Semua Bab Rantai Hasrat (Oliver&Nicole): Bab 141 - Bab 150

206 Bab

Bab 141. Maxton Family

Kabar pernikahan Oliver dan Nicole telah tersebar. Baik Oliver dan Nicole sepakat tak menutupi kabar pernikahannya di hadapan media. Bahkan para wartawan diundang untuk hadir di pernikahan Oliver dan Nicole nanti. Persiapan pernikahan Oliver dan Nicole sudah rampung hampir seratus persen.Seluruh keluarga sudah diberi tahu tentang pernikahan Oliver dan Nicole. Oliver tak sama sekali ingin menunda-nunda pernikahan. Setelah apa yang telah terjadi, Oliver ingin segera memiliki Nicole seutuhnya. Beberapa pihak luar, memang kerap membicarakan tentang Nicole. Pasalnya, sebelumnya kabar tentang pernikahan Oliver dan Shania sudah tercium oleh media. Namun, dalam hitungan detik semuanya berubah menjadi Oliver akan menikah dengan Shania. Itu yang membuat pertanyaan besar publik.Akan tetapi, karena tindakan yang dilakukan oleh Shania sangat jahat, Nicole berhasil menarik perhatian publik. Semua orang simpatik atas apa yang telah terjadi pada Nicole. Tak ragu publik mengatakan Nicole jauh lebih
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-02
Baca selengkapnya

Bab 142. Upacara Pernikahan

Gaun pengantin dengan model royal gown tampak begitu indah di tubuh Nicole. Riasan sedikit tebal, tapi tak sama sekali berlebihan di wajah Nicole. Bibir wanita itu sedikit tebal, membuatnya terlihat sangat seksi. Meski memiliki tubuh mungil, tapi beberapa bagian tubuh Nicole berisi.Nicole memiliki lekuk tubuh yang indah memukau, dan mampu menghipnotis banyak orang karena kagum padanya. Satu lagi, point yang membuat Nicole tampil semakin indah adalah rambut pirang tebalnya. Warna pirang seperti emas begitu kontras di kulit putih wanita itu.Ya, hari ini adalah hari yang telah ditunggu-tunggu oleh Nicole dan Oliver. Hari di mana mereka akan segera menjadi pasangan suami istri. Setelah banyaknya masalah yang hadir, nyatanya mereka telah mampu melewati badai masalah yang hadir.Sembilan tahun mereka sempat berpisah, siapa yang menyangka semesta kembali mempertemukan. Harusnya yang Oliver nikahi adalah Shania, bukan Nicole. Namun, takdir memang tak ada yang bisa memprediksi. Nicole terse
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-02
Baca selengkapnya

Bab 143. Pesta Pernikahan

Nicole sedikit mendesah di kala merasa kelelahan. Heels yang dipakai wanita itu begitu tinggi membuat kakinya pegal. Nicole memiliki tubuh yang mungil. Tinggi wanita itu cukup berbeda jauh dengan tubuh Oliver. Itu kenapa Nicole memutuskan menggunakan heels tinggi agar bisa terlihat cocok dengan Oliver.Rangkaian acara pernikahan ini sangat panjang dan cukup melelahkan. Ribuan tamu undangan, keluarga besarnya dan keluarga besar Oliver, ditambah harus wawancara dengan para wartawan membuat Nicole memang cukup merasa lelah. Namun tentu, rasa bahagia menyelimutinya.“Apa kau lelah?” Oliver membelai pipi Nicole lembut.Nicole tersenyum. “Sedikit.”Oliver menarik tubuh Nicole masuk ke dalam pelukannya. “Acara sebentar lagi selesai. Sabarlah sebentar.” Nicole mengangguk dari dalam pelukan Oliver. “Iya, Sayang. Tenang saja. Tidak usah mencemaskanku.” “Ehm!” Shawn berdeham seraya melangkah menghampiri Nicole dan Oliver. Refleks, Nicole dan Oliver mengalihkan pandangan mereka menatap Shawn y
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-02
Baca selengkapnya

Bab 144. Bukan Malam Pertama

Aroma pengharum ruangan lavender bercampur vanilla menyeruak ke indra penciuman Nicole yang masuk ke dalam kamar pengantin—digendong oleh Oliver. Nicole kelelahan dan tak sanggup untuk berdiri.Ya, rangkaian acara pernikahan yang panjang membuat Nicole kelelahan. Untungnya, Oliver yang memahami, langsung segera berinisiatif menggendong Nicole sampai masuk ke dalam kamar pengantin mereka.Sebenarnya, Nicole sedikit malu karena tadi menjadi pusat perhatian di kala Oliver menggendongnya, tapi karena rasa lelah tak bisa tertolong membuat Nicole akhirnya menahan rasa malu dalam dirinya. Lagi pula sekarang dirinya dan Oliver sudah resmi menjadi sepasang suami istri.Oliver mendudukkan tubuh Nicole ke pinggir ranjang, dan membantu melepaskan heels Nicole. Pria itu memijat pelan telapak kaki Nicole, hingga membuat Nicole sedikit merintih kesakitan.“Oliver,” rintih Nicole pelan.Oliver mendongakkan kepalanya, menatap Nicole. “Kenapa kau memilih heels tinggi sekali seperti ini? Kau kan tahu ra
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-02
Baca selengkapnya

Bab 145. Bulan Madu?

“Hmmmm.” Nicole menggeliat di kala sinar matahari tembus dari sela jendela, menyentuh wajahnya. Namun, tatapan Nicole kini teralih pada Oliver yang malah tengah mengisap puting payudaranya. Pantas saja tubuhnya merasakan gelenyar nikmat.“Morning.” Oliver melepaskan kulumannya, dan mensejajarkan wajahnya ke wajah cantik sang istri.Nicole melingkarkan tangannya di leher Oliver. “Kau ini sudah seperti bayi besar saja.”Oliver mengulum senyumannya dan mengecup bibir sang istri. “Aku tidak bisa berhenti menyentuhmu, Sayang.”Nicole menyapukan hidungnya ke hidung Oliver. “Jadi, hari ini kau akan membawaku ke mana? Kau belum memberitahuku kota mana, yang akan menjadi tempat kita berbulan madu, hm?”Oliver membelai pipi Nicole. “Ke sebuah kota yang indah. Kau pasti akan suka.”Nicole mengetuk-ngetuk dagunya dengan telunjuk. “Paris? Los Angeles? Las Vegas? Atau, Tokyo?”“Nope, tebakanmu salah semua.”“Lalu ke mana, Sayang?”“Rahasia. Nanti kau akan tahu.”Nicole mencebikkan bibirnya. “Menyeb
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-02
Baca selengkapnya

Bab 146. Welcome Bali

Nicole mengendarkan pandangannya menatap kamar yang ada di pesawat pribadi milik Oliver. Kamar maskulin dengan nuansa abu-abu tua kombinasi hitam ini sangatlah indah dan menyejukkan mata. Jika bosan, Nicole bisa melihat kumpulan awan putih dari jendela kecil yang ada di dalam kamar.Ya, kini Nicole berada di pesawat pribadi sang suami. Entah ke kota mana suaminya itu akan membawanya. Dia sudah berkali-kali bertanya, tapi tak kunjung dijawab oleh Oliver. Itu kenapa dia memilih untuk diam saja, sampai dirinya tahu sendiri ke mana suaminya itu mengajaknya berbulan madu.Nicole mengambil bantal besar dan memeluknya. Tadi Oliver keluar karena ingin minum vodka. Oliver keluar kamar bertepatan dengan Nicole yang tertidur pulas. Tentu, Nicole tahu bahwa Oliver tak ingin mengganggunya yang tidur pulas.Nicole mengambil orange juice yang ada di atas meja, dan meminumnya perlahan. Rasa segar juice menyegarkan tenggorokan Nicole yang sedikit kering. Hingga kemudian, tatapan Nicole teralih pada su
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-02
Baca selengkapnya

Bab 147. Apa Kau Sakit?

Balutan gaun berwarna cream dengan motif bunga-bunga kecil dengan model tali spaghetti, tampak begitu indah di tubuh Nicole. Rambut diikat messy bun ke atas menunjukan leher jenjang mulus milik wanita itu. Ya, kini Nicole tengah bersiap-siap untuk makan malam bersama dengan Oliver di pinggir pantai. Entah ke pantai mana suaminya itu akan membawanya, tapi yang pasti Nicole akan makan malam romantis dengan sang suami tercinta.“Nicole? Apa kau sudah siap?” Oliver menghampiri Nicole yang sudah tampil cantik.Nicole membalikkan badannya, menghadap sang suami, dan hendak memeluk suaminya itu, namun tiba-tiba Nicole mual di kala mencium aroma tubuh suaminya itu. “Sayang, kenapa kau mengganti parfume-mu?” serunya sambil menekan hidung, akibat tak sanggup menahan bau.Kening Oliver mengerut dalam seraya menciumi tubuhnya sendiri. “Aku tidak mengganti parfume-ku. Ini tetap parfume yang biasa aku pakai, Nicole.”Nicole berdecak kesal. “Kau bohong. Ini berbeda. Sekarang kau ganti kausmu. Pakai p
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-02
Baca selengkapnya

Bab 148. Keanehan Nicole

Nicole merasa mual luar biasa di kala pagi menyapa. Wanita itu sampai enggan memakan makanan yang terhidang akibat rasa mual yang tak tertahankan. Nicole tak muntah, dia hanya mual saja. Hal itu yang mengakibatkan sejak tadi Nicole terbaring lemah di ranjang.Sebelumnya, Oliver membujuk Nicole agar mau diperiksa dokter, tapi Nicole sedang tak mau bertemu dengan orang luar. Bahkan ada pelayan yang mengantarkan makanan saja, tak bisa masuk ke dalam kamar karena Nicole enggan bertemu dengan orang luar. Satu-satunya yang bisa menemui Nicole tentu hanya Oliver.Nicole sendiri tak mengerti kenapa dengan perubahan sifatnya. Mungkin karena kelelahan menjadikan mood Nicole sedang tidak baik. Beruntung, Oliver sangat mengerti akan Nicole. Oliver tak sama sekali marah, malah pria itu selalu menuruti apa pun yang istrinya inginkan.Suara dering ponsel terdengar. Nicole yang masih berbaring di ranjang, mengambil ponselnya yang ada di atas nakas, dan melihat ke layar tertera nama ‘Joice’ di sana.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-02
Baca selengkapnya

Bab 149. Tes Kehamilan

Di tengah malam yang larut, tiba-tiba Nicole terbangun dari tidurnya. Wanita itu berada di dalam pelukkan Oliver, namun sayangnya Nicole tak tidur dengan tenang, hingga membuatnya terbangun di tengah malam.Nicole mengendarkan pandangannya sebentar ke sekeliling, melihat ke setiap sudut kamar yang gelap. Dia sudah tak terlalu takut lagi pada gelap, karena Oliver sudah membiasakannya. Pun Oliver telah mengajarinya untuk melawan rasa takut.Nicole menoleh menatap Oliver yang masih tertidur pulas. Suaminya itu sama sekali tak menyadari kalau dirinya terbangun di tengah malam. Nicole tersenyum hangat melihat wajah tampan dan gagah sang suami.Seketika sesuatu hal muncul di dalam pikiran Nicole. Sesuatu di mana, wanita itu mengingat ucapan ibu mertuanya. Jantungnya berdebar kencang. Rasa takut dan bingung menyelinap dalam diri Nicole, dan menimbulkan kecemasan yang tak menentu.Nicole menyibak selimut, turun dari ranjang seraya mengambil ponselnya yang ada di atas nakas, dan melangkah meni
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-02
Baca selengkapnya

Bab 150. Aku Sangat Takut Kehilanganmu

Asap rokok mengepul di udara, perlahan hilang bersamaan dengan angin. Oliver berdiri di smooking area di hotel di mana dia dan Nicole tempati selama di Bali. Tampak raut wajah Oliver sedikit kesal. Pria itu sama sekali tak mengira akan bertemu dengan Carlos di moment dirinya dan Nicole tengah berbulan madu.Sejak Oliver lulus SMA, Oliver sama sekali tidak lagi berhubungan dengan teman-teman sekolahnya. Pria itu memilih untuk langsung ke Boston melanjutkan pendidikannya. Bagi Oliver, teman-temannya dulu tak layak dikatakan sebagai ‘Teman’. Hal itu yang membuat Oliver memutuskan untuk menjauh.Oliver melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya sekilas, lalu di kala dia merasa bahwa sudah terlalu lama berada di luar, dia segera menekan putung rokok ke asbak, mematikan rokok tersebut. Pria tampan itu hendak melangkah masuk ke dalam hotel, dia tak mau terlalu lama meninggalkan Nicole, tetapi di kala baru saja melangkah—dering ponsel Oliver berbunyi. Dia merogoh ponselnya dan me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-02
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
21
DMCA.com Protection Status