Home / Romansa / Rantai Hasrat (Oliver&Nicole) / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Rantai Hasrat (Oliver&Nicole): Chapter 121 - Chapter 130

206 Chapters

Bab 121. Di Luar Kendali

“Tuan? Anda ingin ke mana?” Curt menatap bingung Mayir yang baru saja keluar dari ruang rawat Nicole, tengah melangkah terburu-buru. Curt pun segera mengikuti tuannya, karena kondisi kesehatan tuannya itu masih belum bagus.“Aku harus bertemu Erica,” ucap Mayir dingin dengan sorot mata tajam, membendung kemarahan yang nyaris meledak. Rahangnya mengetat. Tangannya terkepal begutu kuat. Benak Mayir penuh dengan perkataan Nicole tadi.Jika dulu Mayir tak pernah percaya begitu saja pada Nicole, kali ini tanpa sama sekali meragukan, dia sangat percaya pada Nicole. Dari semua yang telah terjadi, Mayir menyadari kesalahannya yang kerap menyudutkan putrinya sendiri. Dia terlalu buta cinta bodoh sampai melupakan banyak hal.Curt mengerutkan keningnya dalam. “Tuan, maaf, untuk apa lagi Anda bertemu dengan Nyonya Erica? Bukankah kemarin, Anda meminta saya untuk mengurus perceraian Anda dengan beliau?” tanyanya bingung dan tak mengerti.“Perceraian akan terus berjalan. Aku memiliki urusan lain de
last updateLast Updated : 2023-11-19
Read more

Bab 122. Di Luar Kendali II

“D-Dad?” Shania menatap nanar ayahnya yang baru saja masuk ke dalam ruang rawatnya. Air matanya berlinang membasahi pipinya, di kala melihat ayahnya berada di hadapannya. Dia hendak meraih tangan ayahnya itu, tapi kilat mata tajam Mayir membuatnya tak berani menyentuh tangan sang ayah.“Kenapa kau melakukan ini pada kakakmu sendiri, Shania! Jika ibumu memiliki hati yang busuk, kenapa kau mengikuti jejaknya?!” bentak Mayir begitu keras dan kuat. Aura kemarahan pria paruh baya itu tak lagi bisa terkendali. Dia sengaja mendatangi Shania, setelah bertemu dengan Erica. Sekalipun, Shania adalah putri kandungnya, tetap saja dia tak akan mungkin begitu saja mengampuni apa yang telah Shania lakukan pada Nicole. Shania menatap lirih sang ayah “Aku mencintai Oliver. Sangat mencintainya. Tapi, Nicole tega merebut Oliver dariku, Dad. Jika saja Nicole tidak merebut Oliver dariku, maka aku tidak akan mungkin bertindak setega ini padanya. Sekalipun hubunganku dan Nicole tidak baik, dia tetap kakakk
last updateLast Updated : 2023-11-19
Read more

Bab 123. Keluarga yang Hangat dan Penuh Kasih Sayang

William duduk di sebuah kafe dekat rumah sakit bersama dengan Martin. Mereka tengah menikmati kopi seraya berbincang menikmati suasana pagi yang indah. Di usia senja, mereka sama sekali tak terlihat tua. Sepertinya William dan Martin memang sangat rajin berolah raga.“Aku sudah mendengar dari Dominic, kau yang mendapatkan penawar racun untuk cucuku,” ucap William seraya menyesap kopi di tangannya, dan menatap Martin.Martin tersenyum samar. “Masa laluku yang buruk, sedikit menaruh dampak positive. But of course, negative jauh lebih besar dari sisi positive.”William pun tersenyum. “Jangan pernah menyesali masa lalumu. Jujur, aku salut dengan masa lalu yang kau miliki. Kau mampu berubah dan bisa keluar dari masa lalumu itu sangat baik. Tidak semua orang bisa sepertimu, Martin.”Martin meletakan gelas di tangannya ke atas meja. “Ya, tidak mudah untuk keluar dari dunia seperti itu. Aku juga bangga pada Dominic yang mampu keluar dari dunia itu. Kau tidak perlu berterima kasih, William. Sh
last updateLast Updated : 2023-11-19
Read more

Bab 124. Semua Belum Berakhir

Dua minggu berlalu … London, UK. Waktu berlalu begitu cepat. Tanpa terasa, sudah dua minggu lamanya kejadian yang menimpa Nicole telah terlewati. Saat ini, Nicole dan Oliver telah kembali ke London. Mereka tak mungkin berlama-lama di Madrid. Pun kondisi mental Nicole sudah membaik karena Nicole selalu di kelilingi orang-orang yang memberikannya kehangatan kasih sayang. Bukan hanya kondisi Nicole yang membaik, tapi kondisi Shawn pun sudah berangsur-angsur membaik. Shawn kini berada di London, tetapi Shawn masih mendapatkan perawatan guna memastikan bahwa racun di seluruh tubuhnya sudah hilang.Erica dan Shania tengah berada di penjara. Mereka telah dipindahkan ke penjara London. Meski mereka telah berbuat kejahatan di Madrid, tapi Oliver memperjuangkan Erica dan Shania agar dipenjara di London sesuai dengan kewarganegaraan mereka. Pasalnya, jika berada di London, Oliver bisa mengajukan tuntutan sangat berat pada mereka. Terutama pada Erica yang telah membunuh ibu Nicole, dan pernah
last updateLast Updated : 2023-11-19
Read more

Bab 125. Ancaman yang Tak Main-Main

Suara dering ponsel berbunyi, membuat Nicole yang baru saja selesai mandi langsung mengambil ponselnya di atas nakas, dan menatap ke layar tertera nomor Selena di sana. Nicole masih memakai bathrobe dan rambut yang dililit oleh handuk—hendak ingin memakai pakaian lebih dulu, namun itu akan memakan waktu dan pasti membuat Selena menunggu lama.Tanpa pikir panjang, Nicole akhirnya menggeser tombol hijau untuk menjawab panggilan itu.“Hallo, Ma?” jawab Nicole kala panggilan terhubung.“Nicole, apa kabar, Sayang?” tanya Selena dari seberang sana. “Aku baik, Ma. Kau sendiri bagaimana?”“Mama juga baik, Sayang. Oh, ya, di mana Oliver?” “Oliver sedang di ruang kerjanya, Ma.”“Oliver selalu menemanimu, kan?” “Mama tidak usah khawatir. Oliver selalu menemaniku.”“Good. Nicole, kau harus tenang menjelang persidangan nanti. Mama tahu, kau bisa menjawab hakim dengan sangat baik.” “Iya, Ma. Kau tenang saja. Oliver selalu di sisiku. Dia selalu membantuku.” “Nicole, Mama sangat menyayangimu. A
last updateLast Updated : 2023-11-19
Read more

Bab 126. Ancaman yang Tak Main-Main II

Mobil Oliver melaju dengan kecepatan penuh membelah kota London. Aura wajah kemarahan membuat pria itu menginjak pedal gas kuat. Benaknya terngiang akan ancaman pengacara sialan itu. Rupanya Samson Jesse ingin menekan dan menyudutkannya agar bisa membebaskan dua wanita iblis itu.“Shit!” Oliver memukul stir mobilnya, dan terus meloloskan umpatan kasar. Amarah dalam dirinya seakan membakarnya. Beraninya pengacara sialan itu mengancamnya.Suara dering ponsel berbunyi. Refleks, Oliver mengambil ponselnya, dan menatap ke layar tertera nomor Nicole di sana. Dia sempat terdiam sebentar. Dia ingin menolak panggilan itu, tapi dia khawatir membuat Nicole menjadi cemas. Akhirnya, Oliver memutuskan untuk menjawab panggilan telepon itu.“Ya, Nicole?” jawab Oliver berusaha tenang kala panggilan telepon terhubung.“Oliver, kau di mana? Kenapa kau berangkat pagi, tanpa membangunkanku?” ujar Nicole dengan nada sedikit kesal dari seberang sana. “Aku di jalan. Maaf, aku tidak membangunkanmu. Tadi, kau
last updateLast Updated : 2023-11-29
Read more

Bab 127. Aku Tidak Bisa Hidup Tanpamu

“Nicole, cake buatanmu enak sekali. Aku akan sering datang ke sini. Eh, tapi aku sedang diet. Lain kali kau memberikanku salad saja, jangan cake. Aku tidak mau gendut. Nanti Marcel berpaling dariku.” Joice berceloteh begitu riang dan gembira di kala mencoba cake buatan Nicole.Saat ini Joice tengah berada di penthouse milik Oliver. Tentu Nicole yang memberikan alamat penthouse-nya pada Joice. Bukan hanya Joice saja, tapi beberapa keluarga Oliver pun sudah Nicole beri tahu alamat penthouse milik Oliver ini.Awalnya, Oliver memang tak memberi tahu tentang alamat penthouse yang ditempati bersama dengan Nicole ini. Pasalnya, dulu hubungan antara mereka sangatlah rumit, itu kenapa Oliver tak ingin memberi tahu tempat tinggalnya dengan Nicole.Akan tetapi, kondisi sekarang sudah berbeda. Semua kekuarga sudah mengetahui hubungan Oliver dan Nicole. Pun restu telah ada di tangan dua insan itu. Hal itu yang membuat Oliver memperbolehkan Nicole jika memberitahukan tempat tinggal mereka pada kelu
last updateLast Updated : 2023-11-29
Read more

Bab 128. Memiliki Kekuasaan

“Dominic, kapan kita kembali ke New York? Claire sudah merengek menanyakanmu kapan kau pulang.” Camelia melangkah mendekat pada sang suami, yang tengah duduk di ruang kerja. Dia tak bisa kembali ke New York, karena suaminya belum kembali. Namun, Claire—si bungsu yang paling dekat dengan Dominic—sudah merengek agar ayahnya itu cepat kembali ke New York. Dominic menatap sang istri yang berdiri di hadapannya. “Aku belum bisa kembali ke New York, jika hakim belum memberikan hukuman pada Erica dan Shania. Jika Claire merengek, minta dia ke London. Temui aku di sini.”Camelia duduk di pangkuan sang suami. “Sayang, putri kita sedang sibuk dengan tugas sekolahnya. Belakangan ini tugas sekolahnya sangat banyak. Dia belum bisa meninggalkan New York.”Dominic membelai pipi Camelia dengan lembut. “Kalau begitu, kau berikan pengertian pada Claire untuk memahami kondisi di sini. Aku masih belum bisa meninggalkan London.”Camelia menghela napas dalam dan mengangguk paham. “Baiklah, nanti aku akan m
last updateLast Updated : 2023-11-29
Read more

Bab 129. Persidangan

Nicole menatap cermin dengan raut wajah yang sedikit menunjukkan kegugupan. Hari ini adalah hari yang paling Nicole tunggu-tunggu. Hari di mana persidangan Erica dan Shania. Nicole ingin dua wanita iblis itu mendapatkan hukuman berat atas apa yang telah dilakukan.Akan tetapi, jauh dari dalam lubuk hati Nicole terdalam, dia pun memikirkan perasaan ayahnya. Entah, ayahnya datang atau tidak di persidangan, yang pasti ayahnya itu pasti berat melihat Shania diadili. Sebab, bagaimanapun Shania adalah anak kandung ayahnya.Suara dering ponsel menandakan pesan masuk berbunyi. Refleks, Nicole mengambil ponselnya yang ada di atas meja rias, dan menatap ke layar tertera nomor asing mengirimkan pesan. Raut wajah Nicole berubah.*Hentikan persidangan. Cabut tuntutanmu pada Erica dan Shania. Jika kau tetap nekat meneruskan, maka jangan salahkan kalau keluarga dari kekasihmu akan tersakiti. Jangan egois, Nicole. Kau bukan seorang putri yang harus dilindungi.* Tubuh Nicole membekuk kala membaca pes
last updateLast Updated : 2023-11-29
Read more

Bab 130. Keberhasilan

Sang hakim menatap tegas video yang ada di ponsel Oliver. Video di mana menunjukkan bahwa Erica yang menjadi dalang utama pembunuhan ibu Nicole. Belum ada respon apa pun dari sang hakim di kala melihat video tersebut.“Yang Mulia, jika Anda masih kurang bukti, Anda bisa memanggil saksi,” ucap Oliver dengan nada tegas.Sang hakim menatap Oliver. “Siapa saksi yang kau bawa?”“Saat Nicole diculik, Joice Osbert bersama dengannya. Anak buah Erica Tristan, bahkan melakukan kekerasaan sampai membuat Joice mengalami luka di kepalanya. Lalu ada Shawn Geovan, yang juga menjadi saksi kuat tindak kejahatan Erica dan Shania,” jawab Oliver meyakinkan.Sang hakim mengangguk. “Panggil saksi yang kau maksud.”Oliver menggerakan kepala meminta Joice sebagai saksi untuk maju lebih dulu. Tepat di kala Joice sudah maju, jaksa segera mengajukan pertanyaan pada Joice.“Nona Osbert, apa kau bersama dengan Nona Nicole Tristan saat terjadi penculikan?” tanya jaksa pada Joice.“Ya, aku ada di sana. Kami disekap
last updateLast Updated : 2023-11-29
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
21
DMCA.com Protection Status