Nila yang baru saja turun dari taksi dikejutkan dengan pria yang duduk di teras rumahnya. Netranya memicing, memastikan siapa pria itu.“Danu?” panggil Nila ragu.Pria yang semula memperhatikan tanaman itu mendongak lalu berdiri. “Hai, rindu aku?”“Astaga, ke mana saja kamu?” balas Nila.“Aku sedang berobat-maksudku Ayahku, aku mengantarnya berobat di Singapura,” ujar Danu.“Aku tahu itu, maksudku kamu menghilang ke mana? Kamu tidak bisa dihubungi, seakan-akan kamu yang berobat saja,” tukas Nila diakhiri kekehan.“Ya, begitulah. Oh ya, Haiden apa kabar?” tanya Danu.“Aku lengah Dan, aku membiarkan seseorang mengotori otak bersihnya. Dia sudah mengetahui banyak kosa kata buruk di usianya yang sedini ini, seharusnya aku menjaganya,” balas Nila lesu.“Apa yang terjadi?” tanya Danu prihatin.“Pernah, dia pulang dengan wajah penuh memar. Saat aku menanyainya, justru jawaban yang aku dengar sangat menyeramkan.” Nila kembali mengingat kata-kata kasar yang dilontarkan Haiden hari itu.“Haiden
Read more