Semua Bab Rantai Hasrat (Oliver&Nicole): Bab 101 - Bab 110

206 Bab

Bab 101. Permainan Dimulai II

Oliver menatap langit yang gelap. Awan mendung telah menutupi kemegahan langit. Jarum jam berjalan seakan sangat lambat. Tampak raut wajah Oliver membendung kemarahan yang tak tertahan. Tangannya terkepal begitu kuat menandakan pria itu tengah berusaha mengendalikan emosi dan amarahnya.Hati dan otak Oliver tak bisa tenang mendapatkan kabar Nicole akan dijual oleh Erica dan Shania. Dua wanita iblis itu benar-benar memiliki hati busuk. Oliver bersumpah akan melenyapkan mereka, jika sampai mereka melukai Nicole.“Shit!” Oliver mengumpat kasar. Benak Oliver langsung teringat akan penguntit Nicole tempo hari. Itu pasti orang suruhan Erica dan Shania. Dua wanita iblis itu ingin berusaha memisahkannya dari Nicole. Suara langkah kaki masuk ke dalam kamar hotel, refleks Oliver mengalihkan pandangannya menatap Dominic dan Shawn yang mendekat padanya. Raut wajah paman dan sepupunya itu nampak begitu serius.“Oliver, satu jam lagi kita akan berangkat. Kita harus menggunakan nama samaran. Ingat
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-12
Baca selengkapnya

Bab 102. Pelelangan

Mobil yang dilajukan Oliver melaju kencang membelah keheningan malam kota Madrid. Jalanan yang dilalui tampak begitu sepi dan sunyi seperti tak ada tanda-tanda kehidupan. Lampu jalanan pun tak ada. Oliver menggunakan lampu jarak jauh di mobilnya, guna melihat jalanan yang ada di depan.“Paman, kau yakin ini jalanan yang harus kita lalui?” tanya Oliver memastikan. Mata pria itu mengendar ke sekitar, menajamkan pandangannya waspada karena takut ada jebakan.Dominic mengangguk. “Teruslah jalan. Kita sudah benar. Semakin kau masuk ke dalam, jalanan akan sepi. Nanti akan ada dua penjaga di depan yang akan menghentikan mobil kita. Mereka akan memeriksa keaslian undangan kita.”Oliver mengangguk merespon ucapan Domininic seraya kian menginjak pedal gas, menambah laju mobilnya. Pria tampan itu ingin sekali segera bertindak cepat, tetapi pria itu tak mau menghancurkan apa yang telah pamannya rencananya. Pun Oliver takut tindakan terburu-buru malah akan menghancurkan semuanya.Di persimpangan,
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-12
Baca selengkapnya

Bab 103. Penawaran Harga Tertinggi

“Para tamu hadirin, tiba saatnya kita berada di puncak acara. Dewi cantik malam ini pasti akan menemani malam indah kalian. Aku pastikan bahwa Dewi cantik ini tidak memiliki satu pun noda di kulitnya. Sangat cantik dan sempurna.” Sang pembawa acara menatap Nicole yang berada di dalam sangkar emas—dengan wajah yang tampak begitu takut. “Penawaran harga dibuka dengan nominal satu Miliar USD. Silahan untuk mengajukan penawaran tinggi.”Raut wajah Nicole memucat dengan rasa takut yang menelusup ke dalam diri. Dia ingin sekali melarikan diri, akan tetapi tak mungkin karena dirinya berada di dalam sangkar emas. Tentu, dia pun pasti akan ditangkap jika sampai mencoba melarikan diri. Pun kalau Nicole berteriak tetap tidak akan menghasilkan apa pun.Mata Nicole sudah berkaca-kaca, menahan air matanya agar tak tumpah. Jauh dari dalam lubuk hatinya terdalam, Nicole berharap Oliver mampu menyelamatkannya. Hatinya yakin tapi tidak dengan logikanya. Nicole seperti berada di pinggir jurang kematian.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-12
Baca selengkapnya

Bab 104. Mulai Merasa Curiga  

Bibir Oliver mengulum atas dan bawah bibir Nicole penuh damba. Dua insan saling mencintai itu seakan terlena akibat api kerinduan yang kian menggelora. Mereka berciuman begitu panas dan penuh tuntutan agresif yang tak bisa tertahankan. Beberapa hari tak bertemu, membuat mereka amat sangat merindu satu sama lain. Tubuh mereka layaknya nikotin yang telah menjadi candu dan tak bisa hilang.Nicole melepaskan pagutan itu berkata pelan, “Oliver, dalang di balik semua ini adalah Erica dan Shania.”Oliver membelai pipi Nicole lembut. “I know. Joice sudah menceritakan semuanya padaku.”Nicole terkejut di kala Oliver menyebut nama Joice. Ingatannya langsung tergali akan Joice yang memakai rompi dengan bahan peledak. “Oliver, bagaimana keadaan Joice? Dia baik-baik saja, kan? Tidak terjadi sesuatu hal buruk padanya, kan?”Oliver menjumput rambut Nicole, ke belakang daun telinga wanita itu. “Tidak usah khawatirkan Joice. Dia baik-baik saja. Marcel sudah membawa Joice ke rumah sakit.” Tatapan Olive
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-12
Baca selengkapnya

Bab 105. Sebuah Rahasia yang Terkuak

Bunyi alarm pertanda bahaya cukup keras terdengar di ruang megah pelelangan itu. Beberapa tamu undangan memilih untuk pergi, karena mereka berpikir tempat itu telah tercium oleh FBI, sedangkan puluhan penjaga mengepung tempat itu, mencari penyusup yang masuk.“Paman, kita tidak mungkin bisa pergi sekarang,” seru Shawn pelan menatap pamannya.Dominic mengembuskan napas panjang melirik jam tangannya. “Mereka sudah mencium adanya penyusup masuk. Maka tidak ada jalan lain selain menghapi mereka. Kau tidak takut, kan?” Dominic melirik Shawn sekilas.Shawn tersenyum samar. “Of course not. Darah Geovan mengalir di tubuhku. Tidak mungkin aku mengenal kata takut.”Dominic menyipitkan sedikit matanya, mengendar ke sekitar. “Good. Perhatikan setiap Gerakan mereka. Yang kau lawan adalah penjaga yang terbiasa dalam transaksi pasar gelap. Cara mereka membunuh bukan hanya menembak atau menikam, tapi mereka bisa menebas kepalamu.”Shawn berusaha mencari cara untuk menjebak para penjaga. “Paman, perin
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-12
Baca selengkapnya

Bab 106. Let’s Play the Game

Ketegangan membentang ruang megah itu. Oliver, Dominic, dan Shawn telah melepas topeng mereka. Tatapan mereka menatap tajam pria bernama Otis. Nicole yang berada di belakang Oliver dan Shawn tak mampu berkata-kata. Wanita itu begitu terkejut dengan apa yang baru saja dirinya dengar.Sebenarnya, Oliver dan Shawn pun amat terkejut. Mereka sama sekali tak pernah tahu masa lalu paman mereka. Selain itu, baik Oliver dan Shawn tak menyangka karena apa yang dia dengar rasanya tak mungkin. Akan tetapi, kenyataannya paman mereka sama sekali tidak mengelak akan apa yang dikatakan Otis. Itu artinya, apa yang dikatakan Otis adalah benar dan bukanlah hal yang mengada-ada.Erica sejak tadi bergeming di tempatnya, dengan raut wajah yang tampak begitu terkejut. Wanita paruh baya itu menatap Dominic dengan tatapan tak percaya. Tak pernah terbesit olehnya kalau pria yang membunuh mantan kekasihnya adalah Dominic Geovan—paman Oliver.“O-Otis, kau tidak becanda, kan? Di depanmu itu putra bungsu dari kelu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-12
Baca selengkapnya

Bab 107. Sebuah Pengorbanan yang Besar

BrakkkTubuh Oliver terpental cukup jauh di kala mendapatkan tendangan dari Otis. Terlihat jelas Dominic dan Shawn ingin membantu, tapi anak buah Otis begitu banyak menyerang Dominic dan Shawn membuat mereka tak bisa membantu Oliver dengan cepat. Mereka harus menghabisi anak buah Otis lebih dulu agar bisa membantu Oliver.“Otis! Jangan lukai Oliver! Aku bersumpah akan membunuhmu, jika sampai kau melukai Oliver!” seru Shania dengan nada keras. Wanita itu hendak menolong Oliver, tetapi Erica segera menahan lengan Shania, tak membiarkannya untuk bertindak konyol dan bodoh. Berkali-kali Shania ingin berontak, tapi berujung sia-sia.“Oliver…” Raut wajah Nicole memucat melihat Oliver terpental jauh. Rasa takut dan panik melingkupinya—membuat debar jantungnya berpacu tak karuan. Dia amat sangat takut terjadi sesuatu hal buruk pada Oliver.“Masih ingin berani melawanku, Anak Muda?” Otis menyunggingkan senyuman sinis penuh kemenangan melihat Oliver tersungkur. Akan tetapi, meski Otis membuat O
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-12
Baca selengkapnya

Bab 108. Sebuah Pengorbanan yang Besar II

“Shawn!” jerit Nicole begitu keras melihat Shawn tumbang dengan bersimbah darah. Teriakan wanita itu bercampur dengan tangis yang mendera. Tangis yang menunjukkan jelas betapa hancur hatinya. Tampak jelas wajah Shawn memucat membuat rasa takut dalam diri Nicole semakin menelusup ke dalam dirinya.Dominic menatap nanar keponakannya yang tergeletak tak berdaya di lantai. Darah yang mengalir di tubuh Shawn begitu banyak membanjiri lantai. Kilat mata Dominic menajam membendung kemarahan.Dominic ingin membantu melawan Otis, tapi kini anak buah Otis berhamburan semakin banyak membuat Dominic mau tak mau harus menghabisi anak buah Otis lebih dulu. Amarah dalam dirinya layaknya bara api yang telah membakarnya. Dengan penuh emosi, Dominic membabi-buta menyerang anak buah Otis.Oliver menjatuhkan tubuhnya ke lantai, air matanya satu demi satu tak tertahan melihat Shawn bersimbah darah di depannya. Wajah Shawn kian memucat bahkan kini bibirnya sudah membiru seakaan menunjukkan bahwa seluruh t
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-12
Baca selengkapnya

Bab 109. Harapan yang Tak Pernah Pupus

Oliver membelai lembut pipi Nicole yang tertidur begitu lelap. Beberapa menit lalu, dokter memberikan obat penenang pada Nicole. Setelah apa yang telah terjadi membuat Nicole tertekan dan merasa bersalah. Hal itu yang akhirnya membuatnya meminta dokter memberikan obat penenang pada sang kekasih. Oliver mengecup kening Nicole. Hatinya memang tak bisa tenang karena terus memikirkan keadaan Shawn, tapi setidaknya Oliver sedikit tenang karena Nicole bisa terselamatkan. Pria tampan itu tak tahu bagaimana kehidupanya jika sampai terjadi hal buruk pada Nicole. “Tidurlah. Kau butuh istirahat,” bisik Oliver sambil memberikan kecupan di bibir sang kekasih. Oliver bangkit berdiri seraya menyelimuti tubuh Nicole dengan selimut tebal. Dia membalikkan tubuhnya, menatap empat pelayan baru saja masuk ke dalam. Sebelumnya dia telah meminta pelayan datang ke ruang rawat Nicole, untuk menjaga kekasihnya itu. “Tuan.” Empat pelayan itu menundukkan kepala, menyapa dengan sopan.Oliver mengangguk s
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-12
Baca selengkapnya

Bab 110. Kejahatan Tak Pernah akan Menang

“No, Shawn!” teriak Nicole dengan kuat seraya membuka mata, dengan napas yang memburu. Wanita itu terbangun dari tidurnya karena mimpi buruk. Peluh membanjiri wajahnya. Ketakutan dan rasa cemas menghantui amat sangat melingkupinya.“Nicole?” Oliver masuk ke dalam ruang rawat Nicole, di kala mendengar suara jeritan Nicole. Para pelayan yang ada di sana hendak menghampiri Nicole, tetapi Oliver memberikan isyarat pada pelayan untuk pergi. Pria itu ingin sendiri menemani Nicole. Para pelayan patuh dan segera pergi dari sana.Air mata Nicole berlinang jatuh membasahi pipinya. Oliver duduk di tepi ranjang memberikan pelukan pada Nicole begitu erat. Pria tampan itu mengecupi rambut Nicole dan mengusap rambut panjang dan indah kekasihnya itu.“Oliver, aku bermimpi Shawn meninggalkan kita selamanya,” isak Nicole dalam pelukan sang kekasih. “Ini semua salahku. Jika saja Shawn tidak ikut menyelamatkanku, pasti dia tidak akan sampai seperti ini.”Oliver menangkup kedua pipi Nicole, dan menyeka ai
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-12
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
21
DMCA.com Protection Status