Home / Romansa / Mantan Istri CEO Dingin / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Mantan Istri CEO Dingin: Chapter 1 - Chapter 10

132 Chapters

Prolog

Tak!Shane Digory melempar pulpen begitu melihat istrinya itu tampak kebingungan mencari alat tulis. Pulpen itu tepat jatuh satu meter dari kaki Helena."Hei, cepat tanda tangani surat itu. Besok Jasper akan membawa surat itu ke pengadilan," perintah Shane Digory lagi tanpa perlu repot-repot memanggil nama Helena. Bahkan mungkin pria itu lupa nama istrinya. Ia benar-benar ingin segera mengantongi akta cerai.Helena segera mengambil pulpen itu kemudian kembali duduk di hadapan suaminya. Mencoba untuk tak terlihat ketakutan, Helena menelan salivanya sambil menahan tangannya yang gemetar. Helena membubuhkan tanda tangannya di kertas bertuliskan surat cerai itu.'Selamat tinggal cinta pertamaku,' ucap Helena dalam hati.Shane Digory tersenyum puas setelah melihat tinta hitam di atas surat cerainya. Kemudian pandangannya teralih ke wajah 'calon' mantan istrinya itu. 'Kenapa ia tampak menyedihkan?'Shane Digory baru menyadari baju Helena terlihat kusam dan pudar. Shane Digory bahkan hapal p
Read more

1. Pemakaman

Rumah duka itu telah dipenuhi klan Digory. Sebuah keluarga yang terkenal kaya raya seantero Digory Valley, bahkan kota ini pun dinamakan sesuai dengan marga mereka. Namun, tak seperti pemakaman pada umumnya, wajah-wajah para tamu tak menampakan kesedihan, seolah mereka tak kehilangan salah satu anggota keluarga paling penting di keluarga itu. Graham Digory dikebumikan hari itu setelah dirawat di rumah sakit ternama miliknya selama berbulan-bulan. Sungguh ironi, harta yang melimpah ruah pun tak sanggup mengembalikan nyawanya. Tampak para pelayan sibuk menyuguhkan sup daging dan minuman anggur mewah di upacara kematian itu, hingga membuat acara di pagi ini lebih mirip sebuah pesta perjamuan dengan acara utama pembagian harta warisan milik sang mendiang. Para tamu yang kesemuanya memiliki nama belakang "Digory" itu tak sungkan lagi untuk mengembangkan senyum mereka yang terlihat senang ketimbang sedih di acara sakral yang seharusnya penuh kesyahduan itu.Helena menatap sendu pada pet
Read more

2. Istri Sah

Seorang pria yang bahkan tanpa bicara sepatah katapun tampak sangat karismatik sekaligus kejam. Pria dengan tatapan setajam elang dari manik coklat hazelnutnya yang berpadu dengan alis mata tebal dan rahang tajam. Sosoknya yang tinggi besar tampak sangat menonjol di antara para tamu yang berkumpul di aula.Shane menatap ke sekitar ruangan sebelum melangkah lebih dalam ke rumah duka itu. Beberapa tamu yang sudah berkumpul sedari tadi terlihat menunduk dan mengalihkan pandangan. Tampak tak berani menatap balik pada manik coklat hazelnut milik lelaki itu.Begitu Shane Digory melangkah masuk, aura berat dan kelam langsung menyelimuti rumah duka itu. Pria itu sangat karismatik hingga membuat seisi tamu yang menyandang nama belakang Digory yang terkenal sombong dan angkuh langsung bungkam bagai sekelompok domba di peternakan, begitu patuh dan ketakutan pada serigala.Maggie menatap horor, begitupun Hans yang seakan bersembunyi di balik tubuh istrinya yang gemuk itu.Dengan langkah tegap tan
Read more

3. Orang Tersayang

“Halo?”“Nona Helena, dari tadi kami mencoba menghubungi Anda. Bisakah Anda segera kemari?” ucap suara di seberang sana. “Keadaanya sungguh sangat mengkhawatirkan. Kami butuh transfusi darah Anda segera–.” Tiba-tiba pembicaraan itu terputus begitu saja. Helena berulang kali mengucapkan kata “halo” dengan panik, sampai akhirnya ia melihat bar sinyal ponselnya kembali menghilang. Jantung Helena berdetak cepat akibat kalimat terakhir dari orang yang baru saja menghubunginya. Ia harus segera ke rumah sakit Digory yang berada di tengah kota sedangkan rumah duka ini terletak jauh di pinggiran, bahkan sinyal handphone yang sedari tadi timbul tenggelam seolah menghilang sekarang. Helena tadi berangkat ke sini menumpangi mobil ambulans yang membawa jenazah Graham Digory, sedangkan tak ada satu pun moda transportasi umum yang akan melewati tempat ini, ia juga tidak bisa menghubungi taxi online karena masalah sinyal.Helena melihat mobil yang ditumpangi Shane Digory belum berpindah dari pelat
Read more

4. Jebakan

“Aku akan mengantarmu,” ujar seseorang dari dalam mobil mewah itu. Kaca mobil yang gelap menyamarkan si pemilik suara. Tapi Helena mengenal suara siapa di balik jendela itu.“Mau Anda apa?” tanya Helena dengan nada dingin.Pria itu menurunkan kaca mobilnya, senyum terkembang dari balik kumis klimisnya. "Aku mau mengantarmu, Helena," ujar Hans dengan tatapan mesumnya."Aku tahu Anda tak mungkin melakukan apa pun untukku dengan sukarela," tolak Helena sambil berjalan kaki. Dibohongi oleh Kate Windsor merupakan pelajar untuknya di siang ini, Helena tak ingin dibodohi lagi untuk kedua kalinya oleh keluarga Digory. Terlebih Hans adalah pria yang berani terang-terangan melakukan pelecehan padanya."Astaga, Helena! Kenapa kau berpikiran begitu buruk pada Paman? Bukankah kita keluarga?"“Bukankah kita keluarga?” gumam Helena pelan sembari tertawa miris. 'Sejak kapan keluarga Digory selain Kakek Graham menganggapku keluarga?' Gadis itu mempercepat langkahnya sedangkan Hans masih mengikuti Hel
Read more

5. Kematian

Wanita itu menatap pria mesum yang baru saja melecehkannya dengan mata memerah, manik hijau zamrudnya di penuhi air mata. Helena merogoh sakunya dengan sisa tenaga yang ia miliki, mengambil sesuatu yang bisa menjadi senjata terakhir untuk melindungi diri.“ARGHHH!!!” erang Hans sambil menutup matanya. Pria itu bahkan menabrak langit-langit mobilnya sendiri. “Apa yang kau lakukan, Jalang!” makian Hans di sela-sela jerit kesakitannya.Helena baru saja menyemprotkan cairan desinfektan yang selalu ia bawa ke mata Hans. Seolah mendapatkan tenaga dari raungan kesakitan pria tua itu, Helena langsung menendang Hans hingga tersungkur di dekat kemudi mobil, selanjutnya dengan sigap gadis bertubuh kurus itu membuka pintu mobil dan segera berlari keluar.Helena berusaha berlari sejauh mungkin dari mobil bugatti yang baru saja ditumpanginya, sumpah serapah semakin frontal Hans lontarkan ketika tahu Helena pergi menjauhinya.“Kau akan mati di hutan, tak ada satupun yang melewati jalan ini, Pelacur!
Read more

6. Tanpa Arah

“Aku tak sanggup, kenapa kau tinggalkan Kakak sendiri, Rose?” gumam Helena ditengah isak tangisnya. Ia kembali jatuh terduduk di sebelah perawat yang bertuliskan “Brenda” di tag namanya.“Jasad adik Anda akan kami pindahkan ke kamar mayat dan menyiapkan pengkremasiannya jika Anda telah mengurus administrasi,” ucapnya seakan tanpa empati. Perawat itu tampak terlalu lelah menghadapi “tingkah” keluarga pasien.Helena masih tergugu sambil memeluk lututnya saat perawat itu pergi meninggalkannya di depan pintu kamar rawat inap mendiang adiknya. Helena menatap kosong ke arah mayat adiknya. Rose adalah satu-satunya alasan Helena untuk hidup. Wanita itu tak punya keluarga lain selain adiknya yang sekarang terbujur kaku di atas brankar. Rose dan Helena dibesarkan oleh orang tua yang abusive. Ayah mereka adalah seorang penjudi dan pemabuk, sedangkan ibu mereka adalah seorang pemarah yang melampiaskan rasa depresi akibat sikap buruk suaminya kepada kedua anaknya. Sejak kecil Rose dan Helena yang
Read more

7. Perceraian

Helena tak berani menatap balik pria yang sudah sah secara hukum dan agama sebagai suaminya. Wanita itu bahkan tak perlu mengangkat manik matanya hanya untuk melihat tatapan penuh kebencian dari suaminya. Tatapan yang dialamatkan kepadanya bahkan sebelum mereka membuat janji suci di altar pelaminan. Pandangan Helena sekarang hanya tertuju pada secarik kertas bertuliskan surat cerai di atas meja kayu jati yang tepat berada di depan Shane."Kenapa belum kau tandatangani juga? Kau ingin menunda dan mengatakan roh kakekku akan bangkit jika kau tandatangani surat cerai ini," sindir Shane sembari menggemeretakkan giginya kesal. Pria itu tak pernah menganggap Helena sebagai istri selama dua setengah tahun pernikahan mereka. Wanita di hadapannya itu tak lebih ia anggap sebagai benalu. Bahkan mungkin lebih dari itu. "Cepat tandatangani! Dan kau bisa bersenang-senang dengan semua selingkuhanmu!" "Baiklah," jawab Helena dengan suara tegas, menyembunyikan jari jemarinya yang bergetar. 'Kakek Gra
Read more

8. Bercinta Denganmu

Tawa meremehkan keluar dari bibir milik pria tampan bersurai abu gelap itu. “Cih, kau benar-benar seorang hyper ya?” sindir Shane sambil menggelengkan kepalanya. ‘Apa ia tak punya malu sama sekali. Ia sudah bercinta dengan entah berapa pria sepanjang hari hingga malam ini, kemudian sekarang ia ingin bercinta denganku? Kupikir selama ini ia tak mau karena selalu ku rendahkan, ternyata ia hanya menunggu waktu yang tepat.’’“Kalau kau tidak keberatan, aku hanya ingin kau menemaniku malam ini, Shane,” ujar Helena dengan ekspresi dingin, manik matanya menatap ke jendela besar dengan pemandangan malam tepat di belakang suaminya itu. ‘Aku tak ingin sendiri malam ini, walau untuk hal itu aku harus menukarkan milikku yang paling berharga.’Helena dengan himpitan ekonominya tentu sudah sering untuk ditawari hal-hal semacam ini, mulai dari lelang keperawanannya, hingga menjadi simpanan pejabat. ‘Aku tak ingin melakukannya dengan sembarang orang. Lagipula aku penasaran bagaimana rasanya dipeluk s
Read more

9. Gossip

Malam itu menjadi malam yang penuh keintiman tanpa romantisme bagi sepasang kekasih yang sedang bercinta di atas ranjang hingga pagi menjelang.Keesokan paginya Shane terbangun dengan keadaan segar bugar. Lelaki tampan dengan tubuh atletis itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar. Tak ada seorang pun di atas ranjang selain dirinya, begitupun di dalam kamar mewah itu. Shane sekarang hanya sendiri di kamar tidurnya.'Bodoh sekali, kenapa aku bisa terlelap begitu nyenyak setelah bercinta dengannya!' umpat Shane dalam hati. Kehangatan dan aroma tubuh Helena masih tersisa di ranjang Shane. 'Ia pasti sudah kembali ke kamarnya dengan terburu-buru. Untunglah ia tahu diri. Tapi rasanya tak seburuk yang kukira untuk seorang wanita murahan, malah semalam benar-benar menyenangkan, ia seperti–.'"Perawan?" ujar Shane begitu terkejut hingga menyuarakan apa yang ada dipikirannya, melihat sebuah noda darah di tempat bekas Helena berbaring kemarin. Segera ia menyibak selimut yang menutup tubuh
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status