Nicole mengendarkan pandangannya menatap kamar yang ada di pesawat pribadi milik Oliver. Kamar maskulin dengan nuansa abu-abu tua kombinasi hitam ini sangatlah indah dan menyejukkan mata. Jika bosan, Nicole bisa melihat kumpulan awan putih dari jendela kecil yang ada di dalam kamar.Ya, kini Nicole berada di pesawat pribadi sang suami. Entah ke kota mana suaminya itu akan membawanya. Dia sudah berkali-kali bertanya, tapi tak kunjung dijawab oleh Oliver. Itu kenapa dia memilih untuk diam saja, sampai dirinya tahu sendiri ke mana suaminya itu mengajaknya berbulan madu.Nicole mengambil bantal besar dan memeluknya. Tadi Oliver keluar karena ingin minum vodka. Oliver keluar kamar bertepatan dengan Nicole yang tertidur pulas. Tentu, Nicole tahu bahwa Oliver tak ingin mengganggunya yang tidur pulas.Nicole mengambil orange juice yang ada di atas meja, dan meminumnya perlahan. Rasa segar juice menyegarkan tenggorokan Nicole yang sedikit kering. Hingga kemudian, tatapan Nicole teralih pada su
Balutan gaun berwarna cream dengan motif bunga-bunga kecil dengan model tali spaghetti, tampak begitu indah di tubuh Nicole. Rambut diikat messy bun ke atas menunjukan leher jenjang mulus milik wanita itu. Ya, kini Nicole tengah bersiap-siap untuk makan malam bersama dengan Oliver di pinggir pantai. Entah ke pantai mana suaminya itu akan membawanya, tapi yang pasti Nicole akan makan malam romantis dengan sang suami tercinta.“Nicole? Apa kau sudah siap?” Oliver menghampiri Nicole yang sudah tampil cantik.Nicole membalikkan badannya, menghadap sang suami, dan hendak memeluk suaminya itu, namun tiba-tiba Nicole mual di kala mencium aroma tubuh suaminya itu. “Sayang, kenapa kau mengganti parfume-mu?” serunya sambil menekan hidung, akibat tak sanggup menahan bau.Kening Oliver mengerut dalam seraya menciumi tubuhnya sendiri. “Aku tidak mengganti parfume-ku. Ini tetap parfume yang biasa aku pakai, Nicole.”Nicole berdecak kesal. “Kau bohong. Ini berbeda. Sekarang kau ganti kausmu. Pakai p
Nicole merasa mual luar biasa di kala pagi menyapa. Wanita itu sampai enggan memakan makanan yang terhidang akibat rasa mual yang tak tertahankan. Nicole tak muntah, dia hanya mual saja. Hal itu yang mengakibatkan sejak tadi Nicole terbaring lemah di ranjang.Sebelumnya, Oliver membujuk Nicole agar mau diperiksa dokter, tapi Nicole sedang tak mau bertemu dengan orang luar. Bahkan ada pelayan yang mengantarkan makanan saja, tak bisa masuk ke dalam kamar karena Nicole enggan bertemu dengan orang luar. Satu-satunya yang bisa menemui Nicole tentu hanya Oliver.Nicole sendiri tak mengerti kenapa dengan perubahan sifatnya. Mungkin karena kelelahan menjadikan mood Nicole sedang tidak baik. Beruntung, Oliver sangat mengerti akan Nicole. Oliver tak sama sekali marah, malah pria itu selalu menuruti apa pun yang istrinya inginkan.Suara dering ponsel terdengar. Nicole yang masih berbaring di ranjang, mengambil ponselnya yang ada di atas nakas, dan melihat ke layar tertera nama ‘Joice’ di sana.
Di tengah malam yang larut, tiba-tiba Nicole terbangun dari tidurnya. Wanita itu berada di dalam pelukkan Oliver, namun sayangnya Nicole tak tidur dengan tenang, hingga membuatnya terbangun di tengah malam.Nicole mengendarkan pandangannya sebentar ke sekeliling, melihat ke setiap sudut kamar yang gelap. Dia sudah tak terlalu takut lagi pada gelap, karena Oliver sudah membiasakannya. Pun Oliver telah mengajarinya untuk melawan rasa takut.Nicole menoleh menatap Oliver yang masih tertidur pulas. Suaminya itu sama sekali tak menyadari kalau dirinya terbangun di tengah malam. Nicole tersenyum hangat melihat wajah tampan dan gagah sang suami.Seketika sesuatu hal muncul di dalam pikiran Nicole. Sesuatu di mana, wanita itu mengingat ucapan ibu mertuanya. Jantungnya berdebar kencang. Rasa takut dan bingung menyelinap dalam diri Nicole, dan menimbulkan kecemasan yang tak menentu.Nicole menyibak selimut, turun dari ranjang seraya mengambil ponselnya yang ada di atas nakas, dan melangkah meni
Asap rokok mengepul di udara, perlahan hilang bersamaan dengan angin. Oliver berdiri di smooking area di hotel di mana dia dan Nicole tempati selama di Bali. Tampak raut wajah Oliver sedikit kesal. Pria itu sama sekali tak mengira akan bertemu dengan Carlos di moment dirinya dan Nicole tengah berbulan madu.Sejak Oliver lulus SMA, Oliver sama sekali tidak lagi berhubungan dengan teman-teman sekolahnya. Pria itu memilih untuk langsung ke Boston melanjutkan pendidikannya. Bagi Oliver, teman-temannya dulu tak layak dikatakan sebagai ‘Teman’. Hal itu yang membuat Oliver memutuskan untuk menjauh.Oliver melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya sekilas, lalu di kala dia merasa bahwa sudah terlalu lama berada di luar, dia segera menekan putung rokok ke asbak, mematikan rokok tersebut. Pria tampan itu hendak melangkah masuk ke dalam hotel, dia tak mau terlalu lama meninggalkan Nicole, tetapi di kala baru saja melangkah—dering ponsel Oliver berbunyi. Dia merogoh ponselnya dan me
Oliver membelai pipi Nicole dan mengecupi lembut bibir istrinya itu. Mata Nicole masih sembab, dan hidung pun memerah. Wajar saja, sepanjang malam Nicole menangis akibat cemburu. Well, Oliver sedikit tak mengira Nicole akan mengamuk jika cemburu. Padahal dirinya sudah menjelaskan bahwa dirinya tak memiliki hubungan special dengan Tera.Namun, meski sempat berdebat, Oliver gemas pada Nicole. Belakangan ini memang sifat Nicole berubah-ubah. Mood naik turun. Entah Oliver tak mengerti akan perubahan mood pada Nicole. Sebelumnya, istrinya itu baik-baik saja. Bahkan sebelum bulan madu, sang istri sangat sehat. Jika sebelum bulan madu, Oliver tahu Nicole kurang sehat, maka pasti dia akan menunda berbulan madu. Pria tampan itu tak mau sampai ada hal buruk yang menimpa istri tercintanya.Sayup-sayup mata Nicole mulai terbuka, perlahan tatapan mata Nicole menatap Oliver yang tengah memeluknya. Senyuman di wajah Nicole terlukis. Wanita itu langsung membenamkan wajahnya di dada bidang sang suami.
Tubuh Oliver membeku. Manik mata cokelat gelap Oliver menatap terkejut benda pipih yang ada di tangannya. Debar jantungnya berpacu lebih kencang dari biasanya. Perasaannya campur aduk tak menentu. Dia meremas pelan hasil testpack itu. Otaknya berputar keras, mencerna semua ini. Dua garis merah menandakan di mana hasilnya adalah positive hamil. Tapi tunggu, jadi Nicole hamil? Tapi kenapa Nicole tidak cerita padanya? Raut wajah Oliver sangat kacau akibat dilanda kebingungan. Bahagia, kesal, bingung semuanya melebur menjadi satu. Rasanya tak mungkin Nicole menyembunyikan sesuatu darinya. Terlebih ini sangat penting. Beberapa detik, Oliver masih diam memikirkan semua ini. Hingga ketika sesuatu hal muncul di pikirannya, buru-buru dia membuka ponselnya, mencari di internet tentang ciri-ciri wanita hamil.Seketika mata Oliver menajam membaca di internet tentang ciri-ciri wanita hamil. Pria itu meremas kuat ponselnya. Ciri-ciri wanita hamil, persis seperti yang dialami Nicole belakangan ini
Oliver mengusap lembut perut Nicole yang masih rata. Tangan kokoh pria itu seakan tak mau lepas dari perut sang istri. Di kala pagi menyapa, Oliver sudah mengajak Nicole berkeliling hotel sebentar demi agar sang istri berjemur, dan sekarang Oliver bersama dengan Nicole sudah kembali ke kamar hotel mereka.Sejak Oliver tahu Nicole hamil, dia banyak mencari tahu banyak tentang wanita hamil. Seperti contoh wanita hamil bagus untuk berjemur di pagi hari. Tak hanya itu saja, Oliver bahkan meminta hotel menyiapkan chef khusus untuk Nicole. Semua makanan yang masuk di tubuh Nicole haruslah mengandung banyak vitamin.Oliver ingin memberikan yang terbaik untuk sang istri. Terlebih ini adalah kehamilan pertama istri tercintanya itu. Memang berkali-kali Nicole jengah dengan Oliver yang keterlaluan overprotective. Bahkan Nicole sampai kerap berdebat dengan Oliver, akibat pria itu yang sangat amat overprotective.Namun, Nicole tak bisa membatah. Jika Oliver sudah memberikan larangan, maka mau tak