Home / Romansa / Melahirkan Keturunan Untuk CEO / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Melahirkan Keturunan Untuk CEO: Chapter 121 - Chapter 130

220 Chapters

SEASON 2 [ Chapter 1]

-SEASON 2-Sekuel ini akan berfokus ke anak-anaknya Kinara Aarav. Semoga sukkkaaa … . . . .. . “Sayang … sayangnya Papa, umm ….” Aarav mencium penuh wajah putrinya. Menggendong sampai mengajaknya bermain. “Haha, geli ….” Anak perempuan yang kini Aarav ajak main tertawa geli. Tertawa lepas menampilkan sederet gigi yang belum tumbuh. “Anak Papa siapa namanya, hm?”“Khanza!” Anak perempuan itu menjawab cepat. Umurnya sekarang sudah memasuki 5 tahun, menjadikan dia mengerti bahasa manusia. “Khanza apa sayang?”“Khanza Amara Andszar!”Aarav tertawa lepas melihat tingkah putrinya yang amat menggemaskan, membuat ia tak tahan untuk tidak mencium wajahnya. Wajah Khanza lebih mirip ke Kinara, sangat mirip malah. Dilihat dari bibir dan mata, putrinya itu sangat mirip dengan Kinara. “Eh, Khalifa mana?” tanya Aarav baru sadar akan putri satunya. Sebenarnya ia baru pulang kerja. Dan setiap hari Aarav selalu menyempatkan diri untuk bermain dengan putrinya itu. Seberapa sibuknya ia akan
Read more

Chapter 2

“Haha, gendut, gendut, gendut! Lihat perutnya, besar,” ejekan dari anak berusia 6 tahun membuat anak gadis itu menangis. “Khalifa gendut! Khalifa gendut! Hahaha.” Tawaan dari anak-anak lain membuat Khalifa semakin menunduk. Menangis terisak. Di tengah kepalanya yang menunduk, Khalifa merasakan basah diarea kepala sampai punggungnya. Khalifa terkejut, mata gadis itu melebar saat cairan itu membasahi baju belakangnya. “Iuuwww bau!” Suara tawa menggelegar bersamaan ejekan yang kian menggema, saling menyahut dan menghina. Tak tahan akan dirinya yang dibully Khalifa memilih untuk berlari menjauh dari mereka. “Huuhhh, pengecutt. Huuhhh, penakut!” seru mereka saat melihat Khalifa berlari menjauh dari kerumunan. Mereka tertawa terbahak-bahak. Anak-anak yang berusia 6 tahun itu saling adu jotos, merasa senang karena berhasil mengerjai Khalifa. Di sisi lain seseorang menyenggol lengan anak gadis lain dan berkata. “Dia kembaran kamu, kan? Gak kamu bantu?” tanyanya. “Aku bantu pun nanti
Read more

Chapter 3

“Di mana Khalifa?” Pertanyaan Kinara mengundang tatapan untuk Khanza. “Tidak tau, Mam. Kami kan tidak bareng,” jawabnya malas menjawa. “Ck, kamu ini gimana sih Za? Saudara kamu kok di tinggal. Terus, tadi kamu pulang sama siapa?” “Sama Pak Anwar.”“Pak Anwarnya ke mana?” tanya Kinara lagi. Khanza menarik napas terlebih dahulu lalu menjawab, “mungkin Pak Anwar balik lagi buat jemput Khalifa Mama. Lagipula Mama kenapa sih? Segitu khawatirnya sama Khalifa?” Khanza mulai bosan akan Kinara yang selalu menanyakan perihal Khalifa. Entah berangkat sekolah, pulang sekolah, atau pada hal-hal lainnya. Jujur, Khanza sudah bosan untuk mendengarnya selalu. “Bukan gitu sayang, Mama kan khawatir sama anak-anak Mama. Kalian kan biasanya suka bersama-sama, sekarang pas beda? Kan jadi kekhawatiran untuk Mama,” ucap Kinara dengan tatapan lembut. Bagi Kinara menjaga dua anak perempuan jelas sudah menjadi tanggung jawabnya. Menjadi seorang Ibu pula harus selalu stand by melihat keadaan anak-anaknya,
Read more

Chapter 4

17 Tahun Kemudian… “Besok kita akan melangsungkan pernikahan.” Ucapan seseorang di sebrang sana mengukir senyum lebar di bibir. “Tidak sabar rasanya menjadikan kamu istri aku, Za.” Untuk kedua kalinya, bibir perempuan itu tersenyum lebar mendengar penuturan tersebut. “Aku deg-deg an, Kak. Aku … aku takut melakukan kesalahan,” cicitnya sembari meremas ujung roknya. Tangannya memainkan ujung jilbab, sedang raut wajahnya kentara penuh cemas. “Bismillah ya, Insya Allah, Allah bakal mudahkan,” ucap di sebrang sana. Perempuan bernama lengkap Khanza Amara Andszar itu mengangguk pelan. “Kak Alby jangan banyak pikiran, nanti drop lagi,” celetuknya terkekeh kecil. Di sebrang sana laki-laki tersebut ikut terkekeh. “Insya Allah tidak akan. Justru semangat yang sekarang aku rasakan.”Khanza tertawa kembali. “ya sudah, obrolannya sampai di sini ya? Nanti kalau udah halal ….” Khanza menggantung ucapannya. “kalo dah halal bebas melakukan apapun.” Tut! Khanza mematikan secara langsung telepon te
Read more

Chapter 5

Albyshaka Ghibran Arseno. Menatap pantulan dirinya dibalik kaca cermin besar. Tersenyum cerah secerah pagi ini. Sebuah jas putih sudah melekat sempurna dibadannya, dibaluti sarung yang hanya sebatas setengah dengan perpaduan celana senada. Tak lupa, sebuah kopea yang melekat di kepala menambah kesan kesempurnaan untuk dirinya. “Khanza Amara, setelah ini kamu akan menjadi istriku,” ucapnya lirih. Kedua pipinya menampilkan lesung pipi, melengkung indah dengan lesungan yang tercipta. Alby menatap liontin dengan warna biru muda di dalamnya. Sebuah liontin di mana ia merasakan jatuh cinta. Ya, karena liontin inilah yang membuatnya merasakan jatuh cinta. Teringat atas dirinya yang tenggelam di danau, dan pemilik liontin inilah yang telah menolongnya. “Kak Alby?! Kata Bunda kakak udah siap belum? Kalau sudah cepat turun!” Sebuah teriakan dari luar kamar membuat Alby menoleh. Ah, suara adiknya—Nazeeva.“Iya Dek, kakak ke bawah sekarang!” teriaknya mulai senyum-senyum sendiri. Sedang di tem
Read more

Chapter 6

“Khalif? Dengerin penjelasan Papa kamu dulu ya sayang?” Kinara dengan cepat menarik lengan Khalifa. Ikut bergabung diantara perkumpulan yang ada. “Ma, Khalif gak mau—”“Mau ya Nak, demi menjaga baik nama keluarga kita.” Bukan Kinara, melainkan Laila yang memotong ucapan Khalifa. “Aku gak masalah kalo Alby nikah sama kamu, kalian berdua sama, aku merestuinya.”“Laila?”“Mas! Setidaknya hal ini menutup malu keluarga kita. Daripada pernikahan dibatalkan? Lebih baik kita nikahkan mereka.” Laila menjawab cepat saat Bara ingin menyangkal. “Tapi aku gak mau, Tante. Aku —aku belum siap.” Khalifa meremas ujung kebayanya. Gugup sekaligus takut ia rasakan saat ini. “Begini saja, Khalif? Papa boleh minta tolong sama kamu? Papa cuma minta satu bulan untuk menggantikan posisi Khanza. Hanya satu bulan Khalif? Jika nanti Papa menemukan Khanza, kau bisa berpisah dengan Alby. Bagaimana?” Ungkapan Aarav membuat semua orang yang ada terdiam. Hening menyelimuti yang ada. Bara hanya bisa menghembuskan
Read more

Chapter 7

Di atas pelaminan yang dihadiri banyak orang, Khalifa menunduk, benar-benar menunduk, tak berani menatap sekeliling apalagi menatap Alby. Keringat dingin mulai bercucuran di pelipisnya, apalagi tangannya yang basah karena keringat. “Ayo, cium punggung tangan suami,” ucap penghulu kembali mengintrupsi. Dengan resah Khalifa menatap Alby, lantas tangan kanannya terangkat untuk menyambut tangan Alby untuk ia cium. Namun tiba-tiba.. Mata Khalifa membelalak sempurna tatkala Alby menarik pinggangnya hingga jarak diantara keduanya tak tersisa. Jantungnya seakan berhenti berdetak saat Alby mendekatkan wajahnya pada wajah Khalifa. “Ini kan yang kamu inginkan, sayang?” ucap Alby tersenyum smirik. Hembusan napas Alby menelusur halus pada pipi Khalifa, sedang sang empu menahan napas karena rasa tegang yang ia rasakan. “A--aku—”Cup! Khalifa melebarkan pupil matanya tatkala sebuah kecupan ia rasakan di kening, sampai didetik berikutnya Khalifa mendorong paksa Alby agar berjauh dengannya. “Ow
Read more

Chapter 8

“Berhenti Al! Kau harus tanggung jawab!” Seru anak gendut mengejar anak kecil. “Aku benar-benar gak sengaja, Din, sumpah!” teriaknya sambil terus berlari menghindar dari amukan Dion. “Adikku menangis karenamu! Alby” teriak Dion murka. Anak berusia 8 tahun itu mengejar Alby, sayangnya karena badannya yang gendut membuat ia kesusahan dibuatnya. Sedang Alby yang memiliki tubuh kecil sangat cepat dalam berlari. “Kejar aja kalo bisa sih,” seru Alby yang malah tertawa. Alby melakukan kesalahan, ia tak sengaja merusak boneka milik adiknya Dion. Karena kerusakan itu membuat Dion marah padanya, berakhir mengejar dirinya. Dan sekarang Dion pasti akan membalas perbuatannya. Alby terus berlari tak tentu arah, laki-laki mungil berusia 8 tahun itu berlari menuju sebuah hutan. Di belakang Dion masih mengejar dirinya, benar-benar sial! Jika sampai Dion menangkapnya sudah dipastikan tubuhnya akan habis babak belur. Untuk itu Alby terus berlari tanpa tahu ke mana ia menuju. Mata Alby jatuh pada s
Read more

Chapter 9

Kedua pasutri yang sudah resmi suami-istri itu sudah sampai di rumah kediaman Bara. Mobil mewah yang dihias berbagai bunga itu berhenti di halaman rumah bercat cream. Di belakangnya mobil Bara ikut berhenti, membuat orang yang ada di dalamnya keluar dari mobil. Khalifa dengan sifat malunya, perempuan itu meremas ujung gaunnya tatkala Alby lebih dulu keluar. Resah bercampur grogi ia rasakan saat ini. “Lho, di mana Khalifa?” tanya Laila kala semua orang yang ada sudah keluar. Dengan malas Alby menjawab. “Sepertinya dia betah di dalam mobil, biarkan saja,” jawab Alby santai. “Suruh Khalifa masuk, Bunda gak mau kamu mengacuhkannya,” ucap Laila memperingati. “Setelah ini datanglah ke kamar Ayah, ada suatu hal yang ingin Ayah bicarakan denganmu.” Kini Bara yang membuka suara. Pria itu begitu kentara sosok seorang Ayah, membuat Alby mau tak mau menurut. “Kalian, cepet masuk dan segera bersihkan badan kalian,” ucap Bara pada anak kembarnya—Nazeeva dan Zeevan. Dua anak itu sedari tadi ha
Read more

Chapter. 10

“Untuk 30 hari ke depan, Ayah ingin kau tidak menyentuh Khalifa sedikitpun!” ucap Bara penuh penegasan. Pria yang tampak penuh wibawa itu menatap putra sulungnya dengan serius. “Kau tau kan bahwa pernikahan ini hanyalah sebagai formalitas? Khalifa hanya sebatas pengantin pengganti yang nanti akan di tukar kembali jika Khanza kembali,” lanjutnya lagi. “untuk itu Ayah ingin kau menjaga batasanmu. Perlakukan dia dengan baik, tapi jangan sampai menghancurkannya dengan kau menyentuhnya.”“Ayah kira aku menginginkannya?” tanya Alby membuka suara. “aku memang pria normal, tapi bukan berarti aku melakukan hal dibatas wajar dengan orang yang tidak aku cinta!”“Alby, bukan itu maksud Ayah kamu—”“Ayah seakan mencurigaiku bahwa aku akan menodainya, Bunda pikir perkataan Ayah tidak menyinggungku? Lalu untuk apa pernikahan ini terjadi? Kenapa tidak kalian batalkan saja?” Alby mulai kesal. Ia kira pertemuan dalam pembicaraan bersama Ayah dan Bundanya hanya menyangkut Khanza, taunya hanya Khalifa!
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
22
DMCA.com Protection Status