengar Oleh Langit

Penulis: Adinasya Mahila
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-14 23:10:44

Wajah Aston yang semringah berbanding terbalik dengan wajah Oriaga yang tampak masam. Hal ini membuat Aston berpikir kalau Oriaga merasa terpaksa membelikannya mobil seharga dua ratus lima puluh juta.

Hingga saat tiba di ruang kerja sang atasan, Aston pun berkata, "Pak, kalau Anda merasa harga mobil pilihan saya tadi terlalu mahal, maka saya akan mengembalikan setengah dari harganya."

Oriaga yang kebetulan sedang memunggungi Aston pun memutar tumit. Keningnya berkerut tipis mencoba memahami maksud ucapan sekretarisnya ini.

“Tapi mohon boleh dicicil lima tahun,” imbuh Aston.

"Kenapa kamu bicara seperti itu? Apa kamu sedang meremehkan aku?"

Nada bicara Oriaga yang dingin membuat Aston kaget. Dia hanya bisa menelan ludah, menggeleng kemudian berbisik di dalam hati.

"Apa bukan karena harga mobil? Lalu kenapa dia tiba-tiba begini?"

Aston yang sedikit banyak paham akan sifat Oriaga pun tak banyak bicara lagi. Dia undur diri untuk memeriksa kesiapan ruang rapat yang akan atasannya hadiri seb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (9)
goodnovel comment avatar
Putri Dhamayanti
emaknya oriaga n ermanu ambiss banget sih...keren ermanu, bangga dg anak2nya
goodnovel comment avatar
Siti Nur janah
obsesinya Bu Anne benar" gila, dan nanti apa hanya oriaga yang bisa mendonorkan sumsum tulang belakang untuk ermanu, kalau iya pasti si nenek lampir lebih syok lagi
goodnovel comment avatar
Sari 💚
ckckck, ternyata hidup Ermanu juga tidak semenyenangkan itu, dia juga tertekan batin gara² Anne. Sepertinya hidupmu masih lebih bagus Ori jadi jangan cemburu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 79 : Makan Siang Bersama

    "Pak, saya tidak menyangka Anda akan mengajak saya makan di tempat semewah ini." Aditya merasa sungkan, apalagi dia tahu kalau restoran yang dia datangi saat ini merupakan salah satu restoran termahal yang ada di kotanya."Tidak perlu sungkan, sebagai pegawai dan atasan kamu pasti tahu kita belum pernah membicarakan masalah pekerjaan dengan tenang dan semestinya," balas Oriaga. Aditya menganggukkan kepala, di melirik Aston yang terlihat menikmati makanan siang sambil mendengarkan perbincangan sang atasan dan temannya. Aditya merasa ada yang janggal, kenapa Aston bersikap sangat santai, tanpa tahu bahwa sebuah kunci mobil baru sudah berada di tangan temannya itu."Mulai besok, aku ingin kamu mencari tahu siapa orang yang mengikuti istriku."Aditya baru saja menyuapkan makanan ke dalam mulut saat Oriaga memberinya perintah, sehingga dia pun harus buru-buru mengambil serbet untuk mengusap bibir sebelum menjawab."Baik, Pak! Apa ada detail yang Anda butuhkan? Kalau ada maka silahkan jang

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-16
  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 80 : Kena Marah

    “Oom!” Shanaya berjalan cepat mengejar Oriaga yang sedang kesal. Setelah membuat Isaak melarikan diri karena takut dibawa ke rumah sakit, Oriaga pun masuk ke dalam lift menuju kamar tanpa mengatakan apapun ke Shanaya. “Sayang, kenapa marah?” Tanya Shanaya yang terus berusaha membuat Oriaga bersuara. Gadis itu berjengket kaget saat suaminya malah membuang jas yang sejak tadi berada di tangan ke lantai. Shanaya pun buru-buru memungut jas itu lantas berjalan cepat, dia menahan pintu kamar yang hampir tertutup sambil melihat Oriaga masuk ke kamar ganti. Pria itu melonggarkan dasi dengan kasar, sedangkan Shanaya sendiri tidak tahu kenapa Oriaga bisa semarah ini. “Sayang, maaf! Aku benar-benar tidak memiliki maksud apa-apa, aku hanya takut Paman Isaak benar-benar terkena serangan jantung.” Shanaya menutup mata dan mengatupkan bibir rapat-rapat setelah bicara. Dia memeluk erat jas milik Oriaga di depan dada karena pria itu tiba-tiba mendorongnya sampai tersudut ke tembok. Shanaya menela

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-18
  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 81 : Meredakan Amarah

    “Apa hanya kita saja yang makan malam?” Kirana bingung, dia menoleh ke Masayu lantas pelayan yang berdiri di dekatnya. Kirana menunggu penjelasan dari siapapun tapi nihil. Hanya kebingungan yang menyelimuti benaknya saat ini. “Apa Mama tidak mau menjawab? Apa sesuatu terjadi saat aku tidak di rumah tadi?” Kirana mencecar Masayu karena penasaran.“Sudah makan saja! Mama setelah ini mau keluar karena ada urusan.” Masayu membalas dengan sangat santai. Sedangkan Kirana kesal menyadari dia ketinggalan sebuah informasi yang mungkin saja penting. Kirana tidak bisa menikmati makan malam, apalagi dia baru saja pulang dari jalan-jalan bersama teman-temannya hingga perut pun masih terasa kenyang. “Mama, aku ingin mengadakan pesta di rumah utama akhir pekan ini,” ucap Kirana sambil mengaduk-aduk makanan di piring tanpa berniat menyuapkannya ke dalam mulut. “Tidak usah aneh-aneh, minta izin ke Pamanmu sendiri. Apa kamu tidak tahu kalau Mama saat ini sedang dalam masa percobaan?” Masayu mengu

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-18
  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 82 : Melihat Bintang

    Shanaya tak mengerti mau ke mana sebenarnya Oriaga mengajaknya bicara. Pria itu masuk ke kamar ganti lalu mencari-cari sesuatu dan keluar dalam keadaan bingung karena tidak menemukan barang yang dia cari."Apa kamu tidak punya jaket tebal?" Shanaya menggeleng karena memang tidak memiliki barang itu. Alisnya semakin bergelombang saat Oriaga kembali masuk dan keluar membawa jaketnya. "Ayo!" Oriaga mengajak pergi sambil meraih tangan Shanaya. Dalam diam Shanaya pun merasa lega karena Oriaga mau menggandengnya seperti ini. Dia pun buru-buru mengeratkan jemari sambil sedikit menarik ke dua sudut bibir."Kita mau ke mana?" Tanya Shanaya yang semakin penasaran karena Oriaga mengajaknya masuk ke lift. "Melihat bintang!""Apa kita akan menempuh perjalanan jauh? Tapi kamu belum makan malam, bagaimana kalau nanti masuk angin?" Shanaya menyergap lengan Oriaga untuk menahan pria itu. Namun, Oriaga malah tersenyum dan memintanya untuk tidak perlu khawatir. Shanaya semakin kaget karena lift itu

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-19
  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 83 : Curiga Tapi Berpura-pura

    Diam-diam sepanjang malam Oriaga membaca buku diary milik ibunda Shanaya. Sebelum tidur Shanaya memang sudah memintanya untuk melanjutkan membaca diary itu esok hari. Namun, semakin menyimak setiap halaman demi halaman tulisan milik wanita yang melahirkan istrinya itu, Oriaga semakin menyadari sesuatu. Hari berikutnya Oriaga bangun lebih awal dan mendapati buku diary yang semalaman dia baca berada di atas perut. Perlahan dia bangkit dari atas ranjang dan memastikan tidak mengganggu tidur Shanaya. Oriaga melangkah menuju meja belajar sang istri dan meletakkan buku diary dengan sampul berwarna cokelat tua itu di sana. Sejenak Oriaga tertegun menatap inisal nama di atas buku harian itu, sebelum menoleh ke Shanaya yang masih meringkuk lelap di atas ranjang. Jam masih menunjukkan pukul empat pagi, tapi entah kenapa seolah ada yang berbisik di telinga Oriaga untuk turun melihat suasana rumahnya. Oriaga pun ke bawah, dia membuat beberapa pelayan yang sudah bangun kaget bukan main. Bahkan

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-19
  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 84 : Meminta Izin Ke Oriaga

    Pelayan rumah yang diutus Oriaga tadi turun dan langsung mencari keberadaan Isaak. Dia sempat bertemu dengan sesama pelayan yang menanyakan kenapa membawa sikat gigi dari lantai atas. Pelayan itu pun menjelaskan sesuai dengan apa yang Oriaga perintahkan, kemudian pergi ke luar untuk menemukan pria yang sedang dirinya cari. Isaak ternyata masih berada di tempat yang sama seperti saat berbincang bersama Oriaga tadi. Pelayan itu pun menyapa memberitahu pesan Oriaga untuk Isaak sambil masih memegang sikat gigi milik Shanaya."Kenapa dia tadi tidak mengatakannya sendiri? Apa baru kepikiran?" Gumam Isaak. Dia mengangguk dan tanpa sengaja matanya tertuju pada sikat gigi berwarna merah muda yang berada di tangan pelayan itu."Tunggu! Sikat gigi siapa itu?" Tanya Isaak yang tiba-tiba memiliki harapan di dalam hati kalau sikat gigi itu milik Shanaya."Ini milik Nona Shana, Tuan tidak sengaja menjatuhkannya, dia meminta saya mencarikan sikat gigi yang sama karena Nona sangat menyukai warnanya,

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-20
  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 85 : Sedang Tidak Baik

    “Tentu saja, jika Shanaya mau.”Kirana terlihat memaksakan senyuman, berharap Oriaga akan mengizinkan setelah dia menjawab seperti ini. Namun, di dalam hati gadis itu bersumpah, jika Oriaga masih tidak mengizinkan, maka dia akan melampiaskan kekesalannya pada Shanaya di kampus nanti. Perasaan ini timbul akibat Kirana merasa tersisihkan. Sebelum kedatangan Shanaya di rumah utama hanya dialah satu-satunya tuan putri di sana, Oriaga bahkan selalu menuruti apapun keinginannya tanpa bertanya, tapi sekarang meminta sesuatu ke pamannya saja terasa sangat sulit.“Tapi Shanaya sudah berjanji menemaniku bermain golf Sabtu ini," tukas Oriaga. Kirana yang merasa sang paman akan menarik izin bergegas mengatakan kalau pesta itu akan diadakan di malam hari. "Bukankah Paman bermain golf pagi?" Tanyanya.“Baiklah, kamu boleh mengadakan pesta, dengan catatan tetap menjaga ketertiban dan kenyamanan penghuni lainnya.” Kirana lega dan tersenyum lebar, dia mengucapkan terima kasih berkali-kali ke Oria

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-21
  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 86 : Jiwa Yang Dengki

    Oriaga sudah bisa menerka ke mana Isaak akan pergi setelah melihat pria itu mampir membeli seikat bunga matahari. Oriaga mengingat jelas tulisan ibu Shanaya yang mengatakan sangat menyukai bunga itu dalam buku hariannya, bahkan bukan tanpa alasan Seruli memberi nama sang putri 'Shanaya' — yang memiliki arti cahaya pertama dari matahari. "Kita agak menjaga jarak saja, Pak! Aku tidak ingin Isaak tahu sedang dibuntuti." Meskipun memberi perintah ke Pak Ali, tapi mata Oriaga terus tertuju pada Isaak yang sedang berbicara ke penjaga tempat pemakaman umum di mana wanita yang melahirkan Shanaya dikebumikan."Apa Pak Isaak punya saudara yang meninggal di sini, Tuan?"Pak Ali yang penasaran akhirnya memberanikan diri bertanya ke Oriaga. Dia merasa bersalah dan buru-buru meminta maaf saat sang Tuan tak kunjung memberi jawaban."Bapak tidak perlu meminta maaf, si bodoh itu mendatangi makam wanita yang sangat dicintainya."Oriaga menjawab dengan tatapan terus tertuju ke Isaak. Sahabatnya itu t

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-22

Bab terbaru

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Extra Part 20 : END

    Hari itu mungkin menjadi hari yang paling ditunggu oleh semua orang. Sebuah pesta pernikahan digelar megah, senyum serta canda tampak kentara di wajah keluarga terutama dua pasang mempelai yang kini sedang berdansa. Oriaga melihat Shanaya yang tersenyum, lantas mendekatkan bibir ke telinga istrinya itu kemudian berbisik, “Apa kamu ingin pesta pernikahan seperti ini?” Shanaya semakin melebarkan senyum lantas menoleh suaminya. “Bukankah sudah terlambat kalau kita membuat pesta?” tanya balik Shanaya. Oriaga menanggapi ucapan Shanaya dengan senyuman karena apa yang dikatakan memang benar. Pesta pernikahan Andra, Mauri, Elkan, dan Kirana berlangsung hari itu. Shanaya menatap ke para pengantin baru itu, setelah semua yang dilalui, kini semua orang mendapat kebahagiaan tak terkecuali. “Mereka sangat bahagia,” ucap Shanaya ke Oriaga. “Kita juga,” balas pria itu sambil menggenggam erat tangan Shanaya. Shanaya melebarkan senyum lantas menyandarkan kepala di pundak Oriaga.

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Extra Part 19 : Kebutuhan Bayi

    Pagi itu selepas Oriaga berangkat ke kantor, Shanaya tampak duduk di taman bersama Pak Wira yang punya tugas tambahan mengawasinya satu kali dua puluh empat jam.Pak Wira terlihat membawa buku catatan dan pulpen di tangannya. Pria tua itu membenarkan letak kacamata yang bertengger di hidung sebelum berkata,“Saya sudah membuat daftar barang yang harus disiapkan sebelum Anda melahirkan.”Ternyata diam-diam Pak Wira memiliki catatan barang apa saja yang harus disiapkan Shanaya untuk menyambut kelahiran anaknya.Shanaya pun memperhatikan Pak Wira yang memegang buku catatan itu, hingga mulai membaca apa saja yang tertulis di sana.“Baju new born lima lusin, baju tidur tiga lusin, selimut sepuluh, sepatu sepuluh, lalu--” Belum juga Pak Wira selesai menyebutkan semua barang yang dicatat, Shanaya sudah menghentikan pria itu.“Kenapa banyak sekali, Pak? Bayi tidak perlu baju sebanyak itu, lagipula yang Pak Wira sebutkan itu baju, bukan popok sekali pakai,” ucap Shanaya.“Memangnya Pak Wira men

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Side Story : Andra (11)

    “Kenapa mendadak seperti ini? Sebenarnya tidak perlu dijemput tidak apa-apa, aku bisa pergi ke sana sendiri,” ucap Mauri. Dia terkejut karena Andra tiba-tiba menghubungi.“Itu Kirana sudah di bawah, tidak masalah! Pergi saja bersama dengannya,” ucap Andra dari seberang panggilan.Mauri benar-benar tak percaya mendengar ucapan Andra, tapi karena tak ingin Kirana lama menunggu, Mauri pun buru-buru menyambar tasnya menuju lobi.Hari itu secara mendadak Andra memberitahu bahwa Kirana akan datang untuk mengajak Mauri pergi ke butik.Mauri yang merasa belum mengenal dekat Kirana jelas merasa sungkan, apalagi saat sampai di lobi Kirana sudah berdiri di sana lantas menghampirinya.“Apak amu sudah siap?” tanya Kirana saat bertemu sang calon kakak ipar. Mauri kaget sekaligus senang mendapati sikap ramah Kirana. Namun, masih ada sedikit rasa sungkan di hatinya, hingga Mauri hanya mengangguk membalas pertanyaan Kirana.Tak menunggu lama Kirana pun mengajak Mauri masuk ke mobilnya yang masih terp

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Extra Part 18 : Selepas Dari Rumah Mauri

    Baru saja masuk kamar, tapi Oriaga langsung ditodong pertanyaan dari Shanaya yang ternyata menunggu dirinya pulang. Shanaya yang sedang bersantai duduk di atas ranjang seketika menegakkan badan. Wanita itu antusias bertanya,“Bagaimana tadi pertemuan dengan orang tuanya Mauri?” “Lancar dan tentu saja Ayah Mauri langsung merestui,” jawab Oriaga. Oriaga berjalan mendekat ke Shanaya yang sejak tadi ternyata sedang membaca buku. Oriaga naik ke ranjang, lantas tanpa permisi mengambil buku Shanaya kemudian berbaring terlentang untuk membaca buku itu. “Kenapa bacanya sambil berbaring? Baca sambil duduk, nanti matamu sakit kalau membaca dengan posisi seperti itu,” ucap Shanaya sambil menatap Oriaga. “Aku memang sudah 43 tahun, tapi mataku ini masih bisa melihat dengan jelas. Kamu tenang saja,” balas Oriaga dengan santainya tanpa mengganti posisi. “Sombong, awas saja nanti kalau kamu mengeluh matamu gatal atau berair.” Shanaya bicara dengan nada candaan, dia menggeser dudu

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Side Story : Andra (10)

    Malam harinya Andra pun pergi ke rumah orang tua Mauri bersama Oriaga dan Masayu. Andra tak bisa bersikap tenang, dia terlihat sangat gugup saat baru saja turun dari mobil.“Jangan gugup, tarik napas panjang lalu embuskan perlahan,” ucap Masayu sambil merapikan kemeja Andra. Dia memulas senyum, menyadari bahwa sang putra mungkin sedang tidak baik-baik saja.Andra menatap sang mama, dia mengangguk kemudian melakukan apa yang dikatakan oleh Masayu.Masayu kemudian menggandeng tangan Andra, bersama Oriaga berjalan menuju pintu rumah Abraham.Saat sampai di depan rumah, ibu Mauri menyambut mereka dengan ramah meski wanita itu terlihat pucat dan tubuhnya masih kurang bugar.“Apa Anda baik-baik saja? Jika masih kurang sehat, seharusnya tak perlu menyambut kami di depan,” ucap Masayu berpindah menggandeng tangan ibu Mauri.Ibu Mauri pun mengajak semuanya masuk sambil digandeng Masayu. Meski baru pertama kali bertemu, tapi mereka tampak dekat.“Apa kondisi Anda sudah membaik?” tanya Masayu ka

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Side Story : Andra (9)

    Andra sudah sangat panik hingga memutuskan membuang status sebagai atasan dan bawahan lalu mencoba menghubungi nomor pamannya sendiri. “Ada apa?” Suara Oriaga terdengar dari seberang panggilan. Detak jantung Andra seketika mulai normal kembali, dia terlihat sangat lega karena panggilannya dijawab oleh Oriaga. “Paman ada di mana?” tanya Andra dengan suara yang masih panik. “Aku sedang ada urusan di luar,” jawab Oriaga, “ada apa?” tanya pria itu lagi. “Bagini Paman, ayah Mauri memintaku membawa Paman ke rumahnya nanti malam." Andra memberitahu Oriaga tanpa ada lagi basa-basi. “Sudah kuduga karena hal itu kamu menghubungi dengan suara panik seperti ini,” ucap Oriaga dari seberang panggilan. “Bagaimana aku tidak panik, aku ke ruangan Paman dan di sana sepi, bagaimana jika tiba-tiba saja Paman ke luar kota,” balas Andra. “Tenang saja, aku akan datang dan memastikan kalau kamu akan menikah dengan Mauri,” ucap Oriaga mencoba menenangkan Andra. Andra pun bernapas dengan

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Side Story : Andra (8)

    Setelah berbincang dengan Oriaga, Andra tak menunggu lama untuk menghubungi Mauri, memberitahu kabar baik yang didapatnya.“Apa kamu masih di rumah sakit?” tanya Andra saat panggilannya dijawab Mauri.“Iya,” jawab Mauri dari seberang panggilan.“Aku sudah menemui pamanku, dia setuju untuk membantu kita,” ucap Andra lagi. Ia mendengar suara helaan napas kasar dari seberang panggilan, hingga kemudian Mauri bicara.“Syukurlah kalau memang seperti itu.”Ada kelegaan di wajah Mauri yang tidak bisa Andra lihat karena mereka tidak sedang bersama. Bahkan jika saat ini berdekatan Mauri sangat ingin memeluk erat Andra.“Sampaikan ke papamu, pamanku bilang ingin bertemu, mau di rumah utama atau di rumahmu terserah yang penting papamu percaya.”“Hm … aku akan coba bertanya dulu ke Papa,” balas Mauri dari seberang panggilan.“Aku akan menunggu kabar darimu, kalau bisa cepatnya,” ucap Andra.“Pasti aku kabari segera,” balas Mauri. “Oh … ya, hari ini aku izin tidak ke kantor sehari lagi, aku sedang

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Side Story : Andra (7)

    Pagi itu Andra datang ke rumah utama. Saat sampai di sana, dia bertemu dengan Shanaya yang baru saja keluar dari lift dan heran melihat kedatangannya. Andra awalnya hendak menyapa, tapi melihat rambut Shanaya yang basah di pagi hari membuat Andra tertegun, bahkan pikiran pria itu sampai ke mana-mana. “Andra, tumben kamu datang pagi sekali?” sapa Shanaya. “Iya." Andra menjawab sekenanya. Masih kaget karena pikiran liar di kepala. “Itu ... memangnya wanita hamil boleh sering melakukan .... ?” Andra menjeda lisan, tanpa sadar mengungkapkan isi kepala. Shanaya terkejut mendengar pertanyaan Andra, hingga dia pun membalas, “Maksudmu bercinta? Itu malah sangat penting untuk menjaga kestabilan hormon.” Andra mengedip beberapa kali, dia bingung mendengar penjelasan Shanaya. Namun, agak sungkan untuk bertanya. “Makanya kamu cepetan nikah supaya tahu hal semacam ini,” ucap Shanaya saat melihat Andra bingung. Andra mengerucutkan bibir mendengar hinaan Shanaya, hingga dia pun mem

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Side Story : Andra (6)

    “Tidak bisa! Aku harus bicara serius ke papamu, jika masalah ini tidak dibereskan dan dituntaskan, maka akan terus berlarut,” ujar Andra mencoba meyakinkan Mauri.Mauri tertegun melihat Andra yang terlihat serius, hingga akhirnya mengangguk pelan mengizinkan pria itu pergi. “Baiklah, tapi hati-hati,” ucap Mauri yang masih menyimpan perasaan cemas.Andra mengangguk lalu menyentuh lembut pipi Mauri, dia lantas menoleh ke ibu Mauri yang terbaring lemah. Dia tersenyum tipis ke wanita itu seolah meminta izin.Setelahnya Andra pun keluar dari kamar inap itu, dan berlari mengejar Abraham yang berjalan di koridor hingga menghadang dan membuat Abraham berhenti melangkah.“Tunggu, saya ingin bicara dengan Anda,” ucap Andra. Meskipun menerima perlakuan buruk, tapi dia tetap bersikap sopan.Abraham terlihat kesal melihat Andra. Pria itu tak mau bicara, lebih memilih berjalan melewati Andra lagi tapi kembali dihadang.“Izinkan saya bicara pada Anda Pak,” ucap Andra membujuk.“Tidak ada yang perlu

DMCA.com Protection Status