Terima kasih telah membaca, maaf telat update...
Namun, belum sempat Athena melangkah keluar, pergelangan tangan wanita cantik berambut merah itu ditahan oleh Helena. “Tunjukkan padaku kalau anakku masih aman.” Wajah Athena berkernyit kesal. “Tenang saja ia aman! Kalau kau tak melakukannya maka akan ku perintahkan anak buahku memberi anak kecil itu sedikit pelajaran.” Muka Helena langsung sepucat kapas. “Ja- jangan lakukan itu. Aku yang salah. Jadi jangan menyakiti anakku.” Athena langsung menghentikan tangannya untuk menepis tangan Helena yang memegang pergelangannya. “Lakukan sesuai mau ku, hanya setengah jam dan aku akan membiarkan kalian berdua pergi ke luar negeri. Jauh dari Shane Digory.” Helena mengangguk patuh. ‘Setidaknya begitulah yang aku inginkan walau harus mengorbankan Shane. Maafkan aku Shane.’ Athena melenggang keluar, siap memerintahkan anak buahnya untuk menyuruh para wartawan masuk. ‘Shane akan memaafkanku sekarang, semua kesalahan sekali lagi ku timpakan pada Helena.’ Athena tersenyum lebar sambil memikirkan
Wajah Shane dan wajah Primrose bergantian muncul di benak Helena sekarang. Ia seakan memakan buah simalakama, mengorbankan cintanya atau anaknya. Sebuah pikiran terlintas di pikiran Helena. ‘Bagaimana jika aku yang pergi? Shane dan Pim bisa tinggal bersama, dan aku tak perlu mengorbankan salah satu diantara mereka… ‘ Tapi ia yakin dirinya tak akan bisa hidup jika harus berpisah dengan Primrose, karena itu Helena mencoba egois dan memutuskan untuk membiarkan Shane kembali dengan kekasihnya, Athena. ‘Walau berbohong pada Shane, Athena tak akan menyakiti pria itu. Ia sangat mencintai Shane.’ Tanpa Helena ketahui penilaiannya tentang Athena salah besar. Athena sudah berselingkuh berkali-kali di belakang Shane. Serangan kecemasan menyelimuti Helena. Keringat dingin menjalar pelan menuruni pundaknya. Ia yang tak biasa menjadi pusat perhatian publik sekarang harus bersiap menghadapi ratusan kamera yang menyoroti wajahnya. Helena harus terlihat sewajar mungkin di depan wartawan agar anakn
Beberapa jam sebelumnya, Shane sedang berjalan di selasar kantor pusat Digory group yang merupakan tempat inti dari segala bisnis milik keluarga Digory. Kantor itu berada di gedung besar nan mewah, berdiri angkuh di tengah-tengah dinginnya pusat kota Digory Valley. Perasaan Shane sedang tak menentu semenjak terakhir ia menginjakkan kakinya di apartemen Helena. Mendapati kalau mantan istrinya juga berbohong padanya selama ini dan menyembunyikan anak mereka. ‘Bukankah apa yang ia lakukan padaku itu sangat keterlaluan? Tapi apakah yang pernah aku lakukan pada Helena juga keterlaluan?’Shane akhirnya merenungi apa yang telah ia lakukan pada Helena selama ini sepanjang pernikahan mereka. Shane mengembuskan napas pelan. ‘Pada akhirnya kita akan seperti ini ya, Helena.’ Tiba-tiba suara teriakan mantan istrinya itu terdengar jelas di telinga Shane, menghentikan langkahnya yang sedang berjalan di selasar kantornya yang mewah. Shane setengah berlari ke arah cafetaria karena mendengar sumber
Helena tak berharap apa pun pada kedatangan Shane. Tapi ia merasa sedikit tertolong saat semua mata dan arah kamera berputar terpusat ke arah lelaki tampan itu.Shane berjalan dengan ekspresi dingin, membelah kerumunan wartawan yang mengerubungi Helena. Membuat semua orang hanya mengikuti langkah kakinya yang mendekat ke arah Helena. “Apa yang kau lakukan?” tanya Shane pada wanita berambut hitam panjang itu. Helena hanya bisa diam. Ia akhirnya sadar maksud kedatangan mantan suaminya ke sini. ‘Shane juga bermaksud menghukumku sekarang.’Seorang wartawan nekat memecah suasana tegang itu dengan menyodorkan alat rekannya pada Shane. “Tuan Shane apakah maksud kedatangan Anda ke sini ingin memberi pelajaran pada wanita yang mengganggu kekasih Anda?”Shane tersenyum tipis sebelum menanggapi pertanyaan wartawan itu. “Tentu.”Jawaban singkat Shane dengan wajah terlihat lebih ramah membuat wartawan lain ramai-ramai melontarkan pertanyaan. Mereka seolah-olah lupa kalau wawancara itu ditujukan
“Kalian pernah menikah? Anda dan Nona Helena?”“Siapa wanita ini? Kenapa kami tak pernah mendengar dia sebelumnya?”Alih-alih menjawab, Shane malah menatap lembut ke arah Helena yang sekarang berada di sampingnya. Tangan Shane melingkar di atas pundak kecil milik Helena. “Ya ia adalah mantan istriku dan kami akan rujuk kembali,” ulang Shane seakan tak mempedulikan efek ucapannya. “Kau gila?” bisik Helena agar tak terdengar oleh siapa pun disekitar mereka. Helena menatap Shane tak percaya, bola matanya seperti akan melompat keluar. “Kau mabuk, Shane? Atau kau hanya ingin membuatku semakin menderita? Kumohon aku benar-benar tak tahu harus bagaimana menghadapimu dan tunanganmu, aku akan menyingkir segera dari kehidupan kalian tapi jangan sampai menyakiti Pim,” pinta Helena dengan suara serak menahan tangisnya yang nyaris pecah. Helena mencengkram kemeja hitam milik Shane, adegan itu terlihat mesra bagi yang tak mengetahui hubungan mereka. Tapi tubuh Helena terasa limbung dan satu-sat
Brian Scoot datang dengan wajah lesu menunduk ke bawah, sangat jauh dari dirinya yang penuh rasa percaya diri selama ini. Shane langsung merangkulnya seakan mereka tak pernah berselisih sebelumnya.“Dan aku sudah merestui hubungan mereka dengan move on ke mantan istriku. Kisah cinta yang lumayan menarik kan?” ucap Shane dengan nada bercanda sambil melepas rangkulannya pada Brian Scoot. Kali ini wajah Athena memucat, ia menggelengkan kepala melihat Brian Scoot berada di hadapannya, berharap laki-laki itu menyangkal apa yang Shane katakan. Hanya saja bagi Brian Scoot sekarang nyawanya lebih terancam daripada cinta seumur hidupnya. “Ya, aku berselingkuh dengan Athena sudah lama.” Brian Scoot memalingkan muka dari Athena yang sedang menatapnya tajam. “Dan aku punya banyak bukti dari hubungan kami yang telah lama berlangsung.”“Itu tidak benar!” Athena membantah dengan jeritan keras. Tapi tampaknya itu sia-sia belaka. Simpati publik sudah berbalik menyerang Athena. Semua mewajarkan apa
“Shane…” Helena mencoba membantah ide itu. “Kenapa kita harus menikah?” Helena menelan salivanya dengan dahi berkerut. “Apa kau senang Pim disebut anak yang tak jelas asal usulnya?”Helena kembali bungkam. “Setelah pernikahan kita ia akan resmi menjadi anakku, ahli waris Digory.”Jari jemari Helena bergetar di pangkuannya mendengar nama Digory. Semua pengalaman mengerikan dengan keluarga itu masih terngiang jelas di ingatan nya dan sekarang Shane, orang yang paling dalam menancapkan trauma padanya berharap dirinya kembali menempuh jalan yang tak ingin ia lalui lagi. Helena mengangguk pelan, paham akan arti ucapan Shane. ‘Pernikahan ini hanya untuk dirinya memiliki ahli waris kan? Jangan berharap kisah romantis Helena.’“Kalau kita tak perlu menikah, bagaimana? Aku tak akan membatasimu menemui Pim, Shane. Dan aku juga akan mengganti nama keluarga Pim dengan,” Helena menarik napas sesaat sebelum mengucapkan nama belakang, “Digory.”Shane tercenung, ia menatap Helena tajam. Ia ingin m
Waktu berjalan bagai sekejap mata, rasanya baru beberapa jam yang lalu Helena selamat dari jebakan Athena, padahal itu telah terjadi dua hari yang lalu. Dan sekarang di sinilah Helena berdiri di sebuah ruang penuh kaca dengan baju warna putih tulang yang membingkai tubuhnya. “Mama seperti bidadari, di film hilangnya bidadari!” puji Primrose dengan suara lantang. Tak henti-hentinya ia dengan mata berbinar- binar memuji kecantikan ibunya sedari tadi. “Cantik sekali!”“Terima kasih, Sayang,” balas Helena sambil mencium puncak kepala Primrose dengan lembut. “Tapi kau benar-benar cantik sekali, Nyonya Helena!” Barbara yang sekarang mengenakan pakaian bridesmaid berwarna merah muda pucat juga ikut memujinya. “Nyonya? Sejak kapan kau memanggilku begitu, Barbara?”Wanita yang kali ini mengecat rambutnya agar senada dengan pakaian yang ia kenakan sekarang itu tertawa canggung. “Kau akan menikahi Shane -luar biasa- Digory, Helena- eh maksudku Nyonya Helena. Aku dan kau, Nyonya dan kami rakya