Semua Bab Jerat Obsesi Presdir Tampan: Bab 11 - Bab 20

122 Bab

Rasa Cemburu

"Nila!" panggil Danu membuat Nila menghentikan langkahnya keluar dari area kantor. Danu baru saja turun dari mobilnya dan menghampirinya."Pulang bareng, yuk. Kita jemput Haiden sekalian," tawar pria itu."Nggak ngerepotin nih, Pak?" tanya Nila.Danu meloloskan tawanya. "Ini sudah di luar jam kantor. Jangan panggil Pak lagi lah, Nil. Aneh banget rasanya."Nila mencebik. "Aku naik taksi aja.""Jangan lah. Aku pingin ketemu Haiden juga kok." "Ya, udah lah," timpal Nila pasrah. Nila pun mengikuti langkah Danu menuju mobilnya. Sekilas, dia melihat mobil Jason melintas. Kemudian dia masuk ke dalam mobil Danu."Gimana kerja jadi aspri Pak Jason, galak nggak dia sekarang?" tanya Danu mengawali obrolan, setelah mobilnya melaju meninggalkan area kantor. "Nggak galak sama sekali, Dan. Aneh menurutku. Kenapa sikapnya tiba-tiba berubah seperti itu, ya?" tanya Nila. Danu tersenyum mendengar ucapan Nila. "Ya, begitulah dia, orangnya susah ditebak," kekehnya. "Yang penting gajiku naik berkali-ka
Baca selengkapnya

Prasangka Buruk

Nila sedang membuat kopi untuk Jason di pantry saat Bu Yolanda menghampirinya. Wajah perempuan paruh baya itu tampak tidak ramah. "Nila, kamu ngasih apa ke Pak Jason, kok bisa tiba-tiba dia mengangkat kamu jadi asisten pribadi?" tanya Bu Yolanda tanpa basa-basi. Dia sudah kesal dari beberapa hari ini sejak Nila naik pangkat. Padahal dirinya yang sudah bekerja bertahun-tahun di kantor ini. Seharusnya dirinyalah yang diangkat menjadi sekretraris pribadi Jason."Maksudnya gimana, Bu?" tanya Nila tak mengerti dengan maksud wanita itu. "Jadi kamu pikir kamu bisa memakai tubuhmu untuk mendapatkan jabatan sebagai sekretaris pribadi Pak Jason?" tanya Bu Yolanda dengan nada yang tajam.Nila terkejut dan bingung. Dia tak pernah memikirkan hal itu. Dia hanya mencoba melakukan pekerjaannya dengan baik. Mengapa Bu Yolanda menuduhnya seperti itu."Tidak, Bu. Saya tidak pernah berpikir seperti itu. Saya hanya mencoba melakukan pekerjaan saya dengan baik," ujar Nila, mencoba menjelaskan diri."Tapi
Baca selengkapnya

Hampir Terulang

"Acara gala dinner akhir pekan si Puncak, saya minta kamu ikut, ya." Setelah mengatakan hal itu pada Nila, Jason menghilang di balik pintu. Nila mengecek jadwal yang telah dia susun seminggu ini untuk Jason di layar komputernya. Benar adanya. Kenapa dia bisa lupa. Acara itu akan berlangsung semalam. Artinya, Nila harus menitipkan Haiden pada temannya lagi. Sepertinya, hal-hal seperti ini yang harus Nila persiapkan sebagai asisten pribadi Jason. Dia harus menemani pria itu menghadiri acara ke luar kota meskipun di luar hari kerja. Akhir pekan pun tiba, Nila berangkat ke Puncak bersama Jason. Hanya berdua. Entah kenapa, lagi-lagi pria itu tidak membawa supir. Dia lebih senang menyetir sendiri. Sepanjang perjalanan, Nila merasa begitu canggung. Dia baru pertama kali melakukan perjalanan yang cukup panjang, menempuh waktu hampir dua jam, dengan Jason. Acara gala dinner para pengusaha muda akan diadakan di sebuah villa mewah nanti malam. Villa yang sama tempat Nila menginap. Kamarnya be
Baca selengkapnya

Tuntutan

Jason yang baru saja melangkahkan kaki ke dalam rumah langsung dihadang oleh Santi yang memasang wajah angker. Wanita yang telah melahirkannya itu sepertinya sedang sangat kesal padanya. Jason bisa menebak alasannya. Pasti Tamara mengadu padanya tentang apa yang Jason katakan malam itu. "Jason, kamu ngomong apa sama Tamara, kok dia datang nangis-nangis katanya nggak mau sampai kehilangan kamu?" tanya Santi. "Memangnya Tamara nggak cerita aku ngomong apa, Ma?" "Cerita. Tapi mama nggak begitu mengerti maksud Tamara apa. Kamu ngomong apa sama dia?" desak Santi."Aku cuma bilang butuh waktu." Santi mengerutkan kening. "Waktu untuk apa?" "Untuk memikirkan hubunganku sama Tamara, Ma." Jason menghempaskan badan ke atas sofa dan menghela napas dalam-dalam. "Memikirkan gimana maksud kamu? Kalian ini sudah tunangan dan sebentar lagi akan menikah.""Ma, aku nggak yakin mau menikah dengan Tamara."Sepasang mata Santi membulat. Dia tentu tidak senang dengan ucapan sang putra. "Nggak yakin gi
Baca selengkapnya

Kecemburuan Tamara

Tamara duduk di sebuah cafe menunggu seseorang. Tak lama kemudian, seorang pria berkemeja hitam datang menghampiri. Pria itu membungkuk memberi hormat pada Tamara, kemudian duduk di seberang meja perempuan itu."Gimana, ada info?" tanya Tamara tak sabar. "Sejauh ini saya tidak melihat Pak Jason bersama seorang wanita, kecuali asisten pribadinya, Nona Tamara.""Asisten pribadi? Sejak kapan dia punya asisten pribadi?" Tamara mengerutkan kening. "Seperti apa asisten pribadinya?" Pria itu mengeluarkan ponsel dan menggulirnya sejenak. Kemudian menunjukkan foto seorang wanita cantik pada Tamara. Perempuan itu menunjukkan wajah tak sukanya. "Ini asisten pribadinya?" tanya Tamara. "Benar, Nona. Akhir pekan kemarin Pak Jason mengajaknya ke Puncak untuk acara gathering para pengusaha muda.""Ow, jadi Jason kemarin ke Puncak dengan asisten pribadinya?" Napas Tamara memburu. Asisten pribadi Jason sangat cantik. Tamara tidak bisa menahan rasa curiganya. Bisa saja Jason ada main dengan perempu
Baca selengkapnya

Rumah Baru Nila

Jason duduk di meja kerjanya, sibuk menyelesaikan tumpukan laporan yang menumpuk. Hari ini, dia menerima laporan dari anak buahnya, Rolland, tentang informasi penting mengenai Nila. Dia memang memerintahkan anak buzhnya untuk mengumpulkan informasi tentang perempuan itu dan apa yang dibutuhkannya. Rolland memberitahu Jason bahwa Nila tinggal di sebuah rumah kontrakan yang sempit dan tidak layak huni menurut pendapat Jason yang sudah terbiasa hidup di rumah besar dan mewah.Jason merasa prihatin mendengar kabar tersebut. Dia tidak bisa membiarkan Nila hidup menderita. Tanpa ragu, Jason memutuskan untuk memberikan Nila rumah baru yang lebih baik. Dia ingin memastikan bahwa Nila memiliki tempat yang nyaman untuk pulang setelah seharian bekerja keras. Jason segera menghubungi agen properti terpercaya untuk mencari rumah yang sesuai dengan kebutuhan Nila.Setelah beberapa hari mencari, Jason menemukan rumah yang sempurna untuk Nila. Rumah itu terletak di lingkungan yang aman dan tenang, de
Baca selengkapnya

Semakin Mendekat

Mata Tamara membulat saat pria yang duduk di hadapannya itu memberi sebuah kabar yang sangat mengejutkan bagi dirinya. Kepalan tangannya memukul meja untuk melampiaskan kekesalannya. Bagaimana mungkin Jason membelikan rumah baru pada asisten pribadinya. Pasti ada sesuatu di balik semua yang dilakukan Jason. Dada Tamara bergemuruh. Asisten Jason adalah perempuan yang menarik dan bisa dikategorikan cantik. Bukan tidak mungkin Jason menaruh hati padanya."Awasi terus perempuan itu. Awasi Jason juga saat bersama perempuan itu ke mana pun mereka pergi," titah Tamara pada anak buahnya itu."Baik, Nona Tamara." Dada Tamara bergemuruh. Dia harus selalu mengawasi gerak-gerik Jason di kantor. Hatinya begitu menaruh curiga pada asisten pribadi tunangannya itu.Sementara itu di kantornya, Jason meminta Nila untuk menemaninya makan siang. Namun, Nila tampak ragu-ragu. Dia takut tiba-tiba tunangan bosnya itu datang dan akan membuat masalah dengannya. "Kamu sepertinya tidak berkenan menemani saya
Baca selengkapnya

Seperti Keluarga Kecil Bahagia

 Nila melangkah masuk ke halaman sekolah Haiden untuk menjemput putranya sore itu. Dia sedikit terlambat karena Jason memberinya tugas sebelum pria itu pergi meninggalkan kantor. Namun, saat hampir sampai di luar kelas Haiden, dia terkejut melihat putranya sedang bersama dengan seorang pria. "Mama!" seru Haiden memanggilnya. Nila yang begitu kaget saat pria itu berbalik. Pria itu pun terkejut melihatnya. "Pak Jason?" ucap Nila dengan tenggorokan tercekat. "Nila, kenapa kamu di sini?" Jason menggandeng tangan Haiden mendekat pada Nila. Dia pun tak kalah terkejutnya saat Haiden menghambur pada Nila. "Ini mamaku, Om." Ucapan Haiden membuat Jason membulatkan mata. "Mama, ini Om Baik Hati," ucap bocah itu memperkenalkan. Nila dan Jason saling menatap satu sama lain. "Jadi, ternyata kamu mamanya Haiden?" tanya Jason. Pria itu telihat senang."Iya, Pak. Haiden juga sering bercerita tentang Om Baik Hati. Te
Baca selengkapnya

Aturan Konyol

Nila duduk di pantry sambil menyesapi kopi yang beberapa saat lalu dia buat. Pikirannya melayang ke mana-mana. Tepatnya, ke dalam ruangan bioskop di mana Jason menciumnya. Dia bingung menyikapi perlakuan Jason. Setelah kontak fisik mereka yang begitu dekat itu, tidak ada pembicaraan yang terjadi di antara dirinya dan Jason tentang hal itu. Namun sikap Jason padanya begitu perhatian. Apalagi terhadap Haiden. Nila memang tidak berani berharap Jason akan mengutarakan perasaannya. Dia juga sadar posisi Jason. Namun perempuan mana yang tidak melayang jika diperlakukan seromantis itu, apalagi oleh seorang pria yang memiliki sejuta pesona. "Hei, ngelamun aja." Danu yang baru saja masuk ke dalam pantry membuat Nila terkesiap. Lamunannya tentang Jason buyar. "Ngagetin aja deh, Pak," gerutu Nila sambil mulutnya mengerucut."Habisnya kamu ngelamun gitu. Kesambet loh ntar," kekeh Danu sambil menarik kursi di seberang meja Nila. "Mikirin apa sih?" tanyanya penasaran."Nggak mikirin apa-apa kok,
Baca selengkapnya

Keputusan

Jason menemui Tamara di apartemen mewahnya di tengah kota. Tamara tampak senang saat membuka pintu dan menyambut Jason dengan ciuman hangat di pipi. "Aku merindukanmu, Sayang. Ayo masuk," kata Tamara sambil menggandeng tangan Jason. Namun, Jason pelan menarik tangannya, membuat perempuan itu mengerutkan kening.Suasana berubah drastis ketika mereka duduk di sofa. Jason terlihat tegang, dan tatapan matanya terkesan bingung dan penuh keragu-raguan. Tamara merasa ada yang tidak beres."Apa yang terjadi, Jason? Kamu terlihat cemas. Apa kamu sedang ada masalah?" Tanya Tamara dengan nada khawatir.Jason mengambil napas dalam-dalam sebelum menjawab dengan suara gemetar, "Tamara, aku datang kemari bukan untuk alasan yang menyenangkan." Wajahnya tampak sedih namun juga determinasi. "Aku ingin memutuskan hubungan kita."Tamara merasa dunianya hancur dalam sekejap. Ia tidak mampu mempercayai apa yang baru saja didengarnya. "Memutuskan hubungan kita? Tapi ... kenapa, Jason? Apa yang salah?"Jason
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status