Tous les chapitres de : Chapitre 101 - Chapitre 110
132
100. Pim disayang
Namun, alih-alih sesuai dugaan para wali murid yang ada di ruangan itu, senyuman Shane justru muncul kembali setelah melihat wajah Primrose, dan hal itu langsung menghancurkan ekspektasi para wali murid yang tak ingin anak Helena sekolah di sana. Gadis kecil itu bahkan berteriak lantang. “Shane!”Semua mata memandang pelukan hangat yang diberikan Shane Digory pada gadis cilik itu. Manik coklat hazelnut bertabrakan dengan iris hijau zamrud Helena, sebelum Shane kembali menatap Primrose dan meninggalkan Helena dengan kesan dingin.“Bagaimana keputusan Anda?” tanya Shane melihat ke kepala sekolah itu.“Sa-saya sesuai keputusan awal akan memberhentikan Primrose dari sekolah ini karena-.” Mada menelan salivanya, ia yang biasanya bersikap tegas ternyata bisa ketakutan juga menghadapi Shane Digory. “urusan keluarganya membuat ketenangan sekolah ini terganggu.”“Saya keberatan atas keputusan yang Anda berikan pada Pim. Ini merupakan pelanggaran pertamanya, dan Anda sudah mau mendepak anak di
Read More
101. Kenyataannya
“Nyonya Grace!” potong Ibu Mada ketika Grace meneriakkan bantahannya. “Masalah sudah selesai.”Suasana yang tadi cair kembali tegang akibat Grace, sampai akhirnya Shane buka suara kembali. “Baik, kurasa masalah ini sudah selesai. Bahkan anak-anak lebih pintar menyelesaikan masalahnya ketimbang orang tua,” sindir Shane sambil menggendong Primrose. “Aku akan menanggung biaya pengobatan untuk anak-anak yang terkena pukul Pim.”Grace tertawa keras meremehkan, ia tahu Shane Digory tapi tampaknya benar-benar tak tahu seberapa hebat pria itu. “Suamiku direktur rumah sakit Salt Lake, kau tak perlu repot-repot untuk melakukan hal itu! Entah kau siapa, tapi kami memiliki banyak uang dari rumah sakit itu.”Shane tersenyum tipis. “Kurasa dengan kelakuanmu, aku tak perlu repot-repot mencari alasan untuk menghentikan kerja sama dengan rumah sakit Salt Lake.” Grace langsung bungkam dengan mata terbelalak. Bukan hanya Grace yang merasa ancaman itu, semua orang yang berada di dalam ruangan itu juga
Read More
102. Berbohong
Helena nyaris kehilangan kata-katanya terlebih ada Shane di cafe itu dan sedang mendengar percakapan ini. Di sisi lain ekspresi Barbara juga sangat menghakimi Helena. “Kenyataannya tidak begitu. Jangan berbohong bukankah begitu Mama mengajarimu” lanjut Helena. Ia merasa bersalah pada Primrose, ia mengajar anaknya jangan berbohong padahal dia sendiri baru saja berbohong. Setelah berkata itu, Helena melirik ke arah Shane, lelaki itu terlihat tidak menyimak pembicaraan Helena dan sedang berbicara dengan Jasper. Hal itu membuat Helena lega. Namun, Barbara yang juga tahu kenyataannya terlihat menggelengkan kepalanya dengan ekspresi kecewa akibat ucapan Helena, tapi ia tahu ia tak boleh ikut campur dalam hal ini. “Pim minta maaf, Ma,” ucap Primrose menahan tangis. Helena langsung berlutut agar manik matanya sejajar dengan iris coklat hazelnut milik Primrose. ‘Mama lah yang salah, Pim.’ Raut wajah Helena juga ikut tampak menahan tangis sebelum menarik Primrose ke pelukannya. “Maafk
Read More
103. Kebenarannya
Helena langsung mematung di tempatnya, wajah cantiknya pias karena terkejut akan apa yang diucapkan Shane. ‘Ia tahu!’ Apartemen kecil itu terasa semakin sempit dengan ketegangan yang menggelayut di udara, dua sosok manusia saling berhadapan. Sebuah atmosfer yang tegang dan hening menyelinap di antara mereka, memenuhi ruangan dengan keheningan yang menusuk. Helena memalingkan wajahnya dari Shane, ia tak berani menatap manik coklat hazelnut yang selalu terlihat sangat menakjubkan itu, menurutnya. Di sudut ruang tengah apartemen itu, Shane Digory berdiri dengan postur tegak, tatapannya tajam dan tampak menyala. Terlihat Shane menahan diri untuk tidak mengungkapkan amarahnya dengan segera, tapi gesekan itu jelas terlihat dalam cara dia menatap perempuan berambut hitam di hadapannya. Sementara itu, Helena juga berdiri dengan ekspresi, wajahnya mencerminkan kebingungan dan ketakutan. Ia sedang menyusun kata-kata untuk mengekspresikan apa yang ada di pikirannya yang kalut tanpa harus mempe
Read More
104. Ancaman Shane
Manik mata Helena langsung membulat, ia bergetar mendengar ucapan serupa ancaman yang baru saja dilontarkan Shane Digory. Hal yang paling Helena takuti sepanjang hidupnya. Helena langsung memukul dada bidang lelaki tinggi besar itu. “Kau tak akan pernah bisa memisahkan aku dengan Pim!” jerit wanita berambut panjang itu dengan wajah memerah. Sontak Shane langsung menggenggam pergelangan tangan Helena, menahan wanita itu dari memukul tubuhnya. “Dan kau kira kau bisa memisahkan ayah dengan anaknya, Helena?” Wajah Helena masih merah padam dan menatap Shane dengan ekspresi marah. “Aku tak akan membiarkan kau membawa anakku!” Helena masih berusaha mencegah apa yang dikatakan Shane, ia sekarang mendorong lelaki tinggi besar itu, tentu usaha yang sia-sia karena Shane tak bergeser seujung jari pun. “Aku akan melaporkanmu atas tindak pidana penculikan Shane jika kau berani coba-coba melakukannya!” Helena seakan lupa, orang yang ia hadapi adalah seorang Shane Digory. Shane nyaris tertawa
Read More
105. Pim tahu!
“Pim,” panggi Helena dengan terkejut. “Ka-kau tidak tidur?” Helena langsung mendekat ke anak gadisnya, berusaha mencoba tersenyum sambil bertanya-tanya dalam hati. ‘Apa Pim mendengarnya?’ Namun, Helena sepertinya sudah tahu dari mata bocah kecil itu yang memerah menahan tangis. “Pim… .” Primrose menahan isak tangisnya ketika mendekati ibunya. “Ma… mama bohong sama Pim?” tanya Primrose dengan suara bergetar. Helena mengembuskan napasnya, berusaha melepas rasa sesak yang sekarang malah mengikat kencang di dadanya. Ia kembali tak sanggup berkata apa pun. Iris coklat hazelnut dan rambut abu gelap milik Primrose seakan mengingatkan Helena dengan kejadian tadi ketika ia bertemu dengan mantan suaminya. Shane begitu mirip dengan Primrose dan mereka sama-sama memiliki ekspresi kecewa yang tercetak jelas di wajah masing-masing. “Kau adalah orang yang paling kupercaya, Helena. Diantara semua orang.” Helena terbayang wajah Shane ketika berkata seperti itu karena ekspresi yang anak semata wa
Read More
106. Hilang
Malam hari berganti dengan fajar dengan sekejap mata. Helena nyaris tak bisa tidur semalaman. Ia sibuk menyiapkan segala sesuatunya untuk dirinya dan gadis kecilnya yang akan bersiap pergi meninggalkan kota ini dengan segera. Kota Salt Lake masih sangat tenang pagi itu, waktu memang terasa lebih lambat untuk di mulai di kota kecil yang terkenal jarang penduduk itu. Berbeda dengan Digory Valley tempat Shane tinggal di dalam istana megahnya. Shane mengaduk kopi paginya yang dibawakan awal hari itu oleh Jasper dengan wajah yang tak jauh beda ketika asisten pribadinya itu menjemputnya dari apartemen Helena kemarin sore. Wajah tampan Shane masih masam. Jasper jadi sedikit ragu menyampaikan laporan paginya yang biasa ia lakukan saat bos besarnya itu sedang sarapan. “Apa yang ingin kamu katakan?” tanya Shane menyadari asisten pribadinya terlihat gundah. “Saya ingin menanyakan tentang persiapan pesta pernikahan yang sudah dilakuan, Tuan Shane. Venue dan segala tentang pernikahan yang s
Read More
107. Musuh lama
Bergegas Helena pergi ke cafe walau tadi ia berharap orang terakhir yang ia temui pagi ini adalah mantan suaminya tapi sekarang harapan itu berbalik. Helena benar-benar ingin bertemu Shane Digory. Namun, cafe itu masih sepi tak ada jejak kedatangan Shane Digory seperti biasanya. ‘Apa ia membawa Pim dan meninggalkan kota begitu saja.’ Pikiran Helena mulai berkecamuk tak menentu. Ia mulai menuduh Shane membabi buta dengan kesedihan yang sarat di matanya. Helena mencoba menghubungi Jeremy sesaat setelah di cafe. “Jeremy, maaf aku menghubungimu sepagi ini, tapi apa kau tahu nomor telepon Shane?” Terdengar suara mengantuk di ujung sambungan dan wajah Helena berubah dengan raut kecewa saat Jeremy menjawab, “aku tak punya. Kau kira aku siapa Helena. Tapi bukankah kau-.” Helena langsung memotong pembicaraan Jeremy. “Apa kau tak bisa memintakan nomor Shane pada Jasper?” Alih-alih menjawab Jeremy malah bertanya balik.“Kau tak punya nomor Tuan Shane? Bukankah kalian-.” Helena terdengar s
Read More
108. Perintah Athena
Helena menghembuskan napas kesal. “Apa yang harus aku lakukan?” Athena tersenyum licik. “Aku senang kau cepat tanggap.” Wanita berambut merah itu kemudian memerintahkan ke arah anak buahnya. “Panggil wartawan kesini segera.” Alis Helena langsung bertaut tapi ia belum sempat bertanya apa pun saat Athena berbalik melihatnya sembari berkacak pinggang. “Kau harus mengatakan persis sesuai apa yang aku inginkan. Tak peduli dengan nama baik, yang terpenting adalah anak itu kan bagimu?” Helena tak menjawab pertanyaan basa-basi Athena. “Cepat katakan apa maumu, aku ingin segera bertemu anakku!” “Baiklah- baiklah tenang dulu, brengsek,” umpat Athena sambil menyeringai. Ia kemudian melihat Helena yang berdiri di hadapannya dari ujung kaki hingga ujung rambutnya dengan pandangan meremehkan. “Setelah itu kau harus pergi dari kota ini, menghilang jauh! Kabar baiknya aku akan membiayai kepergianmu sekaligus kebutuhanmu selama ya-.” Athena tampak menimbang-nimbang sebentar. “Satu minggu.” Wanita
Read More
109. Salah Sasaran
Namun, belum sempat Athena melangkah keluar, pergelangan tangan wanita cantik berambut merah itu ditahan oleh Helena. “Tunjukkan padaku kalau anakku masih aman.” Wajah Athena berkernyit kesal. “Tenang saja ia aman! Kalau kau tak melakukannya maka akan ku perintahkan anak buahku memberi anak kecil itu sedikit pelajaran.” Muka Helena langsung sepucat kapas. “Ja- jangan lakukan itu. Aku yang salah. Jadi jangan menyakiti anakku.” Athena langsung menghentikan tangannya untuk menepis tangan Helena yang memegang pergelangannya. “Lakukan sesuai mau ku, hanya setengah jam dan aku akan membiarkan kalian berdua pergi ke luar negeri. Jauh dari Shane Digory.” Helena mengangguk patuh. ‘Setidaknya begitulah yang aku inginkan walau harus mengorbankan Shane. Maafkan aku Shane.’ Athena melenggang keluar, siap memerintahkan anak buahnya untuk menyuruh para wartawan masuk. ‘Shane akan memaafkanku sekarang, semua kesalahan sekali lagi ku timpakan pada Helena.’ Athena tersenyum lebar sambil memikirkan
Read More
Dernier
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status