Home / Romansa / Rantai Hasrat (Oliver&Nicole) / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of Rantai Hasrat (Oliver&Nicole): Chapter 181 - Chapter 190

206 Chapters

Bab 181. Kecelakaan yang Tidak Disengaja

Sebuah restoran megah dengan musik instrument membuat para pengunjung nyaman berada di sana. Suasana restoran tak terlalu ramai. Sebagian yang datang banyak membawa pasangan tapi juga ada yang hanya sekedang meeting pekerjaan. Nicole dan Joice duduk di dekat jendela, menikmati pemandangan yang indah. Mereka berbincang sambil tertawa seperti sahabat dekat. Nicole dan Joice itu sangat cocok. Apalagi Joice terkenal ramah dan Nicole terkenal hangat. Itu yang membuat dua wanita tersebut mudah sekali akrab.Tak selang lama, pelayan datang menghidangkan makanan lezat ke hadapan Nicole dan Joice. Tepat di kala makanan lezat sudah terhidang; Nicole dan Joice mulai menikmati makanan mereka.“Nicole, kau sudah minta izin pada Oliver, kan? Aku tidak mau dimarahi dia. Oliver itu galak persis seperti Marcel,” ucap Joice sambil menikmati tenderloin steak-nya.Nicole tersenyum samar. “Tadi aku sudah menelepon Oliver, tapi dia tidak menjawab teleponku. Mungkin dia sedang sibuk bertemu dengan client-n
last updateLast Updated : 2024-04-09
Read more

Bab 182. Takut, Khawatir, dan Cemas

Oliver melangkah keluar dari ruang meeting di kala menyudahi meeting dengan salah satu client-nya. Pria itu segera menuju ke ruang kerjanya, tapi langkah kaki Oliver terhenti di kala melihat Shawn berada di hadapannya. “Kau di sini?” Oliver menatap lekat sepupunya itu. Tak mengira sepupunya itu akan mendatangi kantornya.Shawn mendekat ke arah Oliver. “Kebetulan aku lewat perusahaanmu. Jadi aku memutuskan mampir ke sini. Apa kau sibuk?”“Sekarang sudah tidak terlalu. Ikut aku. Kita ke ruang kerjaku,” jawab Oliver dingin dan datar.Shawn mengangguk merespon ucapan Oliver. Detik selanjutnya, Shawn mengikuti Oliver menuju ke ruang kerja sepupunya itu. Jika dulu hubungan mereka tidak baik, berbeda kali ini. Sejak di mana Oliver dan Nicole telah menikah, hubungan Shawn dan Oliver semakin dekat dan membaik. Bisa dikatakan bahwa Nicole adalah sumber di mana—yang membuat hubungan Shawn dan Oliver menjadi akur.“Kau tadi dari mana?” Oliver menuangkan wine ke gelas kosong di kala dirinya dan
last updateLast Updated : 2024-04-09
Read more

Bab 183. Mencari Donor Darah

Tubuh Marcel membeku mendengar apa yang dikatakan oleh sang dokter. Lidahnya kelu tak mampu merangkai kata. Perlahan kakinya mundur. Wajahnya tampak kacau. Marah, emosi, takut, khawatir, semuanya melebur menjadi satu. Berkali-kali Marcel menggelengkan kepalanya tegas, meyakinkan bahwa apa yang dia dengar ini adalah sebuah kesalahan besar.“Kau pasti bercanda!” bentak Marcel penuh emosi dan kemarahan yang menyulut.Sang dokter terdiam sebentar, dia mengerti bahwa apa yang dia katakan pasti sangatlah mengejutkan Marcel. Tentunya semua orang tidak akan mungkin siap dengan apa yang telah disampaikannya.“Tuan, saya mohon tenangkan diri Anda. Luka yang dialami Nona Penelope Yale memang sangat parah,” ucap sang dokter sopan.Marcel menjerit seraya melayangkan tinju keras ke dinding.BUGHTangan Marcel memerah sekaligus terluka, karena menghantam dinding rumah sakit dengan pukulan sekencang mungkin. Tindakan Marcel itu membuat sang dokter begitu terkejut.“Dokter, tolong tinggalkan kami,” uc
last updateLast Updated : 2024-04-09
Read more

Bab 184. Semuanya Menjadi Kacau

Oliver menatap Shania yang sedang ditemani oleh Esther. Pria itu sedikit tak mengira dia akan melihat Esther ada di ruang rawat Shania. Sebab sebelumnya, dia melihat Esther di kala ayah mertuanya mengunjungi Shania.Esther yang sedang menyisir rambut Shania, merasa ada yang datang. Refleks, wanita paruh baya itu mengalihkan pandangannya. “Oliver?” panggilnya sedikit terkejut melihat kedatangan Oliver.Oliver mendekat. “Kau di sini?”“Ya, kebetulan aku sedang bosan di rumah. Jadi aku ke sini menemani Shania. Mayir juga meneleponku mengatakan akan pergi ke luar kota untuk perjalanan bisnis. Dia memintaku untuk menemani Shania,” jawab Esther memberi tahu.Oliver mengangguk samar merespon ucapan Esther.Esther menatap Oliver yang tampak seperti memiliki masalah. Wanita paruh baya yang masih sangat cantik itu hendak ingin bertanya, tapi dia merasa mendadak ragu karena takut pertanyaannya akan menyinggung hati Oliver. Shania sejak tadi tak lepas menatap Oliver. “Kau tampan sekali. Apa kau
last updateLast Updated : 2024-04-09
Read more

Bab 185. Semuanya Menjadi Kacau II

“Iya, Bibi. Sekarang Oliver masih berada di rumah sakit jiwa berusaha membujuk Shania. Aku belum tahu apa Shania mau atau tidak. Oliver belum memberi tahu apa pun.” Shawn berujar pada Selena melalui sambungan telepon.“Shawn, tolong jaga Nicole dengan baik. Bibi dan Paman Samuel berada di perjalanan menuju ke rumah sakit. Terus kabari Bibi, ya, Sayang? Bibi khawatir hal buruk menimpa Nicole.” Selena berucap dengan nada cemas dari seberang sana.“Bibi, aku pasti akan terus memberikan kabar padamu. Jangan berpikir negative. Kau harus yakin kalau Nicole akan pasti sembuh.”“Iya, Sayang. Bagaimana Joice? Dia pasti terpukul dan merasa bersalah dengan apa yang telah terjadi.” Shawn sudah menceritakan tentang penyerangan Penelope pada Selena. Pria itu menceritakan sesuai dengan apa yang Joice ceritakan. Tentu Shawn percaya pada semua cerita Joice. Kerapuhan dan rasa bersalah di wajah Joice sudah menunjukkan bahwa memang benar Joice tidak bersalah.“Joice sekarang menemani Nicole. Aku di lua
last updateLast Updated : 2024-04-09
Read more

Bab 186. Sampai Bertemu di Persidangan!

Selena tak henti menangis mendengar kabar Joice ditangkap polisi. Terlebih kondisi Nicole semakin memburuk. Sampai detik ini, Oliver tak kunjung muncul. Itu menandakan bahwa Oliver belum berhasil membujuk Shania.Keadaan semakin rumit dan kacau. Seolah setiap detik yang berlalu, membawa mereka semua ke dalam jurang penderitaan. Isak tangis Selena membuat keadaan hening itu menjadi semakin genting. Shawn tetap bergeming di tempatnya. Menatap Samuel yang tampak jelas menunjukkan kemarahannya. Ya, dalam hal ini Shawn tak bisa bertindak banyak, karena sudah menyangkut dalam urusan hukum. Tentu yang harus bertindak adalah Samuel yang memang sesuai dengan bidangnya, sedangkan Oliver saat ini hanya fokus pada pemulihan Nicole.“Samuel, bagaimana sekarang?” isak Selena sesenggukan dan pilu.“Aku akan mengurus semuanya. Kau tenanglah.” Samuel memang dilingkupi kemarahan, akan tetapi pria paruh baya itu berusaha sekeras mungkin untuk mengendalikan kemarahannya. Yang dia lakukan saat ini adalah
last updateLast Updated : 2024-04-10
Read more

Bab 187. Keajaiban akan Selalu Ada

“Marcel De Luca!” gelegar suara Mateo keras menghampiri putranya. Pria paruh baya yang masih sangat tampan itu datang tak hanya sendiri, tapi juga bersama dengan sang istri tercinta. Mereka sama-sama menghampiri Marcel, karena harus menyelesaikan apa yang harus diselesaikan.Marcel mengembuskan napas kasar di kala melihat kedatangan kedua orang tuanya Pria tampan itu sudah tahu yakin kedua orang tuanya akan datang menemuinya, karena masalahnya dengan Joice tempo hari.“Kalian datang ingin membahas tentang aku melaporkan Joice ke polisi?” seru Marcel seraya menatap dingin kedua orang tuanya.“Marcel, apa yang sudah kau lakukan! Kenapa kau bertindak sesukamu! Sudah aku bilang, jika kita memiliki masalah keluarga jangan pernah menggunakan jalur hukum! Kita bisa selesaikan semuanya dengan baik!” bentak Mateo dengan nada kencang.“Marcel, cabut laporanmu. Jangan melawan Pamanmu, Nak. Paman Samuel itu adalah suami dari Bibi kandungmu sendiri. Kenapa kau malah mencari masalah?” seru Miracle
last updateLast Updated : 2024-04-10
Read more

Bab 188. Menghilangkan Bukti Kejahatan

“Paman…” Joice memeluk Samuel yang menjenguknya di penjara. Tampak raut wajah wanita itu menunjukkan jelas kemuraman. Paras cantiknya yang selalu biasa berseri-seri, sekarang berubah menjadi kesedihan.Samuel menangkup kedua pipi Joice. “Maaf, Paman datang terlambat.” Joice tersenyum dan menggeleng pelan. “Paman, jangan minta maaf. Kau datang tepat waktu. Aku tahu kau pasti datang menyelamatkanku. Tadi Dad dan pengacaranya juga sudah datang, tapi aku bilang pada Dad, aku ingin kau yang mengurusku saja. Aku tahu kau tidak mungkin diam saat aku berada di penjara.”Samuel terdiam sebentar. “Ayahmu sudah datang?”Joice mengangguk. “Iya, Paman. Dad sudah datang bersama dengan pengacaranya, tapi Mom tidak bisa ikut, karena dia pingsan saat mendengar kabar aku di penjara.”Raut wajah Joice semakin muram menceritakan ibunya yang jatuh pingsan. Tadi dia kedatangan ayahnya dan juga pengacara ayahnya. Akan tetapi, Joice meminta pada ayahnya untuk menyerahkan masalah yang terjadi pada pamannya.
last updateLast Updated : 2024-04-10
Read more

Bab 189. Perangkap Tidak Dikenal

Oliver membelai pipi Nicole lembut. Pria itu sekarang hanya seorang diri menjaga sang istri tercinta. Ibunya berserta Shania dan Esther sudah pulang. Shania tak bisa berlama-lama berada di luar, karena kondisi mentalnya belum sepenuhnya pulih. Ditambah Shania tak banyak mengenali orang.Mayir kemungkinan baru bisa datang esok hari. Cuaca buruk, membuat pesawat pribadi yang dinaiki oleh sang ayah mertua harus mendarat darurat ke kota terdekat. Sebenarnya, Mayir ingin tetap menerjang meski kondisi cuaca buruk, tetapi sang pilot melarang, karena memang kondisi cuaca sedang kuang baik, dan sang pilot tak ingin mengambil sebuah resiko besar.Oliver mengerti, karena Mayir baru tahu kondisi Nicole ketika sang ayah mertua dalam posisi sudah tiba di luar kota. Mungkin jika ayah mertuanya ada, pasti Nicole akan mendapatkan donor darah dari ayah mertuanya, tapi takdir berkata lain. Shania yang mendonorkan darah untuk sang istri tercinta.Jujur, jika bukan karena bantuan Esther, maka pasti Oliver
last updateLast Updated : 2024-04-10
Read more

Bab 190. Persidangan Joice Osbert  

Hari persidangan telah tiba. Hari yang telah ditunggu-tunggu oleh banyak pihak. Masalah yang terjadi memang membuat antar keluarga sempat mengalami ketegangan. Posisi Miracle, ibu kandung Marcel berada di rasa bersalah. Begitu juga Mateo yang merasa bersalah pada sisi keluarga Joice.Sebelum persidangan, Sean, ayah Shawn, sempat mengajak Marcel dari hati ke hati. Namun hasilnya nihil. Marcel tetap bersikukuh pada pendiriannya bahwa Joice yang bersalah atas apa yang telah terjadi. Bukan hanya Sean yang berbicara pada Marcel, tapi Dominic, adik bungsu ibu kandung Marcel sudah berusaha mengajak bicara Marcel, tetap tak menuaikan hasil apa pun.Kenyataannya, Marcel tidak mau mendengar ucapan siapa pun. Marcel terlalu keras kepala pada sudut pandangnya. Pria itu tak ingin mendengarkan ucapan siapa pun kecuali sudut pandangnya. Mateo dan Miracle sudah berbagai cara menghentikan Marcel.Bahkan Moses, saudara kembar Marcel—yang kerap sibuk dan selalu berpergian ke luar negeri juga sudah berus
last updateLast Updated : 2024-04-10
Read more
PREV
1
...
161718192021
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status